Alisha melihat jam tangannya yang menunjukkan waktu pukul 01:45 dini hari. Alisha mulai beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan di samping Adel yang melangkah menghampiri wanita paruh baya yang biasa dipanggilnya dengan sebutan mami.
Ia pamit kepada wanita paruh baya itu untuk pulang lebih awal malam ini, karena biasanya Adel pulang pada pukul 03:00 atau 04:30 pagi. Bahkan ia juga pernah pulang pada pukul 05.00 pagi, namun karena malam ini ia membawa Alisha bersamanya, maka ia pulang lebih awal, karena ia sudah bisa menerka kalau Alisha pasti belum terbiasa tidur sampai selarut ini.
Dalam perjalanan menuju kosan nya, Adel menghentikan motor matic nya, tepat di depan warung nasi langganannya karena ia ingat sejak sore tadi Alisha dan dirinya belum sempat memakan apapun.
Warung nasi itu buka 24 jam, pemiliknya adalah suami istri yang secara bergantian menjaga warung tersebut. Warung nasi itu terletak di Perempatan jalan tak jauh dari kosan Adel. Karena sudah sering beli makanan di warung itu. Adel pun sudah cukup dekat dengan pemilik warung nasi itu, bahkan mereka sudah tau makanan kesukaan Adel yang sering dipesan.
Adel terlihat ramah dan murah senyum, membuat siapapun yang mengenalnya tidak akan pernah menyangka kalau dia bekerja di club malam.
Sesampainya di kosan, Adel mempersilahkan Alisha untuk duduk, sementara ia menyiapkan makanan yang baru saja ia beli untuknya dan Alisha. Perasaan Alisha masih belum cukup baik, karena kemarin adalah hari ulang tahunnya dan ia sengaja menghindari keluarga dan teman-temannya dengan ikut pergi ke tempat kerja Adel. Sebenarnya sebelum Alisha melihat bagaimana pekerjaan Adel, ia sempat berpikir untuk mengikuti jejak Adel dengan bekerja di club malam.
Namun ia merubah pikirannya setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pekerjaan yang Adel lakukan setiap harinya. Dulu, Alisha selalu berpendapat kalau wanita pekerja club malam itu bukan wanita yang baik, namun setelah pertemuannya kembali dengan Adel tiga bulan yang lalu. Alisha merubah sudut pandangnya mengenai wanita pekerja club malam. 'Benar apa yang Adel katakan, kalau bukan karena masalah ekonomi dan sulitnya lapangan pekerjaan. Mungkin ia tidak akan pernah bekerja di tempat hiburan malam itu.' Alisha berkata dalam hatinya.
Setelah selesai makan, mereka pun membersihkan piring dan gelas bersama. Setelah itu bersiap untuk tidur.
"Good night," ujar Adel yang sudah bersiap diposisinya untuk tidur.
"Good night too," sahut Alisha tersenyum tipis.
Karena sudah seharian ini Alisha tidak mengaktifkan handphonenya, ia pun mengaktifkannya, handphonenya berdering berkali-kali, banyak pesan masuk yang mengatakan "'Happy Birthday'' kepadanya. Tentu saja pesan itu dari keluarga dan teman-teman dekatnya.
Alisha menghela nafas panjang, ingatannya kembali ke masa enam tahun lalu. Saat itu Alisha yang berusia 19 tahun, sedang menjalin kasih bersama Reza. Seorang laki-laki tampan yang baik dan lembut, ia juga selalu memanjakan Alisha.
Reza adalah cinta pertama Alisha dan hubungan mereka begitu harmonis, tidak jarang teman-teman mereka merasa iri dengan hubungan mereka berdua. Sampai suatu malam, saat itu Reza berniat mengajak Alisha ke rumahnya untuk mengenalkan Alisha kepada kedua orangtuanya. Karena Reza memang tidak main-main dengan hubungan mereka. Awalnya Alisha merasa ragu, namun karena rasa cintanya yang tulus kepada Reza, akhirnya malam itu ia bersedia untuk pergi ke rumah Reza.
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan kepada Alisha, karena kedua orang tua Reza tidak ingin asal memilih calon menantu. Mia adalah yang pertama kali menentang hubungan mereka, alasannya adalah karena Alisha tidak sederajat dengan keluarga mereka, dia segera mengusir kekasih Reza itu keluar dari rumahnya.
Dalam keadaan kecewa dengan Air mata yang bercucuran di pipinya, Alisha keluar dari rumah mewah itu.
Reza berlari mengejar Alisha dan menggapai tangannya kemudian ia berkata, "Alisha tunggu, aku minta maaf atas kata-kata orang tua ku barusan. Aku tau kamu pasti sangat kecewa dan sakit hati, begitu pun aku. Aku juga tidak menyangka dan sangat kecewa dengan orang tuaku sendiri, kenapa mereka tidak bisa mengerti dengan perasaanku. Aku sangat mencintai kamu dan aku ngga mau kehilangan kamu, Aku ngga bisa hidup tanpa kamu. So please, jangan tinggalin aku." Reza merayu kepada Lisa.
"Tapi, Reza, orang tua kamu tidak merestui hubungan kita. Bagaimana mungkin kita bisa menikah kalau tanpa restu dari orang tua kamu," ujar Alisha yang masih menangis.
"Aku tau, tapi kita ngga boleh menyerah. Kita harus berjuang dan membuktikan kepada kedua orang tuaku. Bahwa cinta kita ini tulus, aku yakin setelah mereka melihat ketulusan cinta kita. Pasti mereka akan merestui hubungan kita, percaya sama aku, kamu mau kan kalau kita perjuangkan hubungan ini?" Reza sangat berharap Lisa mau memperjuangkan hubungan mereka.
"Baiklah aku bersedia untuk berjuang bersama kamu, mempertahankan hubungan ini sampai akhirnya mendapatkan restu dari kedua orang tua kamu," sahut Lisa yang menyetujui kata-kata Reza.
Reza pun memeluk Alisha dengan erat dan penuh kasih sayang, ia membelai rambut panjang kekasihnya yang tergerai indah.
Akhirnya mereka pun menjalani hubungan tanpa restu dari orang tua Reza dan berharap suatu hari nanti orang tua Reza akan merestui hubungan mereka..
Sore itu Alisha masih menunggu Reza di depan kantor tempat ia bekerja, karena Reza berjanji ingin menjemputnya. Namun sudah dua jam menunggu, Reza masih tak kunjung datang juga.
Alisha menjadi gelisah dan berusaha menghibungi Reza, tapi handphone Reza tidak aktif.
"Ngga biasanya Reza telat begini, mana handphonenya ngga aktif lagi. Semoga kamu baik-baik saja Reza," ujar Alisha dalam kegelisahannya.
Ia tidak bisa berhenti bolak-balik, perasaannya tidak tenang dan sesekali ia melihat ke arah jalan, namun Reza masih belum juga terlihat. Alisha semakin merasa khawatir, tiba-tiba
Ring ...ring ...ring ...!
handphone Alisha berbunyi. Saat ia melihat handphonenya, terlihat nama "Andre" memanggil.
Andre adalah salah satu temen deket Reza dan Alisha, ia mengabarkan bahwa Reza mengalami kecelakaan yang sangat parah dan saat ini Reza berada di ruang UGD.
Dalam perasaan yang tak menentu, Alisha langsung menuju rumah sakit tempat di mana Reza di rawat. Air matanya tak henti-hentinya mengalir, saat ia melihat keadaan Reza dari luar kaca ruang UGD.
Laki-laki yang ia cintai, saat ini sedang terbaring lemah dan tak berdaya. Tiba-tiba Alisha merasa ada yang menariknya.
PLAK!!
Mia yang tidak lain adalah mamanya Reza menampar wajah Alisha dan kemudian berkata, "Ini smua gara-gara kamu, kalau saja Reza mendengarkan kata-kata kami untuk meninggalkan kamu, ini semua tidak akan pernah terjadi." Mia terlihat begitu emosi.
"Saya minta maaf tante." Alisha brusaha meraih tangan Mia
"Pergi kamu dari sini dan jangan pernah ganggu anak saya lagi," seru Mia mengusir Alisha.
"Tante, please, jangan usir saya dari sini. Saya sangat mencintai Reza, saya mohon, saya ingin tetep berada di sini untuk menemani Reza." Alisha memohon kepada Mia dan berharap Mia memberikan kesempatan untuknya, supaya ia bisa menemani Reza.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Path Of Destiny
RomanceWarning 21++ Alisha adalah seorang single parent, yang harus bekerja keras untuk bisa menafkahi anak-anaknya. Segala macam pekerjaan rella ia lakukan, asalkan itu halal dan bisa memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya. Sampai pada suatu hari, Tuhan p...