Awal

403 81 8
                                    

Kedua manik yang semula terpejam itu perlahan mengerjap. Menampilkan iris serwarna shappire blue menenangkan, seperti laut, juga seperti langit. Bibir ranumnya mengeluarkan desahan pelan ketika badannya serasa remuk—mati rasa.

"Aku dimana?" Sang pemuda membisik pelan, padahal sejatinya ia sendiri tak tahu berkata pada siapa.

"Neverland,"

Jeongin menolehkan kepala seketika. Jawaban yang tak pernah ia harapkan meluncur dari belah bibir pria yang tak pernah ingin ia temui kembali. Sahabatnya, cinta pertamanya, alasannya pergi.

Yang Jeongin baru sadar, tubuhnya bersandar pada kayu ox dengan aroma musim gugur yang khas, dengan surai salju turut berterbangan ditiup angin nakal ketika sang tinkerbell terdiam kaku.

Menatap lurus pada cinta lamanya yang kini justru memusatkan pandang kedepan, tak menaruh atensi sama sekali terhadapnya.

Lurus dan dalam, seolah menohok melalui gelapnya manik dark grey yang memancar indah dari kedua bola matanya. Ah, bertingkah angkuh, seperti biasa—Jeongin tidak akan mengakui bahwa ia merindukan semuanya.

Harum rumput basah ketika pepohonan sibuk menggugurkan daunnya, semilir angin pembawa aroma hujan—oh juga, eksistensi pemuda bersurai kelam disampingnya.

Sungguh, semuanya akan terasa begitu sempurna, terasa begitu menyenangkan untuk kembali berada di rumah—jika saja hatinya tidak berdenyut menyakitkan.

"Hwang Hyunjin, apa yang kau lakukan?" Pria manis itu berujar lirih, nyaris seperti bisikan. Begitu pelan hingga mungkin angin akan menertawakan.

Pada akhirnya, pemuda disampingnya menoleh, masih setia dengan rambut segelap malam dan sehitam burung gagak, masih dengan senyum penuh yang tampak tampan.

"Membawamu pulang," diiringi senyuman, bagi Hyunjin semuanya begitu mudah. Karena ia bukan Jeongin, karena ia tak tahu apa yang dirasakan Jeongin.

Lucu. Untuknya, Neverland tak lagi gemerlap, tak pula penuh kilau tertimpa sinar mentari. Semuanya hitam putih tak berarti. Ketika rupa si tampan mendekat, berbisik pelan—mengucap kata yang tak lagi ia perhatikan, namun lamat-lamat terdengar.

"..."

.

.

.

Neverland

"You force me back to neverland, but i swear that you'll never see me in your land."

Peterpan!Hyunjin, Tinkerbell!Jeongin

Warning : This story will be absolutely different from the 'Peterpan-Tinkerbell' story that you know.

.

.

.

A/N :

Aduh saya ga nonton filmnya peterpan jadi cerita ini bakal pure imajinasi dan ngarang doang. Tolong jangan berharap lebih 😭

Ini bakal lebih ke after story tinkerbell sama peterpan. Jadi bukan lagi cerita tinker ngejar2 peter. Sekarang tinker udah berubah dingin karena disakiti peter dulu, giliran peter yang ngejar. Gitu guyss.

NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang