Teatro Antico di Taormina

484 96 23
                                    

Pagi itu Off terbangun saat Tay dan Gun sudah mandi dan rapih. Sebuah senyuman yang menjadi candu baginya belakangan ini menyambutnya di pagi hari. Gun yang masih merapikan rambutnya kini tersenyum ke arah Off yang baru saja bangun tidur. Namun Tay yang menyadari sesuatu langsung menghampiri Off.

"Astaga lingkaran hitam di matamu, Off! Kau benar-benar tidak tidur semalaman?"

Mata Off yang tadinya setengah terbuka kini terbuka dengan lebar.

"Tunggu, Tay. Kau tau bahwa aku tidak tidur?"

"Yah aku melihat matamu berjelajah semalaman. Astaga ternyata dugaan awalku salah."

"Dugaan apa?" Tanya Gun polos.

"Jangan hiraukan dia. Biasa, halusinasi pagi hari." Ucap Off yang kini memilih untuk membersihkan diri.

"Memangnya kenapa dia semalam?" Tanya Gun pada Tay saat Off sudah masuk ke kamar mandi.

"Akan kupatahkan lehermu kalau kau berani bicara macam-macam, Tay." Teriak Off dari kamar mandi yang sempat mendengar pertanyaan Gun pada Tay.

"Sudahlah, abaikan saja. Dia itu memang sedikit kurang waras." Ucap Tay setengah berbisik yang akhirnya dibalas dengan anggukan oleh Gun.

Jam menunjukkan pukul 9 pagi, rombongan Off dan Tay sudah berkumpul di parkiran dan siap untuk tour pertama mereka mengunjungi Teatro Antico di Taormina. Namun Jane rupanya tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Tay dan Off yang sedang mengabsen peserta rombongannya juga tak mendapati keberadaan Jane di tempat itu. Gun panik. Bagaimanapun juga ia bertanggung jawab atas keselamatan Jane.

Atas seizin Off dan Tay, Gun mencari Jane ke kamar hotel mereka. Berharap semoga Jane hanya tertidur saja dan lupa tentang jadwal tour mereka pagi ini. Namun saat ia sampai di kamar hotel, kamar dalam keadaan terkunci. Saat ia masuk dengan menggunakan kartu miliknya, Jane tak ada di sana. Kamar itu kosong, hanya ada barang-barang miliknya dan Jane. Tapi Jane pergi entah kemana.

Off dan Tay mencoba menanyai peserta rombongan yang lainnya. Namun tak satupun dari mereka yang tau tentang keberadaan Jane. Gun berkali-kali mencoba menghubungi Jane tapi tak ada jawaban sama sekali.

"Jane, kau ini kemana?" Gumam Gun sambil terus berlari mengelilingi hotel yang luas itu. Namun sedetik kemudian, pertanyaan itu terjawab saat Gun akhirnya melihat Jane yang kini sedang berenang di kolam renang hotel yang langsung menghadap ke laut dan memperlihatkan pemandangan pulau konservasi Isola Bella.

"Jane..." panggil Gun saat Jane sudah berada di tepian kolam.

"Oh! P'Gun? Ada apa?"

"Rombongan sudah berkumpul dan kau masih di sini? Berhentilah membuat masalah, Jane."

"Ku kira jadwalnya jam 10. Jadi aku masih bersantai di sini."

"Jam 10 kita berangkat. Jam 9 setidaknya kkta berkumpul untuk absen dan persiapan lainnya."

"Baiklah, aku akan membersihkan diri dulu." Ucap Jane.

Setelah menunggu kurang lebih 30 menit, akhirnya Jane dan Gun kembali ke parkiran Bus. Para peserta rombongan yang lain kini sudah duduk rapi di atas bus.

"P'Tay, P'Off. Maafkan aku. Kukira kita akan berkumpul jam 10, ternyata jam 10 itu waktu berangkatnya. Aku benar-benar minta maaf." Ucap Jane.

"Tidak apa-apa. Masih ada 15 menit sampai jam keberangkatan kita." Jawab Tay. "Off, kau sudah periksa yang lainnya?"

"Sudah, semua sudah siap." Jawab Off.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang saja."

Mereka masuk ke dalam Bus. Memulai perjalanan pertama mereka di Italia dengan destinasi pertama yaitu Teatro Antico di Taormina. Dari hotel mereka ke gedung teater bersejarah itu hanya memakan waktu kurang dari 20 menit. Sepanjang perjalanan, mereka disuguhkan dengan pemandangan indah Kota Taormina.

Matahari rupanya sangat mendukung hari itu. Cuaca sangat cerah sehingga dari Teatro Antico, penampakan Gunung Etna nampak sangat megah. Apalagi di bawahnya ada pemandangan Laut Ionia yang tenang dan biru. Membuat mata yang jenuh dengan hiruk pikuk kota terasa segar kembali. Para rombongan kini berkumpul untuk menunggu instruksi dari para pemandu.

"Tempat ini dinamakan Teatro Antico di Taormina. Sebuah peninggalan jaman Yunani Kuno yang dibangun pada abad ke 3 SM. Sampai saat ini, bangunan teater ini masih dipergunakan. Selain untuk wisata, biasanya digunakan juga untuk acara-acara seperti festival kebudayaan, konser, fashion show, opera dan masih banyak lagi." Tay menjelaskan tentang destinasi wisata yang mereka kunjungi hari ini.

"Dari tempat kita berdiri ini, kita bisa melihat Gunung Etna. Gunung Etna ini adalah gunung berapi terbesar di Italia. Gunung ini juga menjadi salah satu gunung api paling aktif di dunia. Bahkan sempat disebut sebagai Europe's Fire-breathing Monster alias monster dengan nafas api di Eropa." Tambah Off.

"Lalu, di bawah sana, ada Laut Ionia." Tay menunjuk pada hamparan laut yang ada di hadapannya. "Laut ini posisinya ada di tengah-tengah laut mediterania. Menjadi teluk di antara Albania, Italia khususnya bagian selatan, dan Yunani." Lanjutnya.

Semua peserta rombongan tampak sangat terpesona dengan suguhan keindahan alam di hadapan mereka. Gun pun kini dengan kameranya mulai memotret setiap sudut yang menurutnya indah dan patut diabadikan.

"Sekarang, kalian boleh berfoto, berjelajah dan menikmati pemandangan Teatro Antico. Nanti setelah 60 menit, tepat pukul 11.10, kita berkumpul lagi di sini untuk menuju ke destinasi selanjutnya." Ucap Off sambil tersenyum ramah.

Para rombongan seketika berhambur ke berbagai tempat. Meninggalkan Off, Tay, Gun dan Jane yang masih berdiri di posisi mereka.

"Gun, kau suka fotografi juga?" Tanya Tay pada Gun yang sejak tadi membidik beberapa foto pemandangan Teatro Antico. Gun hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai jawaban. "Akan ku tunjukkan padamu spot paling bagus di tempat ini." Ucap Tay lagi yang kini siap membawa Gun berjelajah.

Tay dan Gun kini mencari spot-spot foto yang menurut Tay bagus. Sebagai seorang tour guide sekaligus pemilik travel agent The Olympians, Tay sudah tahu betul seluk beluk tentang tempat yang saat ini ia kunjungi. Tay juga suka fotografi, sama seperti Gun. Sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran sambil jalan-jalan. Sedangkan Off dan Jane kini masih sama-sama terpaku di tempat yang sama.

"Yes!! P'Tay kau memang terbaik! Kalau begini kan aku tak usah berlama-lama bersama P'Gun." Ucap Jane sambil beranjak pergi dari tempat itu. Namun sebuah tangan kini menahan tasnya.

"Kau mau kemana?" Sebuah suara membuat Jane sedikit terkejut. Suara itu tak lain adalah Off yang kini menahan tas Jane sehingga Jane tak bisa pergi begitu saja.

"Oh! P'Off... ku kira siapa." Ucap Jane lega. "Tentu saja jalan-jalan. Kau mau menemaniku?"

"Boleh." Off setuju.

Saat Tay dan Gun sedang sibuk dengan dunia fotografi mereka. Di sini lah Off dan Jane sedang sibuk dengan dunia gosip mereka.

"Jadi, kau dan Gun itu..." Off belum sempat menyelesaikan kalimatnya namun Jane sudah menjawab lebih dulu.

"Kami itu hanya dijodohkan, P'. Aku sama seksli tidak mencintainya. Dia juga pasti tak benar-benar mencintaiku seperti yang ia katakan. Ia hanya menuruti kemauan ayahnya saja. Lagi pula aku sudah punya pacar." Ucap Jane.

"Jadi kalian tidak saling cinta?"

"Tidak." Jawab Jane mantap.

"Oke, berarti lampu hijau." Kini Off yang tampak bersemangat.

"Apa maksudmu, P'? Jangan bilang kau juga menyukaiku? Oh ayolah... harus berapa kali kukatakan bahwa aku sudah punya pacar?"

"Salah besar, Jane."

"Apa? Jadi... maksudmu..." Jane berpikir sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya.

"KAU GAY?"

• Journey to The End of The World

Journey to The End of The World [OFFGUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang