« one »

3.1K 352 69
                                    

"KAU GILA, BANG YEDAM?"

"Itu kelewat mahal tolong."

"Too expensive, for me."

"Apa? Ini harga sesuai kualitas," bela namja bernama Yedam saat mendengar opini teman-temannya. "Bahkan Hyunsuk hyung pun setuju. Kan hyung?" tanya Yedam pada namja lain bernama Hyunsuk yang duduk di single sofa.

Sekedar info, Yedam sedang di mansion Hyunsuk dengan teman-temannya ; Jeongwoo, Mashiho, dan Asahi. Tujuan Yedam adalah bergabung dengan ketiga temannya yang ingin mencari 'sugar daddy' atau apalah itu.

Hyunsuk itu salah satu orang yang di percaya banyak pengusaha kaya dan orang-orang berjabatan tinggi di negara dalam hal seperti ini. Pencarian pemuas nafsu. Entah submissive atau bahkan dominant.

"Mmm.. Mahal sih, Dam," jawab Hyunsuk.

Yedam mendengus.

"Ayolah. Harga sesuai kualitas. Tubuhku belum dijamah siapapun. Aku masih muda. Kulitku selembut susu yang berarti sangat terawat. Aku punya pengetahuan banyak dalam berhubungan intim. Meski belum pernah, tapi memuaskan orang itu mudah."

Jeongwoo menganga mendengar ujaran Yedam yang memamerkan kelebihan namja itu. Meski belum semua, ia yakin.

"Oke. Aku setuju harga yang kau tentukan sesuai kualitas. But, sapa yang mau bayar semahal itu?" tanya Jeongwoo.

Yedam tampak membuat gestur berpikir.

"Banyak sih. Yakin," sahut Hyunsuk yang membuat keempat orang lainnya menoleh padanya. "Mengingat kelebihan Yedam tadi akan dicantumkan dalam profil," lanjutnya.

Jeongwoo dan yang lainnya pun mengangguk paham.

"Kalau banyak, gimana nentuinnya?" tanya Mashiho.

Hyunsuk mengendikkan bahu.

"Perbandingan harga. Bisa dibilang, seperti lelang jadinya," jawab Hyunsuk.

"Itu seru. Sungguh," sahut Yedam dengan menunjukkan deretan gigi putihnya.

Asahi menggelengkan kepalanya. Hal seperti ini disebut seru oleh Yedam. Memang, jalan pikiran namja Bang itu sangat sulit ditebak.

"Ya sudah lah. Kita sepakati ini. Sisanya ku urus. Nanti kalau ada kabar lain, ku beri tahu," ujar Hyunsuk sembari mengambil cangkir berisi teh hangat miliknya.

.・✫・゜・。.

Brak

"Yak! Haru hyung! Kenapa kau sibuk dengan gawai mu? Semua laporan ini harus kau selesaikan!"

Namja yang dipanggil Haru tadi bersikap tak acuh dan tetap memainkan benda yang disebut gawai miliknya. Ia juga tak mengindahkan tumpukan laporan yang orang tadi taruh (re:banting) di mejanya.

Orang tadi bernama So Junghwan. Sekretaris namja bernama Haru atau lebih dikenal sebagai Watanabe Haruto.

"Kalau kau tak menggarap ini dan melupakan gawai mu, lihat saja apa yang akan ku adukan pada ayahmu. Haru hyung suka bermain dengan wanita, melakukan one-night sta-"

"Ck. Tutup mulut mu. Iya iya, ku kerjakan."

Junghwan tersenyum senang. Ancamannya manjur juga ya ternyata. Habis, Haruto sekarang memang hobi begitu. Tapi, orang tua Haruto, khususnya ayahnya, tak tau apa yang putra mereka lakukan.

Kalau saja kedua orang tua Haruto tau, tamat sudah riwayat Haruto.

"Aku sudah memeriksa laporan keuangan dari semua bendahara departemen anyway. Hyung tinggal tanda tangan nanti. Aku baik kan?"

•X's and O's• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang