Book ini aku rombak abis-abisan karna ada sejumlah chapter yang isinya hilang, namun bab tersebut masih ada, anehkan?So, maaf banget kalau versi baru ini gak sama seperti yang kemarin yang sudah kalian baca sebelumnya. Tapi aku harap kalian suka dan menikmatinya!
***
Park Chaeyoung, gadis dengan rambut blonde yang panjang, tubuh tinggi semampai yang sempurna, dan paras cantiknya yang memikat. Gadis itu berdiri ditengah teriknya sinar matahari demi memperhatikan setiap gerak kekasihnya dari jarak yang cukup jauh, seulas senyum terukir diwajah cantik itu ketika melihat tawa puas yang Park Chanyeol keluarkan saat berhasil memasukan bola pada ring.
Lalu senyuman itu tidak bertahan lama, senyuman cantik itu perlahan memudar, berganti oleh tatapan mata teduh yang menyiratkan luka. Chaeyoung kembali dibawa oleh kenyataan di mana hubungan mereka tidak seperti dulu lagi, andai saja semuanya baik-baik saja, mungkin saat ini ia akan berteriak menyemangati kekasihnya yang sedang bertanding basket bersama dua orang temannya.
Hubungan mereka kini hanya tinggal status saja, hubungan mereka tidak semanis dulu lagi dan semuanya berawal dari kecelakaan yang melibatkan kekasihnya, Park Chanyeol. Kecelakaan tersebut merenggut memori Chanyeol dan nyawa seseorang. Jika mengingat bagaimana perjuangannya untuk bertahan pada titik terendah saat itu ketika Chanyeol tidak mengenalinya, Chaeyoung selalu berhasil meneteskan air mata.
Ini tidak mudah. Chaeyoung rasa semesta sedang mempermainkannya, ia kehilangan orang-orang yang di cintainya. Kenapa satu-satu dari mereka harus pergi meninggalkannya seorang diri? Chaeyoung tidak punya 'rumah' untuk ia pulang, untuk ia mencurahkan keluh kesahnya. Chaeyoung sendirian. Sendirian di dunia yang kejam ini.
Tapi Chaeyoung tetap bersyukur, dan ia mengucap terimakasih atas kebaikan tuhan yang masih memberinya kesempatan untuk melihat si pemilik tahta tertinggi di hatinya. Park Chanyeol adalah segalanya, Park Chanyeol adalah hidupnya, terlalu rapuh untuknya melihat pria itu terbaring lemah tidak berdaya di atas kasur pesakitan di rumah sakit.
Lebih baik seperti ini.
"Aku senang melihatmu yang sehat seperti ini," gumamnya. Hatinya terasa hangat melihat tawa diwajah sang pujangga hati, mau tak mau ia ikut tersenyum. Lalu ia melunturkan senyumannya dan berpura-pura memotret langit biru yang cerah ketika ia menangkap Chanyeol menolehkan kepalanya.
Ups, ada yang tertangkap basah.
Chanyeol tersenyum melihat seorang gadis yang terlihat seperti sedang salah tingkah, dia melemperkan bola basket yang semula berada di tangannya pada Kim Jongin. Membuat pemuda itu memekik tak terima kala bola tersebut mendarat empuk di kepalanya. Chanyeol tentu tidak memperdulikan teriakan temannya, dia lebih memilih terus melangkah mendekati seorang gadis yang sedari tadi menarik perhatiannya.
"Sedang memotret apa?" Chaeyoung berjenggit kaget hingga ia hampir saja menjatuhkan ponselnya, ia menatap kaget pada pria di depannya ini. "Oh yaampun, Chaeyoung bodoh!" Chaeyoung meruntuki dirinya sendiri yang bersikap seperti ini di hadapan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Memories [Chanrose]
Fiksi Penggemar[Baku | Angst/Romance] Ketika satu penantian terwujud, berlanjut dengan hubungan yang bahagia, dimulai dengan pengkhianatan, dan berakhir dengan penyesalan yang mencekik. Menyisakan kenangan-kenangan indah maupun sakit mereka yang selalu berputar di...