III

235 66 18
                                    

"Aku minta maaf, Hyun."

Jeongin menemui Hyunjin keesokan hari. Tepat setelah ia menyatakan perasaannya yang berakhir mengenaskan.

Di depannya Hyunjin menatap sinis. Mengetuk-ngetuk kaki tak sabaran. Kedua tangan bersedekap di depan dada.

"Apa lagi yang ingin kau katakan?"

Hyunjin di depannya bukan lagi Hyunjin yang ia kenal. Bukan lagi sosok pemuda murah senyum nan hangat. Bukan pemuda yang Jeongin kenal sejak kecil.

Semuanya berubah, semenjak Wendy datang. Jeongin memupuk kebencian dalam dadanya.

"Tolong jangan marah padaku."

"Ya, tentu. Kalau kau bersedia menghilangkan perasaan bodohmu itu."

Jeongin menunduk, mengangguk patah-patah ketika ia merasa sesak setengah mati.

"Great. Kalau hanya itu yang mau kau katakan, aku akan pergi sekarang. Wendy sudah menunggu."

Kembali, kebencian bertambah dalam dada Jeongin. Membunuhnya secara perlahan.

Next

NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang