3. martabak

63 19 1
                                    




“Dejun” Dean menoleh ke sumber suara, memperhatikan Nara yang datang menghampirinya

“udah?” Nara mengangguk

Nara melihat sekeliling mobil Dean “tumben bawa mobil”

“musim hujan, ntar lo sakit gue yang susah”

“sembarangan” Nara yang tidak terima dengan ucapan Dean membuang pandangannya ke arah jendela mobil

Sampai parkiran sekolah, mereka keluar dari mobil dengan raut wajah canggung, gak tau kenapa bisa bisa canggung

Dean menarik lengan Nara “Ra”

Nara menoleh dengan raut wajah malu-malu “hah?”

“ayo makan” Nara mengangguk berjalan mendahului Dean ke kantin

Sampai kantin, bukannya duduk Dean malah menarik lengan Nara “ngapain kesini?”

Nara yang udah gedeg menangkup pipi tirus Dean “ya makan lah”

“kenapa gak di rooftop?”

“bapak Deandra Junata terhormat, di rooftop hujan pak, kalo makan di sana ntar baju saya basah, terus pilek, tadi kata bapak kalo saya sakit bapak yang susah, gimana sih pak?”

Dean menatap Nara datar “udah ngomongnya?”

Nara mengrutuki dirinya lupa kalo manusia di hadapannya ini Dean “ayolah Jun, hari ini doang suer”

“gue bilang gak ya gak!”Dean pergi meninggalkan Nara sendirian di kantin, Nara menghela napas sia-sia dia memohon ke manusia yang karakternya kayak bunglon. Suka berubah-ubah

“kenapa lo susah di tebak Jun?”















Entah sudah berapa kali Nara menghela napas, pikirannya terus mengarah ke Deandra. Harusnya ini jadi kesempatan bagus untuk Nara terbebas dari Dean, tapi ini malah kepikiran. Dasar Naraya

Yuki yang melihat Nara diam menepuk pundak Nara, bukan di tepuk tapi di pukul lebih tepatnya

“Lu nape sih dugong?” Nara mendengus menjatuhkan kepalanya di atas meja

“Dean lagi?” Yuki tahu kalau Nara diam gini pasti tentang Dean

“hadeuh, sini Ra gue kasih tau” Yuki mulai mengambil posisi yang tepat, Yetta yang rasa keingintahuannya tinggi juga ikut bergabung

“pertama biarin aja ntar dia nyamperin sendiri” tutur Yuki yang langsung di hadiahi pukulan oleh Yetta

“heh curut, lo pikir Dean mirip Luki apa?”

“seorang pepatah berkata, semua cowok sama aja”

“dah lah gak mood gue”

“yaudah sih, tau gitu gue ke kantin. Bye” Yuki ngacir ke kantin duluan, ngambek dia

Yetta berdiri dari bangkunya berniat untuk menyusul Yuki, dia menengok ke Nara “gak ikut Ra?” Nara menggeleng

“hati-hati ya” Yetta pergi menyusul Yuki, kini tersisa Nara sendiri. Dia kembali untuk tiduran di atas meja

Tok tok

Suara ketukan meja membuat Nara mendongkrak, dia tersenyum

“hey” sapa seseorang

“hai Mark” ternyata Mark, teman sekelas Nara

Mark duduk di bangku depan Nara “ngapain?”

Rooftop | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang