Jatuh yang tidak menggoreskan jejak luka tapi menyayat menyakiti hati.
Pedih namun malu untuk aku mengadu perihal sakit ini.
Aku malas membahas siapa yg bersalah dan apa penyebabnya.
Pohon yang ku anggap kokoh dan mampu bertahan bertahun lamanya, nyatanya ia lapuk dan menggugurkan bunga yang sudah mulai mengembang.
Pohon yang pernah ku singgahi, bahkan ia yang menawariku berteduh dibawah rindah daunnya saat kakiku masih kuat melangkah.
Setiap kali aku singgah, aku mengajukan pertanyaan layak seorang jaksa pada seorang tersangka.
Dan ku ingat salah satunya jawaban dari pertanyaanku "pohon yang kuat nan kokoh, mengapa kau menggugurkan daun dan menyisahkan bunga", dan ku terima alasannya "hanya untuk menumbuhkan bunga-bunga, dan daun akan tumbuh kembali". It's okeh dengan alasannya.
Namun aku pun mengingat satu jawaban lain darinya "kalau pohon ini mulai menggugurkan tanaman dan mulai rapuh, hanya ada pilihan, menyiramnya kembali atau menanam yang baru"
Ya mujiib, bahkan pohon yang kokoh pun memberi jawaban yang sulit.
Jelas sulit bukan? Pohon yang sudah tumbuh besar nan kokoh harus di tebang atau di siram.
Haruskah membeli bibit baru dan menebang pohon itu?
Mungkin aku mampu tapi belum untuk saat ini. Sungguh pilihan yang tidak kuninginkan#Bandar_lampung
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Introvert
RandomIntrovert itu enggak pemalu, hanya saja lebih pendiam dan membicarakan hal-hal yang dirasa penting. Introvert itu katanya aneh, padahal hanya nyentrik dan suka hal-hal yang unik. Mereka bilang introvert itu sombong dan eksklusif, padahal hanya berha...