Beautiful

513 93 13
                                    

"Jane, kau tau kan berbicara pada orang asing itu berbahaya?" Tanya Gun pada Jane ketika mereka sampai di kamar hotel mereka.

"Dia itu bukan orang asing. Aku sudah berkenalan dengannya. Lagipula apa urusanmu? Kami hanya berteman saja."

"Tapi kita ada di negara orang. Tak bisakah kau menjaga perilakumu sedikit? Kau lupa tadi siang kau sempat membuat heboh pihak hotel dan travel agent kita karena ulahmu meninggalkanku terkunci di dalam kamar?" Omel Gun.

"Aku tidak sengaja."

"Tidak sengaja?"

"Iya, memangnya kenapa? Bisakah kau urus saja urusanmu sendiri? Aku ingin tidur." Jane naik ke atas ranjang kemudian menutup seluruh tubuhnya dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan selimut.

Gun yang melihat perilaku Jane memijat kepalanya pelan. Ia tidak menyangka teman kecil sekaligus tunangannya ini akan sangat menyebalkan.

Ia tak ingin tidur dalam satu ruangan dengan Jane malam ini. Sehingga ia memutuskan untuk memberi Jane waktu sendirian. Ia pergi menuju bar yang ada di hotel itu hanya sekedar untuk melepaskan penat yang menyiksanya karena perilaku Jane yang kekanak-kanakan.

Off dan Tay kini sedang berkutat dengan laptop mereka untuk memperkirakan biaya dan lama waktu perjalanan mereka besok selama berjelajah di Taormina. Mereka duduk di sebuah kursi yang tersedia di balkon kamar yang menyuguhkan pemandangan laut Isola Bela. Setelah menyelesaikan perhitungan mereka, Tay dan Off mulai sibuk dengan handphone mereka-masing. Tay melihat-lihat akun media sosialnya, sedangkan Off melihat kontak Gun yang sejak tadi mengganggu pikirannya.

"Apa dia sudah tidur ya? Atau sedang makan? Atau jangan-jangan..." ia tak melanjutkan kalimat dalam kepalanya. Pikirannya melayang ke hal yang tidak-tidak dan membayangkan mungkin saja Gun dan Jane sedang beradegan tidak senonoh di kamar mereka.

"Ah tidak. Apa yang sedang kau pikirkan, Off Jumpol." Rutuknya pelan sambil mengacak rambutnya sendiri.

"Memang apa yang kau pikirkan? Kau tidak sedang berpikir untuk memperkosaku, kan?" Tanya Tay yang melihat Off nampak gelisah. Sebuah pukulan mendarat di kepala Tay. Tentu saja pelakunya adalah Off.

"Kau sudah gila?" Tanya Off.

Tay terkekeh sambil mengusap kepalanya yang baru saja dipukul oleh Off.

"Mungkin saja kan kau tiba-tiba tertarik padaku. Astaga aku merinding membayangkannya." Ungkap Tay.

"Berhalusinasilah, Tay! Aku ke bar saja lah. Kau mau ikut?"

"Tidak, aku ingin istirahat. Jangan sampai mabuk. Besok kita akan melakukan perjalanan panjang." Ucap Tay.

"Iya, iya. Tenang saja." Off melangkah keluar dari kamar hotelnya menuju ke bar yang berada di lantai bawah.

Saat ia memasuki Bar itu, Off bisa melihat sosok yang ia kenal sedang duduk sendirian di ujung ruangan. Ya, Gun kini sedang duduk sendirian dengan segelas anggur Pinot Grigio yang memiliki kadar alkohol sedang di hadapannya. Setelah memesan segelas Peroni, Off menghampiri Gun lalu duduk di hadapannya.

"Sendirian saja?" Tanya Off.

"Oh, Off. Sejak kapan kau disini?"

"Baru saja. Kau tidak tidur?"

"Aku sedang tak ingin berada di satu ruangan dengan Jane."

"Kenapa? Kalian bertengkar?"

"Yah, terkadang aku lelah dengan sikap kekanakannya."

"Mau ku pesankan kamar sendiri? Agar kau bisa beristirahat. Tenang saja aku tak akan meminta biaya tambahan."

"Tidak perlu, Off. Terimakasih. Aku di sini saja sampai besok pagi."

Journey to The End of The World [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang