terima kasih sudah berkenan mampir dan meninggalkan jejak di sini ! 💚💕
stay healthy, yaa ! ♡♡
Sunoo menggenggam erat senternya saat mereka memasuki rumah tersebut. Sedangkan Jungwon dan Jay sudah berada jauh didepannya. Niki masih berada disamping Sunoo karena ia tahu kalau Sunoo takut. Tentu, aura disini sangat kelam dan negatif dirasakan oleh Niki.Beberapa kali Niki menyorotkan senter ke depan untuk memastikan mereka masih berada satu jalur dengan Jay dan Jungwon. Sejauh ini masih baik-baik saja.
Kraakk.....
"Apaan tuh, Niki?" bisik Sunoo bergetar.
Niki segera mengarahkan senter ke arah suara itu. "Ga ada apa-apa." Lelaki itu kembali mengarahkan senter ke depan.
"Terus, suara apa dong itu tadi?" Sunoo berbisik lagi.
Niki mengeleng. Dia menyorotkan senter ke beberapa arah. "Kita terpisah sama Bang Jay dan Bang Jungwon." ucapnya.
"Ih! Jangan dong."
Kraaakk....
Degh!
Degh!
Suara seperti kuku yang sedang menggaruki tembok kini muncul lagi. Kali ini tepat disamping kaki Sunoo. Lutut lelaki itu gemetar saat hawa dingin tiba-tiba menelusup melewati mata kaki.
Niki segera mengarahkan senter ke kaki Sunoo. Mereka tak mendapati apapun disana, sama seperti tadi. Lalu Niki segera menyeret Sunoo untuk berjalan lebih cepat dan menyusul Jungwon.
"Kyaaaa!"
Langkah mereka terhenti saat mendengar sebuah teriakan. Itu suara Jay. Setelah sejenak bertukar pandang, mereka segera berlari ke sumber suara.
"Akh!" jerit Sunoo tertahan. Ada sesuatu yang mencengkeram kakinya kuat sehingga membuatnya tak bisa melangkah.
"Ke-kenapa, Bang?" tanya Niki terbata.
"A-ada yang megang kaki gue."
Niki segera mengarahkan senter ke kaki Sunoo. Ia menelan ludah. Tampak di depan matanya, sepotong tangan dengan kuku-kuku panjang dan busuk mencengkeram kaki Sunoo kuat.
Sunoo meringis kesakitan. Semakin ia meronta, semakin kuat cengkeraman itu membelenggu kakinya.
"Pergi, Niki! Susul Bang Jay dan Jungwon. Jangan sampai sesuatu terjadi sama mereka!" bentak Sunoo.
Niki ragu-ragu akan melangkah. Mana mungkin ia meninggalkan Sunoo sendiri disini dalam keadaan yang jelas tidak baik-baik saja?
"Gue ga apa-apa. Tolong, pergilah." Sunoo memelas.
"O-oke." Niki segera melesat ke arah sumber suara teriakan Jay. Berharap mereka masih disana.
"Tangan sialan! Lepasin nggak?!" hardik Sunoo. Ia mengeluarkan handphone, sebentar dia mencari-cari. Dan nyala! Fitur senter dari handphone menyala. Sunoo tidak bisa menggunakan senternya karena tak berfungsi lagi.
Kini Sunoo tak lagi meronta karena dirasakan perih di pergelangan kakinya akibat cengkeraman tangan berkuku panjang itu. Ia pasrah. Anehnya, cengkeraman tangan itu justu melemah. Sunoo segera meraih tangan itu lalu melemparkannya jauh ke belakang. Dengan tertatih ia berusaha menyusul teman-temannya.
Niki menemukan Jay tergolek lemah dengan bekas cakaran di wajah. Ia mencari-cari dimana Jungwon berada. Tapi nihil. Ia tak menemukan lelaki berlesung pipit itu. Niki meraih senter yang menyala berada tak jauh dari tubuh Jay, yang Niki yakini senter itu adalah milik Jungwon karena mereka membeli senter di toko yang sama.
Kemudian Niki meletakkan kembali senter di lantai dan fokus pada Jay. Ia berusaha membangunkan lelaki yang lebih tua tiga tahun darinya itu.
"Bang Jay, bangun!"
Jay mulai menggeliat. Perlahan matanya terbuka.
"Aah!" jeritnya tertahan."Ini Niki, Bang."
"Niki?" Jay menghembuskan napas lega. Tapi tubuhnya menggigil ketakutan.
"Sumpah! Gue takut.""Takut kenapa? Jungwon mana?" tanya Niki beruntun.
"Jungwon.... dia di-dibawa sama makhluk itu."
30/01/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalap II Enhypen [✔]
Mistério / SuspenseBerawal dari penasaran, akhirnya menjadi celaka. © rhmaah, 2O21