Bab 5

15 1 0
                                    

Waktu terus berlalu, tak sadar saat ini sudah waktunya pulang sekolah. Aku mengemasi barang-barangku dan beranjak pulang.

"Alice!!"

Aku melihat kesumber suara itu. Ternyata Freya yang memanggilku, sepertinya dia menungguku di depan pintu kelas. Aku segera menghampirinya.

"Ada apa?" tanyaku.

"Jangan ceritakan tentang hidupku kesiapapun, apa kau bisa?" ucapnya.

"Tentu saja, jangan khawatir." Jawabku santai.

"Aku tau kau bisa kupercaya." Freya tersenyum.

"Mau ke café? Akan ada hal menarik disana." Imbuhnya.

"Memang aka nada apa disana?" tanyaku penasaran.

"Kau akan tau jika kau pergi kesana." Ucapnya.

"Baiklah, ayo kesana." Jawabku.

Kamipun pergi ke café itu. Dekorasinya sangat bagus, sepertinya aka nada yang berulang tahun hari ini atau sesuatu yang lain.

"Ada acara apa ini?" tanyaku.

"Tunggu dan lihat saja." Ucap Freya mengajaku duduk disalah satu meja.

"Mau pesan apa?" Tanya Freya.

"Americano Latte" ucapnya.

"Itu saja?" tanyaku.

"Ya, itu saja." Jawabnya.

Akupun pergi memesan. Dari kejauhan ku perhatikan Freya, dia sepertinya sedang memperhatikan sesuatu. Tapi aku tidak tau apa yang diperhatikan itu, sampai-sampai dia mengernyitkan dahinya. Setelah selesai memesan aku segera kembali dengan membawa dua gelas Americano.

"Apa yang kau lihat?" ucapku.

"Lihatlah kayu diatas itu, jika talinya terlepas akan mengenai gadis dibawah itu. Kemudian kepalanya akan bercucuran darah." Ucapnya.

"Hmm?" aku hanya mengernyitkan dahi.

Dalam hati aku berkata "Kenapa cara bicaranya sangat aneh?" . beberapa menit setelah itu terdapat seorang lelaki memasuki café dengan membawa bucket bunga besar. Lelaki itu menghampiri seorang perempuan yang dibicarakan Freya tadi. Sepertinya aku mengenal lelaki ini.

"Austin?" ucapku tanpa sadar.

Aku melihat Freya dia hanya tersenyum, tapi senyumannya terasa aneh.

"Freya itu Austin kan?" tanyaku.

"Ya[! Dan wanita itu Rara." Ucapnya santai.

"Mereka mau ngapain?" tanyaku.

"Hari ini adalah hari Valentine." Jelasnya singkat.

Aku menyaksikan romantisnya Austin kepada Rara, ada sedikit rasa iri dihatiku. Mungkin karena aku menyukai Austin. Aku melihat Freya dan dia berkata dengan pelan, namun terdengar jelas olehku.

"Aku menginginkannya!" ucapnya pelan sembari mengepalkan tangannya.

"Apa yang dia inginkan?" batinku setengah terkejut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang