06 - Satu dari Masing-Masing

31.6K 270 44
                                    

(Warning: part ini mengandung mpreg)

"Nngh!" Kevin mengerang, memegangi perut besarnya yang sekeras batu.

"Bernafaslah," kata Rika padanya, berjalan terhuyung-huyung.

Terengah-engah, Kevin berjuang untuk mengontrol nafasnya. Kontraksi semakin parah. Dia tidak pernah tahu dia bisa merasakan rasa sakit ini dan masih bisa bertahan hidup. Tentunya, dia pasti sedang sekarat dan bayinya akan membunuhnya.

Sambil menepuk perut Kevin dengan penuh kasih, Rika mendorong lututnya, melebarkan kakinya. Dia memejamkan mata, tahu bahwa sudah berbulan-bulan sejak Rika melihat daerah kemaluannya.

"A- Ah!" Kevin tersentak saat kontraksi mengantamnya dengan tak terduga. Dia mengertakkan gigi, berharap rasa sakit itu akan segera hilang.

Dengan perlahan, Rika menggeser penis Kevin, memperlihatkan vagina sensitif di baliknya. Kevin menegang saat Rika mengusap lembut vaginanya yang membengkak dan memasukan jarinya di antara lipatannya yang basah. Dia menggeliat sedikit ketika jari-jarinya menjelajah lebih jauh ke dalam dirinya, akhirnya mencapai tempat yang mereka tuju.

"7 sentimeter," Kata Rika, mengeluarkan jari-jarinya dari pria itu.

"Hanya segitu?" Kevin mengerang. "Apa kamu yakin?"

"Aku yakin." Rika meletakkan tangannya di perutnya sendiri, dirinya sendiri juga sedang hamil besar. "Ini tidak akan lama."

Kevin bergerak untuk menutup kakinya, tetapi tiba-tiba Rika mengulurkan dan melingkarkan tangannya di batang kejantanannya. Organ itu langsung bereaksi, berdiri tegak dan mengeras dalam beberapa detik. Kevin mengerang dalam hati, bukan karena rasa sakit tapi karena malu. Tidak ada yang terlalu memperhatikan penisnya dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan dia sendiri hampir lupa bahwa dia laki-laki. Sejak dia hamil, satu-satunya area yang diperhatikan orang adalah vaginanya.

Saat Rika mengelusnya, kontraksi lain melilit tubuhnya. Rika bisa merasakan penisnya bergetar saat dia berjuang untuk tetap memegang kendali tubuhnya. Organ besar itu sudah membesar dalam sembilan bulan ini, mengeluarkan sperma kedalam dirinya, yang akhirnya membuat Rika hamil. Rika bisa merasakan dirinya menjadi basah saat dia menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah batang itu yang panjangnya hampir satu kaki.

"Berhenti," pinta Kevin. "Sudah terlalu lama sejak terakhir kali aku bercinta. Aku tidak akan kuat."

"Ini mungkin membantu mengurangi rasa sakit," Rika tersenyum, mengusap ujungnya dengan lembut, menyentuh cairan pra-ejakulasi saat dia melakukannya.

"Tidak membantu jika kamu hanya akan menggunakan tanganmu," kata Kevin. Dia tidak pernah suka seks oral, bahkan ketika seorang wanita memberinya blowjob.

"Kalau begitu, bercintalah denganku," kata Rika. "Aku ingin batang ini ada dalam diri ku."

"Ohh," Kevin mengerang, kontraksi lain melilit tubuhnya. "Lakukan."

Rika melepas celana dalamnya dan mengangkat bagian bawah baju tidur pendek yang dia kenakan, memperlihatkan semuanya dari perut besarnya ke bawah. Naik ke tempat tidur, Rika membuka kakinya, melebarkan vaginanya sedikit dengan satu tangan sebagai persiapan bagi batang besar itu untuk memasukinya.

Mengangkat dirinya sedikit ke kepala tempat tidur, Kevin dengan susah payah mengulurkan tangan dan meraih penisnya. Dengan bantuan Rika, dia menyelipkan penisnya yang sudah tegang ke dalam vagina basah Rika. Rika tersentak saat ia merasa dirinya terisi.

"Mmmmm," erang Rika, perasaan nikmat merambat di sekujur tubuhnya, saat dia perlahan mulai menggerakkan tubuhnya.

Penis besar Kevin bergesek di vaginanya, bergerak semakin cepat.

One Shot Birth Story *Hiatus*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang