...
Leo sudah berada di kafe biasanya mereka bertiga nongkrong, sudah sepuluh menit berlalu Leo menunggu. Namun, tidak ada tanda-tanda Sih kedua temannya itu datang.
Ia sangat malas menunggu lama seperti ini, kalau tidak ada maksud. Mana mungkin Leo akan sesabar ini, berkali-kali Leo mengusir rasa bosannya. Dengan melirik arloji di pergelangan tangannya. Alih-alih rasa bosannya hilang, ia malah semakin kesal. Karena Hatha dan Jakha tak kunjung datang.
"Sorry Yo telat!" Ucap Hatha was-was, mereka berdua langsung duduk di kursi kafe. Sedangkan Leo masih menatap mereka berdua datar, jujur ia sangat kesal dengan mereka berdua.
"Udahlah Yo, damai ya? Indonesia itu cinta perdamaian lho. Maka dari itu, bangsa nya harus damai." Hatha langsung menjitak kepala Jakha dengan keras. Bisa-bisa nya ia bergurau disaat-saat seperti ini.
Jakha meringis, dan memegangi kepalanya yang terkena jitakan oleh Hatha. "Muke gile! Lu pikir pala gua pohon pisang?! Yang bisa seenaknya lu jitak!" Kesal Jakha
"Bukan pohon pisang?! Pohon kepala sekalian!" Balas Hatha
"Kelapa dongo! Kelapa!" Koreksi Jakha
"Serah gua."
"Debatnya udah selesai?" Tanya Galileo, mereka berdua langsung kicep. "Kalian telat ngapain aja? Debat kek gini?" Tanya Leo
"Sih Jakha Yo, harus gua seret dulu baru mau." Adu Hatha
Seolah tidak Terima apa yang Hatha katakan, Jakha bersuara. "Gundulmu! Orang elu godain tetangga gua yang janda!" Balas Jakha
"Harus banget, debatin hal yang ga penting gini?" Tanya Leo lagi, yang membuat merekaa berdua kicep lagi.
"Elu mo ngajak kita nongkrong doang? Kenapa kaga ke bar aje." Ide macam apa ini? Benar-benar gila!
"Bener-bener! Iya, udah lama kita kaga ke bar!" Ucap Jakha antusias
"Ngga." Jawaban singkat Leo, mampu membuat semangat mereka berdua patah.
"Kenape Yo?" Tanya Hatha penasaran
"Tau dah, sekali-sekali anjrit. Gapapa lah." Timpal Jakha
"Mau gua aduin, ke Disa sama Viana?" Ancam Leo, yang membuat mereka berdua menutup mulutnya rapat. "Lagian, gua bukan ngajak kalian nongkrong." Jakha dan Hatha bertatapan sekilas
"Terus?"
"Gua butuh pendapat." Jakha dan Hatha sama-sama berfikir. Aneh.
"Pendapat apaan Yo?" Tanya Jakha
Sebetulnya Leo ragu untuk menceritakan ini semua, apalagi ini ada sangkut pautnya dengan Agatha. Tapi, ya bagaimana. Dia harus menceritakan ini. Leo menatap Hatha dan Jakha secara bergantian. Lalu menarik nafasnya dan mulai bercerita, saat Leo bercerita pun mereka berdua mendengarnya dengan baik. Tanpa menyela sedikit pun. Usai bercerita, Leo meminum kopi americano pesanannya.
"Gue tau, kenapa Risa berubah sama lo." Jawab Jakha dengan nada serius, mendengar nada Jakha yang serius. Leo pun mulai menatap Jakha dengan tatapan serius
"Kenapa?" Tanya Leo tak sabar
"Karena dia pasti mikir yang aneh-aneh, tentang lo berdua. Apalagi gelagat lo keliatan gugup gitu. Gua yakin dia pasti curiga, kalo lo bohong." Ada benarnya juga apa yang dikatakan Jakha.
"Terus, gue harus apa?" Tanya Leo
Leo dan Jakha nampak berfikir.
"Ajak dinner aja!" Ide macam apa itu Jakha? Risa ada Chicago dan Galileo ada di Indonesia!! Bagaimana caranya mereka dinner? Aduh!
Hatha nampak kesal dengan ide tidak masuk akal Jakha. "Risa kan ada Chicago! Gimana bisa goblok!" Sembur Hatha, bukannya balik kesal Jakha malah tertawa.
"Otak lu kaga nyampe Hat!" Hatha menautkan alisnya, apa-apaan
"Maksud lo?" Jakha nampak menggeleng jahil
"Sekarang ini udah zaman now! Mo lu beda negara, mo lu beda benua! Masih bakalan tetep bisa berkomunikasi. Untuk apa, orang menciptakan teknologi. Kalo kaga dipake." Hatha menjeda ucapannya. "Kan bisa lewat video call!" Lanjutnya
"Caranya?" Tanya Leo mengulik lebih dalam, Jakha tersenyum smirk.
...
Risa termenung di dalam kelasnya, jujur saja. Pikirannya kini dipenuhi oleh kesalahannya sendiri, dia sangat-sangat menyesali keputusannya. Coba saja, kalau dia tadi meminta penjelasan kepada Galileo. Pasti dia sudah tau, apa itu jawaban dari pertanyaan yang terus menghantuinya tadi malam. Ais benar-benar bodoh!
"Risa? Listen to me!" Teriak dosen yang sedang mengajar, Risa sontak terkejut dan mengangkat kepalanya menjadi melihat dosen yang sedang mengajar. "Mengapa kau melamun? Apa kau tidak mendengar apa yang sudah ku jelaskan tadi?" Tanya dosen yang sedang mengajar dengan nada serius
Risa terdiam, kata-kata yang ingin dia keluarkan berhenti di tenggorokannya. Entah karena apa, ia tidak bisa menjawab pertanyaan gurunya.
"Kau tidak bisa menjawab pertanyaan ku?" Tanyanya lagi, dan Risa masih terdiam di tempat. "Ah baik, aku hanya membuang waktu.. Keluar kau dari sini!" Risa hampir mengeluarkan satu kata, namun ia ragu. Ekspresi wajahnya, nampak menolak keputusan gurunya.
"Risa? Kau mendengar perintah ku?" Nafas Risa tercekat, sekarang dia menjadi pusat perhatian. Bodoh sangat bodoh! Gerutunya kesal dalam hati.
Dengan berat hati, Risa menyandang tas nya. Dan berjalan keluar kelas dengan langkah gontai.
...
"Sip!" Ucap Jakha seraya mengacungkan jempolnya.
"Gue yakin sih Yo, Risa dijamin kaga marah lagi ama lu!" Ucap Hatha meyakinkan
"Yakin?" Tanya Leo nampak ragu
"Ais Yo! Ini tu udah romantis banget tau ga sih?!" Ucap Jakha agak kesal, Leo mengganguk. Malas berdebat lebih tepatnya
"Tunggu apa lagi? Buruan telfon Risa!" Usul Hatha
"Iya Yo, semuanya udahh siap!" Leo menggeleng,, yang membuat Hatha dan Jakha heran. "Jam segini Risa lagi kuliah, mending gua chat dia aja." Hatha dan Jakha mengangguk.
Leo merogoh saku celananya, dan mengambil ponsel. Ia mengetikkan sesuatu di ponsel itu
Bisa vidcall??
Kalo udah selesai kuliahnya, kabarin ya..
"Udah," Beritahu Leo dan memasukkan kembali ponselnya
"Artinya tinggal nunggu balesan Risa kan?" Leo mengangguk.
"Ya sudah, ayo menunggu!" Ucap Jakha dengan nada formal
...
KGVSCB
Selamat membaca part selanjutnya:)
Ku harap, ku bisa mendapat feedback dari kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS GIRL VS COOL BOY [BUKU 2]
Teen FictionRisa... wanita berparas menawan yang ahli dalam bidang ilmu sejarah. Empat tahun berlalu hubungan ldrnya bersama Galileo terjalin. Galileo? masihkah kalian ingat profilnya? Ya!! dia adalah seorang lelaki berjiwa tsundere, yang trauma dengan naman...