- 22 -

2.7K 417 41
                                    

"asal kamu tau, mami kamu juga selingkuh dibelakang papi"

Lisa jelas mendengar itu semua, air matanya semakin jatuh dengan deras, ia langsung mengambil tasnya dan segera pergi dari sana

Jeffrey yang baru kembali dari toilet dan langsung melihat kepergian lisa sedikit bingung. Ia langsung menyusul lisa pergi dari café itu. Jika kalian tanya mengapa jeffrey langsung keluar tanpa membayar bill terlebih dahulu, jawabannya adalah café itu milik papanya.

Lisa berlari tak tentu arah, ia menangis sejadi-jadinya. Lisa tak menghiraukan tatapan dari orang-orang sekitar yang menatapnya seperti orang gila. Ia berhenti sampai ada tangan yang menariknya kedalam pelukan, pelukan yang terasa sangat nyaman.

"kalo lo ga tau harus kemana, disini ada gue yang selalu ada buat lo" kata jeffrey sambil memeluk lisa

Lisa yang tersadar bahwa itu jeffrey, langsung mengeratkan pelukannya dan menangis sejadi-jadinya dipelukan jeffrey. Lebih dari sepuluh menit lisa menangis dipelukan jeffrey, tubuhnya terasa sangat lemas sekarang.

"kemobil aja yuk" ajak jeffrey dan menuntun lisa masuk kedalam mobilnya

Setelah melajukan mobilnya, jeffrey bingung harus bagaimana. Ingin bertanya tapi waktunya belum tepat. Jeffrey akhirnya memutuskan untuk membawa lisa pulang

"gue ga mau pulang" kata lisa yang sadar bahwa jalan ini menuju rumahnya

"terus mau kemana?" tanya jeffrey dengan lembut

"terserah"

Jeffrey memutar otaknya, jika ia membawanya pulang kerumah itu akan menjadi masalah karena mamanya sedang menginap. Dan akhirnya jeffrey membawa lisa ke apartemen pribadinya.

Jeffrey membuka pintu apartemennya, "ini apartemen gue, gue ga bisa bawa lo pulang kerumah karena ada nyokap" kata jeffrey

"sekarang bersihin diri lo dulu, ntar gue taruh bajunya dikamar" kata jeffrey

"thanks" jawab lisa dan jeffrey hanya tersenyum

.

Lisa baru saja keluar dari kamar mandi dengan hoodie kebesaran dan juga training jeffrey. Ia mendapati jeffrey sedang menonton tv diruang tengah. Lisa menduduki dirinya disana

"lo udah mandi?"

"udah" 

"jeff--" panggil lisa yang hendak bercerita tentang kejadian tadi

"jangan dipaksain kalo belom siap, sini..." ucap jeffrrey sambil menepuk sisi sofa disampinya

Lisa menurut dengan perkataan jeffrey, ia mendekati jeffrey dan jeffrey pun menarik kepala lisa untuk bersandar dipundaknya

"somi gimana kalo lo disini?" tanya jeffrey

"dia nginep dirumah temennya, dirumah sepi. Kalo gue pulang pasti papi nemuin gue" ucap lisa yang masih bersandar dipundak jeffrey

"emang kenapa kalo papi lo nemuin lo?" tanya jeffrey yang tak sadar

Lisa kembali menangis mendengar pertanyaan jeffrey. Tidak, ini bukan salah jeffrey. Memang keadaan yang membuat lisa menangis.

"Heyy..heyy.. sstt jangan nangis. Sorry kalo pertanyaan gue salah" kata jeffrey menghapus air mata lisa

"ngga.. pertanyaan lo ga salah" ucap lisa kembali menyandarkan kepalanya dan kemudian menceritakan semua kejadian tadi pada jeffrey

Jeffrey tahu rasanya menjadi lisa, karena kedua orang tuanya juga berpisah tapi dengan alasan yang berbeda. Jadi ia sedikit banyaknya mengerti keadaan lisa sekarang

"udahh jangan nangis lagi, biarin mereka selesaiin urusan mereka sendiri" kata jeffrey

Lisa hanya berdeham menjawab perkataan jeffrey tadi, lisa larut dalam pikirannya yang sangat kacau. Namun ditengah kacaunya pikiran lisa, terbesit pertanyaan diotaknya 'kenapa bisa senyaman ini sih jeff?' 

"kalo lo mau, lo bisa tinggal disini selama somi ga ada dirumah" tawar jeffrey

"thanks ya" ucap lisa

"iyaa, udah jangan nangis" kata jeffrey sambil mengelus lengan lisa

"jeff---"

"kenapa?"

"laper" cengir lisa

"tunggu disini, gue masak dulu"

"lo bisa masak?" tanya lisa

"cuma masak doang, kecil"

"sombong amat"

.

Setelah masakan jeffrey siap, keduanya makan dengan tenang. Jeffrey hanya membuatkan pasta karena hanya itu bahan yang ada

"enak?" tanya jeffrey

Lisa tak menjawab hanya menganggukan kepalanya saja, karena mulutnya sekarang penuh pasta. Tampaknya pasta buatan jeffrey sekarang menjadi salah satu makanan favoritnya.

Kini keduanya sudah menyelesaikan makan malamnya, namun masih duduk dimeja makan

"jeff, lo pulang?" tanya lisa dengan hati-hati

Jeffrey nampak berfikir sebentar, "ga deh, gue disini aja nemenin lo" kata jeffrey

"lo tidur dimana? kamar cuma satu" tanya lisa dengan polos

"yaa tidur sama lo lah" kata jeffrey dengan wajah tanpa dosanya

Jeffrey terkekeh melihat raut wajah terkejut lisa mendengar ucapannya tadi, jadi sebelum lisa mengamuk ia segera meralat perkataannya

"gue tidur disofa kok, tenang aja" sambung jeffrey

"awas aja lo macem-macem"

"udah dibilang gue ga nafsu sama lo, jangan pede banget deh"

"dasar nyebelin" kata lisa sambil meninggalkan meja makan menuju kamar

.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, kini jeffrey bersiap untuk tidur. Ia baru saja selesai membersihkan diri dikamar mandi, namun saat melewati kamar jeffrey mendengar suara tangisan dari dalam kamar. Jeffrey segera masuk karena pintu itu pun tak dikunci. Jeffrey menemukan lisa yang duduk meringkuk diatas lantai sambil memeluk kakinya

"heyy, kenapa hmm?" tanya jeffrey langsung memeluk tubuh lisa

"gimana? gimana jeff, kalo papi mami pisah" ucap lisa ditengah tangisnya

"gimana gue sama somi.. Oke ga usah pikirin gue, gimana somi" lisa masih menangis

"udah tenang, tenang dulu li. Mereka pasti bisa nyelesaiin masalah mereka sendiri" ucap jeffrey menenangkan

"selama ini mereka cuma sibuk sama pekerjaan mereka, oke gue maklumi. Tapi kenapa harus kayak gini" kata lisa

Jeffrey tak bisa berkata-kata lagi, ia bingung harus bagaimana. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah memeluk gadis itu untuk menenangkannya. Jeffrey mendengar semua keluhan, tangisan, semuanya.

Sampai akhirnya lisa tertidur dipelukan jeffrey karena saking lelahnya menangis, jeffrey segera menggendong tubuh lisa keatas ranjang

"Night lili, jangan sedih lagi" kata jeffrey mengelus kepala lisa dan yang terakhir mencium kening lisa kemudian keluar dari kamar

.

.


Please vote and comment gaess^^


EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang