Awal

49 28 4
                                    

Kaina ghazi adalah namaku.Seorang wanita berusia 23 tahun yang sedang bekerja di sebuah perusahaan sekitar 4 bulan ter akhir. Aku adalah salah satu warga WNI yang dari lahir tinggal di kota pelajar.

Aku anak bugsu dari pasangan suami istri abi al ghazi (ayah) dan salwa inaya (bunda). Aku memiliki kakak perempuan bernama amira ghazi yang sudah memiliki suami bernama amar alriski dan sudah memiliki malaikat kecil yang bernama aaliyah alriski yang sudah berusia 1tahun.

Aku juga memiliki kakak laki laki yang bernama zain ghazi yang minggu depan akan meminang seorang wanita yang bernama Kanaya Anisa.

Keluarga ku adalah keluarga yang harus dipilihkan pasangan hidupnya oleh orang tuanya. Itu sudah terjadi dari lama. Bahkan kedua kakakku dan orangtuaku adalah hasil dari perjodohan.

'masa dijaman yang moderen gini masih ada perjodohan perjodohan ya gak?'

Aku adalah orang yang menentang untuk dijodohkan. Tapi aku belum pernah menyuarakan pendapat kepada ayah atau bunda karena terlalu takut. Namun aku akan mencoba menyuarakan itu suatu saat nanti.

'doakan aku!'

~***~

Karena hari ini adalah akhir pekan dimana waktu untuk semua orang dapat bersantai dan melakukan hobbinya setelah 5 hari melakukan kegiatannya masing masing. Aku pun juga menggunakan waktu akhir pekan ini dengan berolah raga.

Jam 4.30 pagi tadi aku sudah bangun lalu sholat subuh dan bersiap untuk joging di alun alun kidul. Dengan jaket putih yang membungkus kaos hitamku dan celana hitam dengan rambut yang dikuncir aku berjalan menuju kamar mas zain karena kami tadi malam sudah janjian akan berolah raga bersama.

Tok Tok Tok

" Mas udah bangun belum dah jam berapa ini ayo cepetan"
Setelah menunggu beberapa saat tidak ada jawaban juda dari kamar mas zain.

"mas buka pintunya cepetan bangun kalo enggak aku tinggal nih"

Ceklek

"kenapa?" tanyanya dengan watados. Wajah tanpa dosa

"kenapa?, waah yaudah deh aku tinggal aja bay"

Setelah aku berjalam beberapa langkah terdengar suara mas zain yang tampaknya baru ingat.

"oh iya mau joging ya. Yaudah tunggu tunggu"

"yaudah GPL"

"apaan GPL?"

"gak pake lama, dah cepetan sana siap siap. Aku tunggu dibawah"

Aku pun berjalan menuruni anak tangga menuju ruang keluarga dan menunggu mas zain sambil menonton tv. Setelah 10 menit aku menunggu terdengar suara seorang wanita.

"na kok belum berangkat biasanya udah gak ada dirumah jam segini?"

"itu bund nunggu mas lama banget dah"

"Ya kamu tau sendirikan kalo masmu suka ngaret"

"Iya bun ana sabar kok"

"Yaudah bunda ke dapur dulu ya"

Tak berselang lama mas zain terlihat dengan kaos dan celana olah raganya sedang menuruni tangga.

"Yuk berangkat"

"Yuk. Bun kita berangkat dulu"

Berjalan mendekati bunda dan mencium tangannya yang diikuti oleh kakak ku

"Ya hati hati. Eh nanti sekalian beli sarapan ya"

"Ok bund. Assalamualaikum" ucap aku dan mas zain ber barengan

"Waalaikumsalam"

Setelah sampai kita langsung berlari mengelilingi lapangan alun alun namun sebelumnya telah melakukan pemanasan.

"Kok gak ngajak mbak nisa sih mas"

"Sibuk dia"

"Hari minggu kok sibuk. Pasti mas ajakan yang gak mau ngajak mbak nisa? Ayo ngaku"

"Apaan sih dek orang nisa emang sibuk"

"Yaudah deh percaya"

"Dek nanti siang anterin mas ya"

"Kemana?"

"Nengokin sara"
"Loh?"

Lalu aku berfikir sejenak

"Ya udah iya deh nanti aku temenin. Tapi ingat ada syaratnya"

"Heem"

Saat jam sudah menunjukkan pukul 7 kami memutuskan untuk pulang. Namun sebelumnya aku menyuruh mas zain agar berherhenti di penjual bubur.

"Buburnya 4 ya pak yang satu seperti biasanya, gak pake kacang"

"Siap mbak ditunggu dulu ya"

"Siap pak"

Aku menunggu di kursi yang telah disediakan, sedangkan mas zain menunggu di motor sambil bermain hpnya.

"Ini mbak" saat pesanan ku telah jadi.

"makaih pak, Ini uangnya"ucapku sambil memberikan uang pas. Setelahnya kami pulang lalu menyantap bubur itu bersama-sama diruang makan

~bersambung~
.
.
.
HALO GUYS

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA😁✊

Tanpa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang