Prologue

76 6 0
                                    

Aku seakan buta dan tidak peduli untuk melihat kelebihan diriku, sedangkan kelebihan orang lain aku puji-puji sampai yang di puji lupa diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku seakan buta dan tidak peduli untuk melihat kelebihan diriku, sedangkan kelebihan orang lain aku puji-puji sampai yang di puji lupa diri.

. ______________

BAGAIMANA perasaan kalian saat banyak orang yang menyuruh kalian untuk memakai hijab? Sedih? Kesal? Marah? Risih? Atau senang? Jika itu semua kalian rasakan, selamat kalian tidak sendirian. Ada seorang perempuan cantik yang merasakan hal itu juga. Cantik, satu kata paling sensitif untuk perempuan. Padahal definisi cantik itu relatif dan sudah terpampang dengan jelas, hanya saja definisi itu terkalahkan oleh rasa insecure yang bahkan kita tidak mengerti apa yang kita insecure kan. Terlalu memandang rendah kekurangan orang lain tanpa sadar kekurangan sendiri tidak di perbaiki sehingga membuat kata insecure melekat di dalam diri padahal mereka mempunyai kelebihan masing-masing.

Kekurangan yang membuat keluarganya memandang dia rendah, kekurangan yang membuat semua orang sering menasehatinya. Mereka tidak akan tahu kelebihan perempuan itu, mereka tidak akan tahu, yang mereka tahu perempuan itu banyak kekurangannya.

Well, bukankah itu wajar? Semua orang pasti akan melihat kekurangan orang lain terlebih dahulu, mereka terlalu betah menjadi netizen tanpa sadar menjadi fans adalah hal yang menyenangkan.

Keterbalikan di kisah ini, di mana tokoh utama di sini terlalu membanggakan kelebihannya kepada orang lain tanpa melihat kebelakang untuk memperbaiki kekurangannya karena dia terlalu tidak peduli akan hal itu. Menutupi kekurangan? Tidak, perempuan ini tidak seperti itu. Tidak ada kata insecure di dalam kamus kehidupannya, ia tidak peduli orang lain berkata apa tentang dirinya, karena orang lain tidak tahu bagaimana kehidupannya.

Di sini, di kisah ini kita akan melihat sudut pandang setiap orang, sifat-sifat orang, kelebihan seseorang, kekurangan seseorang, dan sampai mana orang itu bertahan untuk mengajak setiap tokoh untuk menuju jalan kebenaran.

Bukan kisah di mana bad girl masuk pesantren lalu menjadi islami girl. Bukan juga kisah ketua rohis yang di dambakan. Ataupun bad girl yang bertemu sholeh boy. Ini kisah antara perempuan yang tidak mengenal kata insecure di kehidupannya dan perempuan yang sering tersakiti karena kekurangannya. Dengan adanya laki-laki yang selalu menundukkan kepala jika bertemu dirinya. Laki-laki itu alim? Tidak juga, kita lihat saja kisahnya, karena laki-laki itu bukan si kepala batu yang mempunyai sifat beku. Dan keluarganya bukan keluarga yang ada di kata sempurna.

Di mulai pada sebuah masjid yang di isi jama'ah yang terduduk mendengarkan ceramah. Jika ada suara bising, maka semua jama'ah di sana akan menolehkan kepala dan menempatkan jari telunjuk di depan bibir dengan serentak.

"Ceramah kali ini kita akan membahas tentang suami, yaitu kepala rumah tangga yang sangat besar tanggung jawabnya.

Ada suami yang tercela sebagaimana disebutkan dalam hadits yaitu hadits Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma dengan sanad marfu' -sampai pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda,

Hijab Itu Di PakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang