Backgrounds

1.4K 106 12
                                    

Matahari belum membenamkan diri di ufuk barat. Seorang pria kini sedang sibuk menghitung rute perjalanan bersama dengan sahabatnya. Dengan perantara kaca matanya, ia berkali-kali melihat buku catatannya lalu beralih ke sebuah map yang ada di hadapannya. Ia sedang merancang rute yang menurutnya paling mudah dan murah tapi juga menyajikan destinasi yang atraktif, punya nilai estetika dan sejarah.

"Tay, dari Taormina kita kemana? Langsung ke Gibraltar? Atau ke tempat lain?"

"Kita berjelajah dulu saja di Italia, baru ke Spanyol dan Gibraltar."

"Apa biayanya tidak akan bengkak?"

"Tenang saja. Aku ahli mengatur keuangan. Kau buat saja rutenya dulu nanti aku yang akan menghitung biayanya perkepala."

"Kita perlu ke Roma?"

"Tentu saja! Itu tempat yang paling wajib dikunjungi."

"Menara Pisa?"

"Tentu saja, Off. Itu icon Italia. Orang tak akan percaya kau pernah berkunjung ke Italia kalau kau tak berfoto sambil bersandar ke Menara Pisa."

"Kau benar juga." Off terkekeh mendengar penyataan Tay.

"Kau seperti baru terjun ke bidang ini saja, Off. Padahal sudah 5 tahun sejak kita menjalani bisnis ini."

"Ini kan rute baru kita, Tay. Jadi aku harus memilih rute yang paling efektif dan murah. Kalau tidak begitu, kita akan merugi kan?"

"Baiklah, dari italia kita ke Gibraltar dulu baru berkeliling Spanyol. Tentukan tempat apa saja yang akan kita kunjungi di Spanyol. Aku akan menghitung biayanya nanti. Sekarang aku ingin minum dulu. Sudah lama sekali aku tidak minum."

"Kau ini selalu saja."

●●●

Di saat bersamaan, di zona waktu yang berbeda, seorang pria kini sedang makan malam bersama kolega bisnis ayahnya. Sebuah makan malam dua keluarga di sebuah restoran mewah di Chao Phraya River Cruise. Rupanya dua keluarga itu sedang merencanakan perjodohan.

"Bagaimana kalau Gun menikahi Jane saja. Bukankah dengan begitu bisnis keluarga kita akan jadi lebih maju?" Tanya seorang pria yang rupanya adalah ayah dari wanita bernama Jane.

"Lagi pula kalian sudah bersahabat sejak kecil kan?" Kini ayah Gun yang bertanya.

"Aku tidak kebaratan." Ucap Gun sopan sambil tersenyum. Sebuah senyuman lembut dan berkelas yang menampakkan sedikit lesung pipinya.

"Aku tidak mau, ayah. Aku keberatan." Jawab Jane yang kemudian pergi geladak kapal. Menghirup udara malam kota Bangkok dari tengah sungai Chao Phraya. Gun mengikutinya dengan seijin dari kedua ayah mereka.

"Jane. Kenapa kau menolaknya?" Tanya Gun pada Jane yang kini sedang melihat ke pemandangan Kota Bangkok dari pantulan air.

"Aku sudah punya pacar. Aku sangat mencintainya." Ucap Jane dingin.

"Siapa?" Pertanyaan itu membuat Jane membalikkan badan ke arahnya.

"Apa itu penting untukmu? Kenapa kau menerima perjodohan itu? Aku tau kita sudah saling mengenal sejak kita masih kecil. Tapi kurasa kita tak sedekat itu."

"Aku hanya tak ingin mengecewakan ayahku. Lagipula aku juga menyukaimu sejak lama."

"Tapi aku tidak pernah menyukaimu."

Gun terdiam mendengar pernyataan Jane. Wanita yang ada dihadapannya itu adalah wanita yang sudah ia sukai sejak lama. Walau ia tau Jane tak pernah menyukainya.

"Kita jalani saja dulu. Mungkin saja kau akan berubah mencintaiku nantinya."

"Kau benar-benar keras kepala ya?"

Pertemuan keluarga itu sepertinya tidak berjalan mulus sesuai harapan ayah Gun dan Jane. Namun dengan banyak desakan dari ayahnya, Jane akhirnya menerima perjodohan itu. Dengan syarat, jika nantinya ia tetap rak merasa cocok dengan Gun, maka perjodohan itu harus dihentikan. Gun dan ayahnya pun setuju.

●●●

Kembali melintasi laut dan benua, disinilah Off dan Tay yang kini sedang membuat poster Tour Package mereka melewati 3 negara. Off membuat desainnya, sedangkan Tay membuat jadwalnya.

"Jadi mulai kapan pendaftarannya dimulai?" Tanya Off pada Tay yang kini berkutat dengan jadwal yang ia tulis secara acak di sebuah buku.

"Bagaimana kalau awal maret? Lalu ditutup pada awal bulan april. Setelah itu kita bisa menyiapkan paspor, visa dan surat-surat penting lainnya sampai bulan mei. Kita berangkat bulan mei."

"Baiklah. Batas kuotanya sampai berapa orang?"

"70 orang saja. Aku tidak sanggup jika terlalu banyak, Off."

"Baiklah, poster sudah jadi. kita promosikan sekarang."

●●●

Siang itu suhu di kota bangkok mencapai 30°C. Jane sedang menikmati segelas kopi dingin di sebuah kafe hingga tiba-tiba sosok Gun muncul di hadapannya. Mereka memang punya janji untuk bertemu di kafe itu. Memenuhi permintaan ayah mereka untuk saling mengenal satu sama lain.

"Jadi apa rencanamu?" Tanya Jane ketus.

"Tidak ada." Gun tersenyum. "Aku hanya akan menuruti kemauanmu, kecuali membatalkan perjodohan ini." Lanjutnya.

"Kau yakin bisa mengikuti semua keinginanku?"

"Yah mungkin saja itu bisa mengubah pemikiranmu tentang perjodohan ini."

"Baiklah, mari kita lihat keinginan apa saja yang aku punya."

Jane membuat strategi dalam kepalanya. Entah bagaimanapun caranya perjodohan itu harus batal. Sambil memikirkan keinginan-keinginan tak masuk akal yang akan ia minta kepada Gun, ia memainkan handphonenya yang sejak tadi ada di atas meja. Saat ia membuka akun media sosialnya, sebuah poster tour package muncul begitu saja. Rupanya Tay Tawan, kakak tingkatnya saat ia masih kuliah yang mengunggahnya.

Jane yang sebelumnya tak pernah tertarik pada akun instagram Tay Tawan, kini membuka akun itu dan melihat fotonya satu-persatu. Rupanya kakak tingkatnya semasa kuliah itu kini menjadi sebuah agen travel di kawasan Eropa Selatan. Semua unggahannya di instagram juga memperlihatkan hasil fotografinya di berbagai negara yang ada di kawasan Eropa Selatan seperti Italia, Spanyol, Monako, dan Yunani.

Kini ia kembali melihat sebuah poster tour package yang akan membawa pesertanya berkeliling di 3 negara Eropa, yaitu Italia, Spanyol dan Gibraltar. Seketika strategi di kepalanya untuk membatalkan perjodohannya menemukan titik terang.

"P' Gun." Ucap Jane sambil terus menatap handphonenya.

"Hm?" Jawab Gun singkat.

"Ajak aku keliling Eropa." Kini Jane menatap Gun. "Lihat, dia adalah kakak tingkatku semasa kuliah. Sekarang dia menjadi agen travel kawasan Eropa Selatan. Dia baru saja mengunggah poster promosi keliling 3 negara Eropa. Italia, Spanyol dan Gibraltar. Aku ingin membantunya sekaligus ingin jalan-jalan. Biayanya juga tidak semahal kalau kita berangkat sendiri." Ungkap Jane sambil menunjukan akun instagram Tay Tawan.

"Daftarkan saja. Nanti biar ku urus pembayarannya."

"Baiklah." Ucap Jane senang karena Gun setuju pada permintaannya begitu saja. Sehingga ia bisa menjalankan rencananya.

• Journey to The End of The World •

Journey to The End of The World [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang