Prolog

11 3 0
                                    

-✨Happy reading✨-

Brukk.

"Eh maaf, gue ga sengaja" Aleya berdiri karena dia tadi menabrak seseorang yang sekarang terjatuh juga sama sepertinya.

Tidak ada jawaban membuat Aleya menatap seseorang itu. Ternyata seorang cowok tampan, tetapi memiliki wajah yang cuek.

"Sini gue bantuin" Aleya mengulurkan tangannya.

"Gue bisa bangkit sendiri" cowok itu berdiri tanpa menerima uluran tangan Aleya.

"Yaudah, gue duluan" Aleya pergi setelah cowok itu berdiri, dengan tergesa karena Aleya sudah menyukai cowok itu.

Aneh bukan, baru pertama jumpa dengan kejadian yang memalukan seperti tadi. Tapi dia udah suka sama tu cowok.

Setelah kejadian memalukan itu, Aleya selalu memperhatikan cowok itu yang dia ketahui namanya Allard.

"Terus saja mata menatapnya diam" sindir teman Aleya, Jessie. Aleya menatap sinis temannya.

"Kalau suka itu bilang Al, bukan diam" Jessie berpendapat.

"Gue cewek Jes. Ga mungkin" kesal Aleya

"Buktinya itu semua perempuan pada berani, elo aja yang ga ada nyali" kesal Jessie. Aleya berdecak.

"Udah ah ayo balik kelas"  Saras memotong perdebatan dua temannya itu.

Waktu memang tidak terasa, begitu juga perasaan Aleya yang tidak pernah pudar padahal mereka sudah kelas 3 SMA.

Namun, Aleya tetap mempertahankan pendiriannya kalau dia tidak mau mengungkapkan. Dia hanya menunggu, bilapun dia akan mengungkapkan harus saat yang pas.

Padahal temannya sudah selalu mengatakan, bahwa cewek juga boleh mengucapkan perasaannya. Tidak hanya menunggu cowoknya bukan? Namun Aleya selalu tidak mau mendengar.
Temannya pun hanya diam merasa kesal. Tetapi terus membantu memberikan masukan dan semangat kepada Aleya setiap melihat Allard bersama para perempuan disampingnya yang selalu berganti.

Jangan lupa vote dan comment yaa. Biar aku semangat selalu. Thank u✨

My AllardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang