Delapan

1.4K 233 30
                                    


“Jennie Kim?” suara itu terdengar lebih berat dari milik Jung Jaehyun seingatnya.

Jennie hampir saja berteriak saat orang yang diyakini’ nya sebagai si penepuk bahu membalikkan tubuh Jennie secara paksa lalu melepaskan bucket hat-nya. Jennie memilih memejamkan matanya tak ingin melihat, dia belum siap berbicara lagi dengan Jung Jaehyun.

“Kau ini kenapa? Seperti melihat hantu saja, kau akan menyesal melewati keindahan wajah tampanku ini Jen” ucap orang itu.

Jennie langsung membuka matanya lalu mendongakkan kepalanya untuk melihat manusia narsis itu.

Kim Taehyung— berdiri dihadapannya dengan wajah yang bersungut-sungut.

Jennie merasa kesal dan bersyukur dalam satu waktu. Dirinya bersyukur bahwa itu bukan Jung Jaehyun dan dirinya kesal mendengar ucapan narsis yang keluar dari mulut Kim Taehyung.

“Kembali kan topiku” Jennie merampas topinya ditangan Taehyung dan langsung memakainya kembali.

“Kenapa tidak mengangkat telponku? Aku mencari-carimu sedari tadi” Kim Taehyung bersedekap dada layaknya seorang boss.

“Yang penting kau sudah menemukanku sekarang, bagaimana caramu mengenali kalau ini aku?” tanya Jennie dengan raut wajahnya yang penasaran.

Bagaimana Kim Taehyung mengenali dirinya semudah itu? Jennie mulai berpikir kalau memakai baju tertutup dan tidak mencolok begini tidak berguna jika dia masih dikenali begini. Dirinya jadi bertanya-tanya apakah Jung Jaehyun juga akan mengenalinya.

“Tentu saja karna Aku sangat mengenali bentuk tubuh sexy-mu itu” ucapnya sambil menerbitkan smirk diwajahnya.

Tanpa berpikir Jennie langsung menendang tulang kering Taehyung, dan suara ringis kesakitan langsung terdengar dari mereka berdua. Kakinya ikut sakit karna menendang tulang Taehyung yang dirasanya terbuat dari baja.

“Bersihkan otak mesummu itu baru bisa berbicara denganku Kim Taehyung” Jennie berlalu pergi dari hadapan pemuda itu.

Taehyung yang sedang meringis kesakitan, mengejar Jennie walaupun kakinya lumayan sakit akibat tendangan gadis itu. “JENNIE TUNGGU AKU!” Taehyung berteriak memanggil Jennie.

Jennie langsung berlari kembali kearah Taehyung untuk membekap mulut lelaki itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Taehyung untuk berbisik pelan. “Jangan meneriaki namaku. Itu bisa berbahaya tau”

Taehyung meringis pelan mendengar bisikan Jennie tepat ditelinganya. “Jangan berbisik terlalu dekat, Diriku bisa-bisa terangsang Jane”

Memang kurang ajar sekali mulut Kim Taehyung ini. Bukannya meringis merasa bersalah, dia malah meringis merasakan hembusan napas Jennie.

“Dasar lemah! Begitu saja adikmu sudah mau berdiri” ucap Jennie sambil menarik tangan Taehyung. “Antarkan aku ke pintu belakang gedung seni. Aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh lagi karna berkeliling difakultasmu” ucapnya.

Taehyung melepaskan tangan Jennie yang menarik tangannya, kemudian pria itu mengalihkan tangannya yang ditarik Jennie tadi ke pundak gadis itu. “Kapan kau ke fakultasku?”

“Tadi pagi aku lewat sana untuk ke gedung ekonomi”

“Kenapa tidak menghubungiku? Aku bisa mengantarmu” Taehyung menundukkan wajahnya yang mengerut bingung untuk menatap Jennie yang berada dirangkulannya.

Gadis itu mengedikkan bahunya acuh dengan tangan yang bersedekap dada “Tidak ingin saja” balasnya enteng.

Sekitar lima langkah lagi mereka melewati ruangan dosen, tiba-tiba pintu itu terbuka dan tampak Jung Jaehyun yang ingin keluar dari sana.

[Un]BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang