P a r t 1

7 5 8
                                    


- Mencintai itu emang nggak wajib

tapi kalau udah disakitin berkali-kali

Tinggalin Aja -

-- Alessia Danuardi, 2021---

****

"Zei, lo mau pesen apa?" saat dirasa gadis yang dipanggilnya tak kunjung merespon, Ale berdecak.

Dengan gemas dia menyenggol bahu gadis disampingnya itu, membuat si empunya tersentak. "Lo mikirin apa sih?"

"Nggak ada."

"Halah, pasti si brengsek Risang. Kan ya kan!" seru gadis yang tengah berkaca---Zoya.

Zenaya tak mengelak saat kedua sahabatnya menatapnya dengan penuh selidik. Raga gadis itu memang masih ditempat, namun hati dan pikirannya justru tengah berkelana kepada seseorang yang menjadi tambatan hatinya selama satu setengah tahun ini.

"Ngapain lagi sih itu si pisang?" Ale menyela cepat dengan nada jengkelnya.

"Al," tegurnya. "Namanya Risang okey, bukan pisang. Dia cowok gue kalo lo lupa."

Zenaya tak terima jika nama kekasihnya di ubah menjadi buah berkulit kuning itu.

"Iya Risang, panggilannya pisang kan?" kali ini Zoya membela yang didukung tatapan setuju oleh Ale.

Zenaya mendengus, masih tak terima.

Bahkah mereka berdua sudah berkomplot untuk memanggil Risang dengan sebutan Pisang---ah, bahkan bukan hanya buah berkulit kuning itu saja yang mereka jadikan nama keramat kekasihnya itu. Banyak! Dan akan membuat sakit kepala jika di hitung.

"Apa sih Zei yang lo harapin dari si musang bermuka dua itu." Tuh kan! Belum juga ada semenit Zenaya memikirkannya. "Kalian nggak bakalan ngerti."

"Kalau gitu, kasih pengertian ke kita! Oke, kalau itu semua about love, but gue nggak nyangka kalo cinta lo bakalan semenggelikan ini. That’s bullshit about fvcking love."

Zenaya sedikit tersinggung, tapi ucapan Ale ada benarnya juga. Cintanya memang semenggelikan itu dan itulah mengapa  dia akan menjadi benar-benar bodoh jika sudah menyangkut akan cintanya, tambatan hatinya---Garisang Anggara.

"Lo bener, gue emang semenggelikan itu." Akunya.

"Syukur kalo lo tau," Ale menyela cepat. Zenaya mendelik.

Diantara mereka bertiga memang Alessia atau kenal disapa Ale itu terkenal dengan mulut pedas dan blak-blakannya. Bahkan dia akan berbicara pedas tanpa tau lawan bicaranya tersakiti dengan lidahnya yang tajam itu.

Tapi, dibalik itu Ale merupakan teman yang penyayang dan baik hati meskipun sifat bar-barnya membuat jengkel orang-orang yang berada didekatnya. Berbanding terbalik dengan Zoyara atau Zoya, dia adalah yang paling anggun dan suka sekali bermolek. Tapi, Zoyalah yang paling pengertian dan mulut nya itu sebanding sebalas dua belas dengan Ale.

Kalau Ale dengan lidah tajam dan blak-blakannya maka Zoya si ratu nyinyir ber peri keibuan. Ibu tiri maksudnya---tak segan-segan menindas orang-orang yang mengusik ketenangannya dan orang terdekatnya---anggun begitu tapi dia jago karate lho! Sudah menjuarai di tingkat kota dan gagal di tingkat nasional. Jangan remehkan Zoyara si ibu tiri Bibang---Bina Bangsa.

"Gue nggak tau kudu gimana lagi---"

"Putus lah!" sahut Ale yang belum puas dengan alasan Zenaya.

Lintasan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang