Bab 2

3 3 0
                                    

Sebelumnya terimakasih yaa untuk kalian yang udah mau baca cerita absurdku:')

-✨Happy Reading✨-

Aleya dan temanya sedang mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Namun, Konsentrasi Aleya terpecah karena dia masih bingung. Apa yang akan dilakukannya agar dia bisa ngomong ke Allard kalau dia suka. Sampai sekarang dirinya juga belum memiliki keputusan yang baik untuk jalan keluar masalah hatinya.

Waktu tidak terasa, dengan berbunyinya bel pulang sekolah. Aleya segera memberesi alat tulisnya agar bisa cepat pulang kerumah.

"Aleya, lo pulang naik apa?" Aleya menoleh ke Jessie.

"Naik ojek online, kayak biasa. Kenapa?" Jawab Aleya melanjutkan kegiatannya.

"Bareng gue aja ayo, naik mobil gue. Sekalian gue juga ngantar noh si Saras." Ajak Jessie.

"Oke, mantap juga, lumayan ongkos gue tersimpan" Aleya menyengir.

"Yee, giliran gratis aja lo senang." Saras menggeplak kepala Aleya.

"Serah gue dong. Emang siapa sih yang ga suka gratisan bambank." Cibir Aleya.

"Nama gue bukan bambank yee." Saras tak terima.

"Udah ayo ah, adu mulut terus lu pada." Jessie menarik Aleya dan Saras agar berhenti adu mulut.

Jessie memang selalu membawa mobil ke sekolah, karena orangtuanya yang sibuk dan dia tidak mau diantar oleh supir. Ga bebas katanya. Sedangkan Saras, dia selalu diantar jemput oleh supir. Kadang aja dia numpang dengan Jessie jika mereka ada rencana hangout bareng.

Kalau Aleya, dia hanya gadis biasa. Tidak kaya raya dan tidak miskin juga. Bisa dibilang dia berkecukupan. Orangtuanya hanya memiliki usaha kafe yang memiliki berbagai cabang di beberapa kota di negara ini.

Dia pergi sekolah kadang diantar oleh papa nya atau kakak cowoknya, tetapi lebih sering naik ojol. Maka dari itu, jika ada gratisan dia ga akan nolak dong. Lumayan uang naik ojol bisa disimpannya.

"Gimana kalau hari ini kita hangout bareng. Gue males banget harus cepat nyampe rumah. Apalagi besok weekend." Usul Jessie.

"Boleh juga itu ide lo. Aleya ikut? Biasanya lo malas kalau kita ajak hangout." Tanya Saras. Aleya mengangguk tanda setuju ikut hangout kali ini.

"Oke let's go hangout." Riang Jessie.

✨✨✨

Mobil Jessie telah sampai diarea parkir mall.

"Eh, tunggu-tunggu. Itu bukannya mobil si Allard?" Tanya Saras.

"Mobil yang mana ni?" Jessie memandang ke segala arah mencari mobil yang dimaksud Saras.

"Itu loh yang warna hitam sana, plat nya mirip plat mobil Allard." Tunjuk Saras. Aleya yang dari tadi diam, namun matanya juga mengikuti arah yang ditunjuk Saras.

"Bukannya mobil Allard warna putih yaa?" Tanya Aleya.

"Mobil Allard kan banyak Aleya. Jarang sih dia naik mobil yang ini. Paling beberapa kali." jelas Saras. "Tapi kita liat aja nanti didalam, siapa tau gue salah mobil. Udah lo gausah tegang gitu Al. Siapkan ajak hati lo liat Allard sama doinya." Ejek Saras.

"Gue biasa aja. Elo mah bukannya menghibur malah ngejek." Sinis Aleya sambil keluar dari mobil.

Saras dan Jessie juga keluar dari mobil dan mereka masuk kedalam mall, untuk mencari kafe yang membuat mereka kenyang.

"Kita makan disini aja gimana?" Aleya memilih sebuah kafe yang menjadi tempat tongkrongan para kaum remaja. Kafe ini juga sudah sangat terkenal yang menyediakan kopi dan cake.

"Boleh." Saras segera masuk dan mengambil tempat di dekat kaca agar dapat melihat suasana mall yang ramai. Sedangkan Aleya dan Jessie memesan.

Jessie dan Aleya datang membawa pesanan mereka. Mereka makan dengan sesekali aku terselip candaan yang membuat mereka tertawa.

Tidak sengaja Aleya melihat Allard dan Maudy masuk juga ke kafe yang sama dengan mereka.

"Beneran ada Allard di kafe ini." Aleya membuang wajahnya mengarah ke arah lain asal tidak melihat Allard dan Maudy.

"Eh iya bener. Jangan sedih gitu dong Al, kata tadi ga sedih. Kan lo yang milih keadaan kayak gini." Ceplos Saras.

"Emang gue ada murung?" Tanya Aleya ga terima.

"Itu jadi muka murung lo tu kenapa? Kucing tetangga mati?" Tanya Jessie. Dia begitu hanya tidak mau Aleya selalu sedih kalau berurusan dengan yang namanya Allard.

Walaupun Aleya, Jessie dan Saras satu sekolah bahkan satu tingkat dengan Allard dan Maudy. Namun, mereka tidak saling menyapa, mungkin juga Allard dan Maudy tidak mengenal mereka.

Aleya dan temannya bukan termasuk siswa yang famous. Sedangkan Allard dan Maudy termasuk jajaran siswa famous disekolah mereka. Jadi setiap saat kebetulan seperti ini mereka tidak saling menyapa atau menegur.

Bulan sudah menampakkan dirinya, tanda hari sudah malam. Setelah makan tadi mereka lanjut berbelanja dan melupakan pertemuan tak disengaja tadi dengan Allard dan Maudy.

✨✨✨

Mereka sudah sampai didepan rumah Aleya.

"Thanks yaa je, ras untuk hari ini." Aleya melepaskan sabuknya hendak turun. "Sama-sama Al." Kompak Jessie dan Saras.

Kita pulang dulu al." Pamit Jessie setelah Aleya turun. "Oke hati-hati kalian. Kalau ada semut nyebrang ditunggu. Jangan ditabrak." Canda Aleya dengan lambaian tangannya.

Aleya beranjak masuk setelah tidak lagi melihat mobil Jessie.

"Ma, Pa, kakak Aleya pulang nih." Teriak Aleya.
"Iya-iya gue tau. Gausah teriak juga. Lo kira gue budek." Tegur kakak nya. Calvin.

"Hehe maaf kakak jelek. Btw, mama papa kemana kak? Kok sepi." Calvin menoleh kearah Aleya "Lagi ada urusan diluar."

"Oh gitu, oke deh. Aleya masuk kamar dulu. Paipai kakak jelek." Calvin hanya mendengus melihat adeknya yang berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

✨✨✨

Maaf yaa part ini emang rada gaje. Datar amat.

Semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan komen. Thank u✨


Salam cantik

Sehun's future wife

My AllardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang