PUPUS PUTUS
Sukma nista terulur menembus awang-awang
Mengecap hangat yang seharusnya tidak pernah ia pandang
Lonceng berdentang, peringatan untuk pulang
Namun ia memilih singgah sembari coba merajut benang-benangSaat itu melesatlah panah kelodan
Menukas habis benang-benang merah yang terbentang setengah jalan
Mengubur harapan, menampik angan-angan
Membuat si Nista jatuh menembus awanAda nirwana yang tak seharusnya kita sentuh
Ada jengkal yang tak bisa dihapus
Ada kapal yang tak bisa berlabuh
Ada rasa yang harus pupus