┇C-7

868 179 31
                                    

.
Comment bre, kalau gak komen Jeongwoo gue culik, kalau komen Jeongwoo tetep gue culik, ehe
.
.
.



Haruto membawa teh kotak ditangannya, dia sebenarnya tidak pergi jauh, dia hanya membeli teh kotak di supermarket, karena di kios yang tadi sempat ia beli, teh kotaknya sudah habis.

Dan dia lupa memberi tau Jeongwoo tentang itu, jadi karena kasian dia memutuskan untuk membelikan Jeongwoo teh kotak.

Saat balik balik ketempat tadi, alangkah terkejutnya dia karena Jeongwoo sudah tidak ada disana.

Haruto sampai menggerutu sendiri, tau begini dia tidak akan mau mengasiani manusia kelebihan otak itu.

"Gue balik aja kali ya, palingan tuh bocah udah ada di rumahnya bang Yoshi."

-o0o-

"Loh Jeongwoo kok pulang bareng Junkyu? Haruto mana?" Tanya Yoshi ketika melihat Jeongwoo datang bersama Junkyu, juga dengan tangan yang penuh dengan belanjaan.

"Lah si Ruto belum sampai di sini? Gue tadi di tinggal." Adu Jeongwoo.

"Lah gak ada, Haruto belum balik, emang Haruto gak bilang mau kemana?"

Jeongwoo ngegeleng. "Engga bang."

"Lah terus tuh anak ilang kemana?" Yoshi mulai panik. "Utangnya sama gue masih banyak anjir, gak lucu kalau dia ilang."

Jihoon yang mendengarnya dari ruang tamu langsung menyipitkan matanya, menatap Yoshi dengan datar. Siap untuk mengeluarkan kata kata pedasnya.

Tapi, suara motor lebih dulu menghentikan niat julidnya itu, Haruto sudah datang. Dengan pandangan yang lebih datar. Kusut.

"Eh muka lu napa To, tegang banget kayak cucian belum di setrika." Tanya Yoshi kepada Haruto.

"Lah Yosh, emang cucian belum di setrika tegang? Kusut goblok." Akhirnya Jihoon dengan segala uneg uneg di kepalanya membalas ucapan Yoshi.

"Lah mana gue tau, yang gue tau gue ganteng, fiks valid no debat." Tegas Yoshi.

"Kak Yoshi ih, kalau ngomong suka bener deh." Mashiho menyengir di ujung sana.

Sementara Hyunsuk hanya pegang dada merasa kasihan dengan teman temannya yang pada kekurangan otak, dia sampai ingin membelikan otak tambahan kepada temannya.

"Haruto kamu kok tadi ngilang?" Itu Jeongwoo. Yang satu satunya kelebihan otak.

Haruto dengan datar menatap Jeongwoo. Kemudian memberikan teh kotak yang tadi ia beli.

"Noh, tadi gue mau beliin lo teh kotak soalnya dikios yang lo datengin udah habis teh kotaknya, tapi pas gue balik lo udah ngilang." Gerutu Haruto dalam satu tarikan nafas.

"Maaf Ruto, tadi aku-"

"Gak usah pake aku-kamu bangsat, jijik gue."

"Heh Hartono, berani lo bilangin bini gue 'bangsat' besok mulut lo pindah ke mata, anjing." Seru Junkyu marah, lalu menarik tangan Jeongwoo.

"Urus aja noh, dasar gay jijik gue." Setelah mengatakan hal itu, Haruto berjalan masuk kedalam rumah Yoshi tanpa mengatakan apapun.

"Anjir tai bangsat, sumpah kesel gue sama tuh orang, moga aja tuh orang gak mati pas dijalan."

"Heh, Junkyu gak boleh bilang gitu, nanti kamu kualat." Yoshi.

"Terus muka gue keliatan peduli? Enggak." Junkyu menjulurkan lidahnya.

"Hiks."

"LOH BEBEP JEONGWOO KOK NANGIS!?"

-o0o-

"

Baby Jeongwoo udah nangisnya, nanti kamu tambah item."

"Hueeeeee."

"Ya tuhan Junkyu, lo gak punya otak emang." Hyunsuk datang kemudian memeluk Jeongwoo dan menenangkannya.

Jadi, Jeongwoo menangis karena dikatain 'bangsat' oleh Haruto, juga karena merasa bersalah telah meninggalkan Haruto tadi sehingga kini Haruto marah padanya.

Teman temannya sampai bingung cara menghentikan tangisnya, masalahnya dia menangis pas osis mau melanjutkan rapatnya.

Kalau tidak rapat, Jeongwoo menangis darah pun tidak akan di pedulikan.


Soalnya Jeongwoo gak mungkin menangis darah.

Ngomong ngomong, sekarang Haruto sedang berada di kamar Yoshi, sepertinya masih kesal. Untung saja dia seksi sarana dan prasarana jadi tidak perlu pusing, yang penting sarana dan prasarana untuk kegiatannya sudah lengkap.

"Kak Yoshi, Mashi mau beli baju, tapi bingung mana yang cocok, warna merah atau warna biru."

Mashiho datang dengan membawa ponsel pintar ditangannya, dia berlari layaknya anak anjing yang baru saja mendapatkan tulang, benar benar ceria.

Terlalu ceria sehingga lupa kalau ada yang sedang menangis disini.

"Berhubung aku fashionable..." Hyunsuk menatap ponsel iphone milik Mashiho yang menunjukan gambar baju yang ingin Mashiho beli. "Aku pilih dua duanya."

"Ehe, pintar sekali kak Hyunsuk, kalau begitu kakak beliin aku satu." Mashiho sebenarnya hanya menyindir, karena kesal atas keputusan aneh milik Hyunsuk.

Tapi kemudian, 00l memulai menjulidi Hyunsuk.

"Mashi, mana mampu dia beliin kamu baju." Jihoon.

"Iya, utangnya sama gue aja masih banyak." Yoshi.

"Iya anjir, di kantin juga masih banyak." Junkyu.

"Bener tuh, padahal dia makannya cuman pake telur dadar doang masih ngutang." Yoshi.

"Ya gitu, gara gara kalah taruhan videonya gisel." Jihoon.

"Ha taruhan sama siapa?" Junkyu.

"Sama gue, cuman uang taruhannya masih ngutang." Jihoon.

"Kasian banget apa apa ngutang, nanti pahalanya gutang juga." Yoshi.

"Iya terus nanti masuk neraka jalur utang." Junkyu.

"Terus nikah mas kawinnya dibayar hutang." Jihoon.

"Baju aja mahal mahal tapi ngutang terus." Junkyu.

Hyunsuk memegangi dadanya sendiri, tiba tiba saja dia serangan jantung.

"Ya tuhan, kompak banget ni 00l julidin uncuk, hikd." Ucapnya sok dramatis.

"Idih idih udah berbulu nangis." Jihoon.

"Apanya yang berbulu?" Tanya Mashi polos.

"Titidnya." Junkyu.

"Suk, titid lo pasti lebih pendek dari bulunya ya?" Tanya Yoshi.

Dan seketika Hyunsuk pingsan beneran.

Jeongwoo yang tadi menangis bahkan tertawa terlalu keras hingga akhirnya menangis lagi.





-TO BE CONTINUED-

fiks akibat 'teh kotak' jadinya kayak gini, gak jelas banget. hahaha

Tapi emang tujuan cerita ini buat bengek masal walau yang ada malah pada emosi hahahahaha~

Eh btw readers disini ada
admin dari gc treasure.
Untuk admin tercinta ily~

My Crush | HaJeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang