"Tink?"
Hyunjin datang lagi hari ini. Masuk kerumah pohon Jeongin seolah tak kapok dengan penolakan kasar yang ia dapat kemarin.
Hari ini ia membawa nektar. Minuman kesukaan Jeongin, dulu. Ia harap Jeongin masih menyukainya hingga sekarang.
Ia mendapati pemuda manis itu masih terlelap di tempat tidur daunnya. Manis sekali, tak berubah meski belasan tahun sudah berlalu.
Hyunjin tanpa sengaja menyenggol buku besar yang Jeongin baca kemarin. Menimbulkan suara debuman keras ketika buku itu nenyentuh lantai.
Hyunjin mengernyit singkat, berharap suara itu tak membangunkan peri kecilnya. Oh sayang sekali, karena sekarang Jeongin tampak melenguh kecil.
Manik birunya mengerjap pelan. Membuka sedikit demi sedikit karena terganggu suara gaduh yang Hyunjin buat.
Tangan mungilnya terangkat kemudian menutupi mulut ketika ia menguap kecil. Hyunjin menahan jeritan gemasnya.
Tapi sedetik kemudian berubah menjadi senyum canggung karena ia ditatap sedemikian dingin oleh peri yang baru bangun tidur di depannya.
"Sedang apa kau di sini?"
Hyunjin buru-buru menyerahkan nektar yang ia bawa sembari mengulas senyum terlebar yang bisa ia berikan.
"Untukmu."
"Aku benci nektar. Wendy yang menyukainya."
Senyum Hyunjin luntur seketika.
Great, Jeongin akan semakin membencinya setelah ini.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Neverland
Fanfiction"-he looked at him like a blind man seeing the sun for the first time." Peterpan itu, semua yang pernah tinkerbell dambakan, juga yang tak akan pernah mampu ia raih-sebelum semesta membaliknya seratus delapanpuluh derajat. Fantasy!AU ; Hyunjin as P...