Memaafkan paling ikhlas adalah dengan menatap kedua matanya, maka kau akan melihat ketulusan merasa bersalah di sana.
__//___//___//__
little angel
*"BANTU gue dong mas Alil buat jawabin nih soal. Puyeng! gue nggak faham."
Jundy sedari tadi terus merengek meminta bantuan Khalil agar memberikan jawaban soal PKN.
Aku dan Aisla sudah beres sejak tadi. Padahal soal yang di berikan sangatlah mudah, namun sepertinya banyak orang yang tidak mengerti. Mereka terlalu malas untuk berfikir lebih dalam untuk menemukan jawaban, karena menurut mereka menyontek adalah hal yang mudah dan tidak perlu mengeluarkan banyak fikiran. Contoh-contoh orang yang malas meraih mimpi dan akan terus jelek, menurutku.
Aku melihat bangku yang di dominasi oleh laki-laki. Di sana Khalil sedang mengipas-ngipas wajahnya dengan buku.
"Masa gitu aja nggak bisa bangke!" sentaknya pada Jundy. "Bacain soalnya, biar gue jawab satu-satu."
Jundy langsung merasa kegirangan, dia tersenyum lebar. "Baik banget lo."
"Nih yang nomor satu, soalnya gini ... apa yang kalian rasakan saat saudara setanah air tertimpa bencana alam?"
Khalil tertawa geli mendengar soal yang di bacakan temannya itu. Aku hanya menatap meraka dari kejauhan dengan senyum kecil, entahlah aku senang melihat mereka berbicara. Saat mereka berbicara atau mengobrol seluruh atmosfer yang ada di kelas mengarah ke arah mereka, mungkin ini sedikit lebai namun kenyataannya memang seperti itu. Coba saja sekelas dengan Khalil.
"Ini soal atau latihan jadi bodoh? Lucu bener dah. Kalau gue sih nggak ngerasain apa-apa, bodo amat. Paling bakal di siarin di tv terus gue tonton sambil makan ketoprak." jawab Khalil.
Aku sampai menahan tawa mendengar jawaban laki-laki itu, apalagi saat melihat wajah Jundy yang jijik akan jawaban yang di berikan Khalil.
Jundy menggeplak buku yang ada di tangannya pada meja. "Jancok! Nggak gitu juga oncom! Ada sedikit ke-dramatisan kek, merasa sedih gitu."
"Lha, itu lo bisa jawabnya Al-fatihah aamiin! Ngapain nanya ke gue?" tanya Khalil masih dengan tertawa.
Jundy menggaruk kepalanya yang aku tebak tidak merasa gatal. "Iya juga sih! Tapi ya, bantu gue atuh."
"Lanjut nomor lain, burukeun!" titah Khalil.
(Cepatan)
"Nomor dua nih ... nilai apa saja yang dapat kalian teladani untuk membantu saudara kalian? Nilai apa yang sudah dan belum kalian lakukan dalam sehari-hari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijab Itu Di Pake
Teen Fiction"Tutup tu rambut! Gue bakal liat wajah lo, kalau ada hijab yang ngebalut kepala lo selamanya!" "Shafa ... hijab itu di pake!!" "Shaf usahakan keluar rumah pakai hijab, kamu sudah seharusnya menutup aurat." "Muslim? Rambut itu di tutup, jangan sam...