-6-

90 10 0
                                    

...

Malam tiba, Leo masih ingat dengan Agatha yang ingin bicara dengannya malam ini. Maka dari itu, Leo sudah siap dengan baju casual yang ia kenakan.

Ia pun mengambil kunci motornya, dan keluar dari kamarnya. Saat sedang melewati ruang tamu, Miland sang ayah memanggilnya. Yang membuat Leo menghentikan langkahnya

"Leo?" Panggil Miland

"Kenapa?."

"Mau kemana malem-malem gini?"

"Keluar."

"Gak makan malem dulu?"

"Makan di luar aja." Tanpa menunggu izin dari sang Papa, Leo langsung pergi dan melajukan motornya menuju taman.

Sepanjang perjalanan, Leo menerka-nerka. Apa yang sebenarnya Agatha ingin ucapkan kepadanya? Apakah penting, sampai-sampai dia memohon seperti ini.

Beberapa menit kemudian, motor Leo berhenti tepat di sebuah taman, tapi Leo merasa familiar dengan taman ini. Leo merogoh handphone nya di dalam saku jaket. Dan melihat history chat dia dengan Agatha. Terakhir kali, Agatha mengirimkan chat kepada Galileo. Yaitu sebuah lokasi, Leo mengeceknya sekali lagi. Takut-takut salah alamat

Namun tidak, Leo adalah orang yang teliti. Jadi, tidak mungkin salah. Lokasi yang dikirimkan Agatha memang benar disini, tapi kenapa harus taman ini? Tidakkah ia tau, kalau tempat ini tempat sakral bagi Galileo. Karena di taman ini lah, Leo menyatakan perasaannya kepada seorang wanita yang bisa membuat ia percaya dengan namanya cinta lagi. Why?

Tidak mau berlama-lama, Leo langsung menelusuri taman itu. Mencari sosok yang punya tujuan dengannya. Tak lama kemudian, ia menangkap seorang wanita. Yang sedang duduk di bangku taman, dengan kepala yang menunduk.

Tidak perlu liat wajahnya pun, Leo tau siapa wanita itu. Ya, wanita itu ialah Agatha. Dari gestur tubuhnya pun, Leo mengenalinya. Leo berjalan mendekati Agatha, tanpa duduk. Leo berbicara

"Gua gaada waktu, cepet ngomong sekarang!" Ucap Leo dengan wajah yang datar, dan tatapan yang lurus. Agatha sedikit mendongakkan kepalanya, untuk menatap wajah Galileo

"Duduk dulu." Ramah Agatha

"Gak perlu, yang lu omongin pasti ga penting kan?" Mati-matian Agatha menahan air matanya untuk keluar.

"Segitu ga pentingnya aku di dalam hidup kamu sekarang, Le?" Lirih Agatha

Leo tersentuh, iya hatinya tersentuh dengan lirihan Agatha barusan. Namun, sebisa mungkin Leo nampak biasa saja.

Agatha mengangguk, dan menarik nafasnya. "Aku punya dua permintaan, apa kamu siap untuk mengabulkannya?"

"Permintaan apa?"

"Pertama, tolong maafin aku. Tolong berdamailah sama masa lalu, karena kamu ga bisa. Terus menerus hanyut dalam masa lalu kamu.."

Kali ini Leo menatap Agatha. "Siapa bilang? Siapa bilang aku masih hanyut dalam masa lalu itu?"

Dengan berani, Agatha menjawab. "Oh ya? Artinya kamu sudah berdamai dengan masa lalu kamu?"

"Ya."

"Kalau begitu aku minta bukti." Alis Galileo menukik

"Bukti?"

"Kalau kamu, sudah berdamai dengan masa lalu kamu. Otomatis kamu sudah bisa menerima aku."

"Menerima?" Jeda. "Kamu?" Agatha mengangguk yakin, Leo tertawa sinis yang membuat Agatha mengernyit bingung

"Ada yang lucu?"

KETOS GIRL VS COOL BOY [BUKU 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang