Bunga melati, bunga mawar
Mawar di ambil dengan intan.
Bisa yuk memberiku mahar,
Lalu duduk manis di pelaminan.
__//__//__//__
Good at smiling
*
RASA malu tentu saja sering aku rasakan saat Hafsha dengan polosnya menyuruhku memakai jilbab terus menerus. Aku juga sudah besar, aku tau mana yang baik dan mana yang buruk untukku. Namun, untuk masalah jilbab entah kenapa aku masih belum ingin memakainya dengan Istiqomah. Ada satu rasa yang belum aku rasakan saat ini, dan aku ingin merasakannya terlebih dahulu sebelum menetapkan diri untuk memakai jilbab selamanya.
Hari ini sepertinya aku tidak ada jadwal kecantikan ataupun pergi ke salon untuk merawat badanku, maka dari itu aku ingin membereskan lemari pakaian. Mungkin sudah saatnya aku membuang yang lama dan masukan yang baru dan apalagi jika bukan baju?
Aku sangat tidak suka jika lemari pakaian terlihat acak-acakan apalagi kotor, membayangkan jika ada rayap yang menggerogoti baju dan tanpa sadar malah aku kenakan lalu wajahku yang cantik ini akan terlihat tidak mulus lagi bukan?
Jadi karena aku ini cantik dan baik hati, rencananya baju yang sudah tidak bisa kupakai akan aku lelang di sosial media ku. Sangat lumayan jika ada yang tertarik bukan? Sekarang aku hanya perlu mengambil ponsel untuk memfoto baju-baju yang sudah ku rapihkan ini.
"Ponsel Shafa mana sih?" tanyaku pada diri sendiri.
Aku mencari ponsel yang berwarna pink di dalam tas sekolah, tapi aku tidak menemukan keberadaan ponsel pintar itu.
"Perasaan tadi di simpen di tas." Aku berkacak pinggang dengan pandangan mengitari setiap sudut kamar, siapa tau ponselku tergeletak di ruangan ini.
"Shaf!"
"Kacang muda eh kacang muda!" bahuku dengan cepat di tepuk oleh tangan perempuan yang membuat diriku sontak terkejut.
Aku berbalik badan melihat pelaku yang menepuk bahuku, ternyata itu Aisla.
Aku menatap Aisla dengan datar, "ngapa? Ngagetin tauk."
"Hahaha, kacang muda? Atau kacang tua? Banyak amat kacang-kacangannya." Kekeh Aisla.
Perempuan itu langsung merebahkan dirinya di atas kasurku setelah menggeser semua baju yang aku keluarkan dari lemari untuk di jual.
Aku kembali mencari keberadaan ponselku di sekitar kamar, aku yakin pasti ada di sini dan aku lupa menyimpannya di mana.
"Nyari apa si?" tanya Aisla.
Aku menjawab tanpa melihat Aisla, "nyari jodoh."
"Oh nyari jodoh, bukan nyari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Itu Di Pake
Novela Juvenil"Tutup tu rambut! Gue bakal liat wajah lo, kalau ada hijab yang ngebalut kepala lo selamanya!" "Shafa ... hijab itu di pake!!" "Shaf usahakan keluar rumah pakai hijab, kamu sudah seharusnya menutup aurat." "Muslim? Rambut itu di tutup, jangan sam...