« three »

2.9K 321 51
                                    

Blam

Pintu mobil hyundai creta putih yang berhenti di depan gedung perusahaan milik Haruto, itu tertutup setelah dua orang di dalamnya keluar. Supir mobil itu pun kembali menjalankan mobil itu saat kedua orang di dalam telah turun.

Kedua orang itu adalah Yedam dengan ayahnya.

Yah, seperti yang telah diinfokan, ayah Yedam itu salah satu kolega ayah Haruto. Perusahaan mereka memulai kerjasama sejak Haruto lulus SHS dan Yedam memulai kuliah sarjananya. Jadi- wajar saja kedua anak beda usia itu tak tau menau perihal kerjasama perusahaan.

Namun sekarang, Haruto tau. Karena ia lah yang kini menghandle perusahaan. Menjadi CEO muda mungkin terdengar keren. Haruto juga berpikir begitu masalahnya. Minusnya, memang jadi agak menekan masa mudanya yang harusnya bebas.

Yedam berjalan di belakang ayahnya layaknya seorang sekretaris. Ia memperhatikan bangunan perusahaan keluarga Watanabe. Sesekali berdecak kagum. Tidak kalah keren dengan perusahaan keluarganya.

Keduanya berjalan ke lobby dan di lobby sudah ada seorang pemuda dengan tinggi yang melebihi Yedam.

"Ah- Annyeong haseyo. Saya So Junghwan. Sekretaris Haruto-nim. Mari, saya antar ke ruang rapatnya."

Oh, namanya Junghwan.

Yedam dan ayahnya tersenyum. Mereka pun berjalan mengikuti Junghwan. Yedam berjalan dengan senyumnya yang memikat beberapa orang yang berpapasan dengannya.

Junghwan sendiri mendadak kaku ekspresi. Kalian tidak tau, betapa terkejutnya ia saat melihat Yedam. Jadi- Bang Yedam- anak kolega ayah Haruto adalah orang yang beberapa waktu lalu Haruto beli dengan harga gila?

Tunggu- Yedam yang kaya itu- untuk apa menjual dirinya? Dia gila?

Hm. Pertanyaan mu basi, So Junghwan.

.・✫・゜・。.

"Baiklah kalau begitu. Saya tutup rapat hari ini. Terimakasih kepada Anda semua yang telah menyempatkan diri hadir."

Yah, rapat selesai.

Haruto bernapas lega kerenanya. Haruto tak bisa terus terusan di tatap seperti tadi oleh Yedam. Anak itu duduk di samping ayahnya yang duduk tepat di samping Haruto. Jadi, Yedam dengan mudah melirik atau menatap Haruto beberapa kali. Tatapan Yedam yang terlihat sok polos itu membuat Haruto harus menahan diri dengan susah payah.

Terlebih, saat Haruto presentasi. Yedam beberapa kali menggodanya. Entah melalui tatapannya, gerakannya menggigit bibir, memainkan kancing kerah kemejanya seolah berniat membukanya, memiringkan kepalanya dan memperlihatkan lehernya, dan sebagainya.

Astaga.

Dengar ya, Haruto itu belum ada persiapan menahan diri seperti tadi. Ia mana tau kalau Tuan Bang akan membawa putra tunggal beliau dalam rapat kali ini.

Usai saling berpamitan, tamu tamu Haruto pun keluar. Yedam terlihat menahan tawanya menatap Haruto yang tengah bernapas lega. Ia menggelengkan kepalanya dan berlalu menyusul ayahnya yang hampir sampai ke pintu.

"Ayah,"

Hm?

"Setelah ini Yedam free kan?"

Sang ayah mengangkat sebelah alisnya dan kemudian mengangguk.

"Kenapa? Ingin pergi main?" tanya beliau.

"Um.. Bisa dibilang begitu."

Ayah Yedam kembali mengangguk. "Jangan pulang terlalu larut. Dan- hari ini pulang ke rumah, okay? Sebetah itu kau di apartemen sampai lupa punya rumah?"

•X's and O's• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang