3

5 0 0
                                    

Mentari pagi menyelusup masuk ke dalam indera penglihatan Aisyah. Aisyah mengerjap, ternyata sudah hampir siang. Huh! Telat bangun lagi. Padahal Aisyah ingin sekali melaksanakan Sholat Malam, tapi apalah, Aisyah sangat susah bangun tangah malam.

Tak mau menyia-nyiakan waktu, Aisyah beranjak dari tempat tidur dan mengambil air wudhu. Menggelar sajadah dan menunaikan dua rakaat Sholat Subuh. Setelahnya, terdengar teriakan Umi dari luar.

"Aisyah, kamu sudah bangun, nak?"

"Sudah, Umi."

Dan tidak ada suara lagi. Aisyah bergegas untuk segera mandi. Tak butuh waktu lama untuk mandi. Aisyah sudah siap dengan setelan seragam hari Kamis yaitu Batik Bebas dengan Jilbab yang selalu menempel di kepalanya.

Aisyah rasa ia tak punya banyak waktu untuk sarapan. Yah! Mungkin akan telat lagi!. Aisyah segera pamit dengan Umi dan Abi. Tanpa ba-bi-bu, Aisyah keluar rumah dan menunggu Melan datang. Kemaren, saat mengantar Aisyah pulang, ia berjanji akan menjemputnya berangkat sekolah.

Tentunya Melan sudah tau rumah Aisyah, karena kemarin setelah dari Mall, Melan mengantarkan Aisyah pulang kerumahnya.

Yang ditunggu-tunggu pun datang. Dengan cengiran khasnya.

"Haiii, Selamat Pagi Aisyah." ucap Melan dengan begitu cerianya.

"Waalaikumsalam."

"Ehh iyaa, assalamualaikum Bu uztazah." Nyengir lagi

"Ayo ah Mel, nanti kita telat lagi." ajak Aisyah

"Kuyy"

***

"Nanti kita ketemu di kantin ya." Ucap Melan sebelum memasuki kelasnya.

Asiyah menganggukkan kepalanya dan melanjutkan untuk menuju kelasnya. Sesampainya dikelas ternyata kelas sudah rame oleh penghuni kelas. Ah! Ia lupa, ini kelas IPA, pasti mereka berlomba-lomba berangkat pagi agar bisa menduduki bangku terdepan. Pikir Aisyah.

"Gue duduk dimana?", batin Aisyah.

Belum menemukan titik terang. Tiba-tiba..

"Woi, ngapain Lo berdiri didepan pintu? Mau jadi Ismail bin Mail yang nungguin guru dateng? Cepetan cari tempat duduk." Ucap seorang lelaki dengan matanya yang indah, alis yang tebal, dan yahh.... tampan.

Aisyah tak berkutik. Ia terlalu hanyut oleh mata indahnya. Hingga..

"Malah ngelamun, kesambet Lo?" tanya anak lelaki tersebut dengan nada songongnya

Aisyah lantas beranjak dari tempat ia berdiri, tak mau berurusan lebih lama dengan lelaki tersebut. Ia mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong. Dan dapat! Aisyah segera menghampirinya.

"Hai, boleh gue duduk disini?" Tanya Aisyah sopan.

"Tentu saja." Ucap cewe yang tidak jauh beda dengan dirinya. Memakai jilbab yang panjang.

"Kenalin, gue Aisyah." Asiyah tersenyum sangat manis sambil mengulurkan tangannya.

"Namaku Farah." Farah menyambut uluran tangan Aisyah dan tersenyum balik

***
Bel berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba. Guru pun keluar dari kelas diikuti para siswa yang ingin mengisi perut mereka.

"Farah, gue mau kekantin, lo mau ikut?" Tanya Aisyah sambil merapikan alat tulisnya di meja.

"Ngga deh syah, aku bawa bekel."

"Yaudah, gue kekantin ya soalnya udah ditungguin sama temen gue."

Farah mengangguk sebagai jawaban. Dan Aisyah bergegas untuk pergi kekantin.

***

"Syah, Lo duduk sama siapa?" Tanya Melan sembari menikmati baksonya.

"Gue duduk sama Farah, anaknya keliatan kalem." Jawab Aisyah tanpa memalingkan wajahnya dari Baksonya. Karena jujur ia sangat lapar.

"Eh syah, IPA isinya cogan semua yaa, mana katanya alim-alim lagi, idaman banget yaaaa, aduh iri deh gue, kenapa juga gue gak masuk IPA." Rengek Melan

"Gatau sih Mel, gak terlalu merhatiin juga, gue juga belum kenal sama anak laki-laki dikelas."

"Parahhh Lo, gue yakin mereka bakal jadi most wanted disekolah kita."

Aisyah hanya mengendikan bahu acuh. Ia tak mau memikirkan yang tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah perutnya.

Happy Reading 🤗

RUMIT

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang