Sudah dua hari diadakan MPLS. Dan hari ini adalah hari terakhir MPLS sekolah High School. Panasnya terik matahari, tak menyurutkan semangat murid-murid baru untuk melaksanakan kegiatan demi kegiatan yang berlangsung dilapangan sekolah. Mereka sedang menyaksikan pentas seni yang ditampilkan oleh beberapa kelas.
"Syah, ini kapan selesainya anjir, gatau apa panas kek begini." Melan mengeluh kepada Aisyah.
Aisyah tak bergeming, karena dia sedang menikmati pentas seni.
"Syahhh, guee cape." Rengek Melan, sambil menggoyangkan bahu Aisyah
"Ihh, apaan si Mel."
"Capee syahh. Panass"
"Ya terus gue harus ngapain? Udah si, nikmatin aja."
Melan mengerucut kan bibirnya. Dan dengan terpaksa mengikuti pentas seni hingga selesai.
***
Tampilan demi tampilan telah ditampilkan. Para murid baru mendesah lega, karena istirahat akan segera tiba. Dan akan mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi minta diisi."Oke teman-teman semua, setelah ini memasuki jam istirahat, kalian bisa gunakan waktu sebaik mungkin untuk makan dan lain sebagainya. Setelah istirahat, kalian bisa berkumpul lagi di sini. Untuk persiapan penutupan MPLS dan ada beberapa pengumuman yang akan disampaikan, salah satunya pembagian kelas. Terima kasih." Ucap salah satu OSIS didepan mikrofon.
Semua murid membubarkan diri dari lapangan dan saling balapan untuk menuju ke kantin.
"Ayokk syah, kita ke kantin, laper banget njir." Melan bersemangat.
"Iyaa"
***
Di kantin, Aisyah dan Melan makan dengan lahap. Apalagi Melan, lahap sekali seperti berhari-hari tidak makan. Membuat Asiyah terheran-heran."Mel? Laper banget ya? Gue ngeri liat lo makan sampai segitunya." Aisyah bergidik.
"Gue bener-bener laper bangett anjirr. Lo tau? Tadi pagi, gue ngga sarapan tau nggak." Melan mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa?" Tanya Aisyah
"Gara-gara abang guee yang nyebelin banget. Tadi pagi tuh, sepatu gue diumpetin sama abang. Yaa bukan karena gua ga ada sepatu yang lain ya. Emang kebetulan lagi dicuci semua. Udah diumpetin, abang gue maen pergi aja. Kan keselll. Untung ketemu" Jelas Melan menggebu-gebu.
"Hhaha, abang lo jail banget yaa?" Tawa Asiyah.
"Bukan jail lagi, nyebelin banget deh pokoknya, tapi gue sayang. Lo tau sepatu gue diumpetin dimana?"
"Dimana?"
"Ditas guee njir. Negeselin ngga tuh? Guee udah cari ke sekeliling rumah gue, taunya ada ditas."
"Ngomong-ngomong, abang kamu sekolah disini juga?" Tanya Aisyah
"Iyaa. Gue tuh sama abang, agak jauh beda si. Guee ya gini, blak-blakan. Kalo abang guee itu sedikit ngalim. Kalo didepan orang-orang, dia itu beuhhhh ngalim banget, tapi kalo dibelakang jailnya kebangetan. Lain kali gue kenalin deh sama lo"
"Ooh okee."
***
"Terimakasih kepada adik-adik, yang telah dengan semangat mengikuti kegiatan MPLS ini. Saya sangat berharap, setelah berakhirnya kegiatan ini, adik-adik semuanya tidak melupakan kakak-kakak OSIS yang berdiri didepan kalian ini. Saya mewakili teman-teman OSIS, mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para Bapak/Ibu Guru dan teman-teman panitia OSIS atas dukungan dan kerjasamanya terselenggaranya kegiatan MPLS tahun ini." Papar ketua Osis, Fatir.
"Dan saya ucapkan selamat kepada adik-adik semua, detik ini kalian telah resmi menjadi siswa SMA High Scholl kebanggaan kita." Tambahnya. Diikuti gemuruh tepuk tangan para siswa.
"Dan pengumuman terkahir, tentang pembagian kelas. Kalian bisa lihat di papan pengumuman, nama-nama kalian sudah tercantum disana, silahkan cek sendiri nanti setelah saya bubarkan. Hanya itu pengumuman dari kami. Kalian boleh meninggalkan tempat ini. Sekian."
Para guru dan OSIS mulai meninggalkan halaman sekolah dan para siswa baru berebut untuk melihat pembagian kelas. Tapi, tidak dengan Aisyah dan Melan.
"Syah, mau liat sekarang?" Tanya Melan.
"Nanti aja, gue gamau desak-desakan gitu. Ikhtilat."
"Ikhtilat? Apaan?" Tanya Melan bingung
"Ikhtilat itu berbaurnya antara laki-laki dan perempuan." Papar Aisyah, dan Melan hanya ber oh ria.
"Syah. Lo ambil jurusan apa?"
"Gue ambil jurusan IPA."
"Yahh, berarti kita nggak sekelas dong."
"Ya ampun Mel, kan belum tentu gue diterima di IPA, lagian IPA itu cuma satu kelas, pasti dipilih yang bener-bener bakat di IPA."
"Guee tauu lo itu pinter. Tapi, kalo lo ngomong gitu, gapapa deh, siapa tau kita sekelas kalo Lo nggak diterima di IPA." Cengir Melan
"Kita liat yuk, udah lumayan lenggang tuh." Ajak Aisyah
"Kuyyyy"
***
Aisyah menghembuskan nafasnya lelah. Akhirnya setelah mengiyakan ajakan Melan berbelanja di Mall, Aisyah bisa meregangkan otot-otot nya dikasur kesayangannya. Pikirannya berputar saat dirinya melihat pengumuman pembagian kelas.
Flashback On
"Tuh kan, gue ngga sekelas sama lo. Pasti Lo ketrima kann di IPA?" Melan mengerucutkan bibirnya.
"Iya Mel. Guee ktrima di IPA. Udah deh, jangan manyun gitu ah. Kita kan masih satu sekolahan, toh kelas kita juga sebelahan"
"Pokoknya lo harus hibur gue."
"Iya iyaa. Gimana hm?"
"Lo harus ikut guee belanja." Putus Melan dan langsung menarik tangan Aisyah menjauh dari sekolahan.
Dan saat tiba di Mall, Asiyah menyadari satu hal. Melan benar-benar kalap dengan yang namanya belanja.
Flashback Off
Happy Reading 🤗
RUMIT
