5

2 0 0
                                    

"Astaghfirullah! Telat!! Umiiiiii." Teriak Aisyah saat bangun dari tidurnya

Umi Laeli datang tergopoh-gopoh ke kamar Aisyah

"Astaghfirullah sayang, ngga baik teriak-teriak gitu." nasehat Umi dengan lemah lembut

"Maaf umi Ais kaget, Ais kesiangan, tadi abis  Subuh, Ais tidur lagi."

"Yaudah, cepetan mandi, nanti tambah telat. Abi sama Abang udah berangkat, kamu naik bis nanti, umi mau turun."

"Baik umi."

****

Aisyah turun tangga dengan berlari karena saking gugupnya.

"Umiii. Umi dimana? Ais mau pamit berangkat." teriak Asiyah sembari menuruni tangga. Aisyah tidak pernah melupakan kewajiban sebagai anak untuk berpamitan kemanapun ia pergi, walaupun sedang gugup sekalipun.

"Astaghfirullah anak Umi, dibilang jangan teriak-teriak."

"Gada waktu Umi, Asi mau pamit. Assalamualaikum." Aisyah keluar rumah dengan berlari.

"Waalaikumsalam." Umi geleng-geleng kepala terheran heran.

*****

"Aduh masih ada bis ngga si?" Aisyah ngedumel sendiri

"Ya Allah, bisnya mana si? Sabarrr Aisyah, pasti ada kok, tenang, relax." sembari menghembuskan nafas gusar.

Tin! Tinnn!

"Alhamdulilah Ya Allah terimakasih."

Aisyah masuk kedalam bis. Hal yang pertama ia rasakan adalah pengap. Dan tidak ada satupun kursi yang kosong, dan terpaksa ia harus berdiri sepanjang perjalanan.

"Astaghfirullah, semoga besok engga begini lagi." ucap Aisyah dalam hati.

Ekhem!

Aisyah menoleh, dan ternyata...

"Sam?." beo Aisyah.

Ya, orang tersebut adalah Sam, teman sekelas Aisyah. Sam tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya.

"Lo mau ngapain?" tanya Aisyah heran.

"Duduk!" pinta Sam.

"Gue?" beo Asiyah.

"Heem." Sam hanya berdehem.

"Gausah, lo duduk aja, gue masih kuat kok." elak Aisyah menolak, padahal didalem hati cape banget!

"Ribet banget cewe, orang tinggal duduk doang. Lo gak liat tuh keringat Lo keluar semua?? Gue gamau ya Lo pingsan disini, gegara gakuat berdiri, nyusahin orang ntar." cerocos Sam.

Cerewet!

"Iya iya. Cerewet banget jadi cowo." ngedumel Aisyah tidak tau terimakasih.

****

Setelah turun dari Bis. Sam berjalan terlebih dahulu lalu disusul Aisyah.

"Sam!" panggil Aisyah.

"Hem?"

"Kita telat banget ya? kok Lo ngga takut si? Kita bakal dihukum kan?" cecar Aisyah

"Bawel!"

Aisyah mendengus sebal. Tapi, tetap mengikuti Sam berjalan dibelakang. Sampai Aisyah sendiri tak sadar, kalau Sam tidak menuju ke kelas, melainkan ke toilet cowok.

Sam secara tiba-tiba berbalik ke belakang, membuat Aisyah kaget bukan main, karena hampir bersentuhan dengan yang bukan mahram.

"Ish, lo kalo mau puter badan, laporan dulu kek, hampir sentuhan jadinya kan, kita kan bukan mahram." sewot Aisyah.

"Lo ngapain ngikutin gue?" tanya Sam.

"Lah? kan kita sekelas?" jawab Aisyah bingung.

"Ya emang. Tapi, emang harus banget Lo ngikutin gue ke toilet?" ucap Sam, sambil menahan tawa.

"Haa? Toliet??"

Sam tertawa ngakak melihat wajah cengo Aisyah sampai Aisyah malu sendiri.

"Lucu!" batin Sam bersuara.

"Ish, udah deh ketawanya, sana katanya mau ketoilet." usir Aisyah

"Lo mau nungguin gue?." desak Sam ke Aisyah dengan menahan tawa.

"Ishh, Sam! udah deh sana, gue tungguin. Em, gue engga berani ke kelas sendirian, malu ih udah telat banget." eluh Aisyah.

"Tungguin ya, jangan ngintip!" jail Sam.

****

Sam dan Aisyah berakhir di perpustakaan. Yaaa, saat Sam dan Aisyah sampai di kelas, ternyata sudah ada guru yang mengajar. Guru tersebut terkenal sangat kiler, tidak bisa toleransi apapun. Makanya Sam dan Aisyah dihukum membersihkan perpustakaan hingga jam istirahat. Itu artinya mereka akan berada di perpustakaan kurang lebih 4 jam.

"Umii, Abii, maafin Aisyah. Aisyah nakal banget ya sampai dihukum begini?" keluh Aisyah. Saat sudah berbuat ulah, Aisyah selalu mengingat Umi dan Abinya, ia selalu merasa bersalah.

"Cape, istirahat dulu gapapa kali ya? Sam kemana lagi??" monolog Aisyah sambil mendudukkan tubuhnya di kursi perpustakaan. Lama-kelamaan ia mengantuk dan akhirnya tertidur sembari menumpukkan kedua tangannya untuk dijadikan bantal.

****

"Woy!"

"Astaghfirullah, Sam! Ngagetin orang tau." Asiyah memarahi Sam yang membangunkannya dengan sangat tidak sopan sambil menguap.

"Ya lagian, ngapain lo malah enak-enak molor begitu? bukannya beresin malah molor." cerca Sam kepada Aisyah.

"Eh, yang ada Lo yang dari tadi kemana? Gue udah beres-beres dari tadi, dan lo ngga tau dimana, yaudah gue ngantuk, ya tidur lah." bantah Asiyah tak mau kalah.

"Emang ya cewe selalu benar." Balas Sam sambil berlalu dari hadapan Asiyah.

****

"Kamu suka bonekanya?." tanya seseorang disamping Aisyah sambil tersenyum sayang.

"Aisyah suka banget, makasih yaa. Aisyah janji, Aisyah bakal jaga boneka ini sebaik mungkin." seru Aisyah sambil tersenyum sangat ceria. Ia sangat suka menerima hadiah dari orang tersayang dalam hidupnya.

"Nanti kalo aku udah ngga ada disamping kamu lagi, boneka ini yang bakal nemenin kamu." ucap orang tersebut dengan tidak melepaskan senyum manisnya.

"Kok kamu ngomong gitu?? Kamu bakal ninggalin Aisyah?." tanya Aisyah khawatir sembari memeluk boneka Beruang berwana coklat tersebut.

"Azharr.. Azhar jangan tinggalin Aisyah" racau Aisyah masih menutup mata.

"Aiss, bangun." Fadil sang abang mencoba membangunkan Aisyah yang sepertinya mimpi masa lalunya.

"Aiss, bangun dek, jangan bikin abang khawatir." Fadil terus menggoyangkan tubuh Aisyah agar segera bangun.

Aisyah membuka matanya. Setelahnya, air mata yang tak mampu ia bendung, akhirnya meluncur juga. Mimpi itu lagi!

"Abanggg."

Tangis Aisyah pecah saat dipeluk oleh Abangnya. Fadil terus memenangkan Aisyah yang terus menangis.

"Kenapa Azhar selalu datang di mimpi Ais? apa dia bakal kembali?" tanya Aisyah terdengar memilukan.

"Ais, dengerin Abang. Abang sayang sama kamu. Abang gamau ngeliat kamu kaya gini terus. Percaya sama Abang, kalo dia ditakdirkan untuk Ais, dia pasti bakal dateng lagi. Tapi, Ais juga harus siap, karena kita ngga tau dia akan kembali seperti dulu, atau mungkin berubah. Ais harus siap akan itu." nasehat Fadil sambil mengelus jilbab yang menutupi kepala Aisyah.

*****
Happy Reading 🤗

RUMIT

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang