Ketika matahari mulai kembali pada peraduannya, terdapat seorang gadis yang mulai mengerjapkan matanya perlahan. Sedikit meringis ketika merasakan kepalanya yang berdenyut.
Jennie melirik sekitar, terlihat ruangan luas dengan perpaduan warna hitam dan abu-abu yang terisi beberapa perabotan.
Ruangan yang ditempatinya saat ini berbeda dengan ruangan Jaehyun dikampus. Jennie yakin ruangan ini merupakan kamar milik Jung Jaehyun. Dia tidak perlu panik memikirkan ini kamar siapa karna Jaehyun yang terakhir kali bersamanya. Pasti pria itu yang membawa Jennie ke kamarnya ini.
Jennie berusaha bangkit dari tempatnya tertidur. Saat badannya sudah mulai bangkit, sebuah handuk kecil jatuh ke pangkuannya. Jennie meraba dahinya yang sedikit lembab karna handuk kecil dipangkuannya.
Menatap ke sekeliling kamar, Jennie tidak menemukan adanya tanda-tanda keberadaan Jaehyun dikamar ini. Bibir Jennie mengerucut sebal karna tidak menemukan pria itu, padahal dia membutuhkannya saat ini.
Hawa dingin menusuk kulitnya. Jennie ingin menaikkan selimut yang menutupi setengah badannya agar dapat menghalau rasa dingin yang datang. Tetapi apa yang dilihatnya saat ini membuatnya sangat terkejut. Hoodienya tidak terpasang ditubuhnya, hanya kaus ketat tanpa lengan berwarna hitam yang masih melekat disana.
Jika tadi dia sangat santai berada dikamar Jaehyun, sekarang semua perasaan itu lenyap tak tersisa. Jennie panik sekali mendapati dirinya tidak memakai hoodienya. Sepertinya perasaan santai tidak bisa Jennie rasakan jika itu berhubungan dengan Jung Jaehyun. Ini pasti ulah Dosen mesumnya yang berani menanggalkan pakaiannya.
Sekali mesum akan tetap mesum! batin Jennie berteriak kesal.
Jennie menyibak selimut yang menutupi setengah badannya, ingin memastikan pakaiannya yang lain masih pada tempatnya atau tidak. Jennie meneliti apa yang dipakainya masih sama seperti tadi.
Berarti hanya hoodienya saja yang tidak melekat pada tubuhnya. Meski begitu dirinya tetap panik, was-was akan apa yang telah dilakukan Jung Jaehyun sampai melepaskan hoodienya.
“Sudah bangun ternyata”, Jennie mengalihkan pandangannya pada sumber suara— terdapat Jung Jaehyun disana yang baru saja memasuki kamar.
Jaehyun menghampiri Jennie yang duduk diranjangnya. Meletakkan telapak tangannya didahi gadis itu untuk mengecek kembali suhu tubuhnya— dan rasa hangat terasa ditangannya.
“Lebih baik kau berbaring saja. Aku akan menyuruh Bibi Park untuk membuatkan makan malam-mu agar bisa segera minum obat”
Jaehyun menghubungi Bibi Park menggunakan Telepon yang berada dinakas. Jennie yang melihat itu terlihat biasa saja, dia tidak kaget akan hal itu. Itu bukan hal baru baginya.
Jaehyun melipat tangannya dibawah dada setelah selesai menghubungi salah satu pelayan dirumahnya, menatap tajam Jennie yang masih tetap pada posisinya.
“Bukankah aku menyuruhmu untuk berbaring, baby girl?”
Jennie menatap Jaehyun sengit. Dia ingin memukul pria itu karna sudah berbuat mesum padanya saat dia tidak sadar. Jennie mencoba tetap mempertahankan wajah sengitnya pada Jaehyun yang sedang menatapnya dingin. Sedikit demi sedikit Jennie mulai kehilangan nyalinya karna tatapan Jaehyun. Jennie menggerutu tidak terima dalam hati karna dirinya terkesan payah.
“Kau sangat mesum”, Dengan nyalinya yang tersisa Jennie mencoba melakukan perlawanan.
Jaehyun mengerutkan alisnya tidak mengerti akan maksud gadis itu. Dirinya tidak merasa melakukan hal-hal aneh pada Jennie.
“Bicara yang jelas, Ruby” ujarnya meminta penjelasan.
Jennie menggeram kesal mendengar balasan Jaehyun yang terkesan tidak melakukan apapun padanya. Mengambil handuk kecil yang berada dipangkuannya lalu melemparkannya kepada Jaehyun. Jennie mendengus sebal karna Jaehyun berhasil menghindar dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Un]Believe
RomantizmJennie sangat menyesal saat meminta Chungha untuk mencarikannya Sugar Daddy untuk menunjang kehidupannya yang melarat. "Apapun bisa ku lakukan Ruby. Semua tindakanku tergantung padamu" He said. Warning : [Harsh Word] [Mature Content]