Slide Three.

491 55 10
                                    

Ting tong!

"Sebentar!!" teriak Beomgyu saat mendengar suara bel dorm berbunyi. Tapi bukannya segera membukakan pintu, laki-laki itu malah masih sibuk dengan game di ponselnya.

Ting tong!

Bel kembali berbunyi setelah sang tamu menunggu lima menit untuk dibukakan pintu, namun lagi-lagi tidak ada respon dari tuan rumah. Beomgyu masih bergeming dari ponselnya. Mungkin itu Yeonjun yang iseng, pikirnya.

Ting tong! Ting tong! Ting tong! Ting tong!

"Shibal!" umpatnya kesal karena suara bel yang terus mengganggu konsentrasinya.

Dan sepertinya sang tamu juga tidak kalah kesal karena tidak ada respon sama sekali dari tuan rumah, ditambah cuaca di luar sangat dingin. Membuat ia ingin mencekek leher kekasihnya itu yang tak kunjung membuka pintu, padahal ia dengan sangat jelas mendengar suaranya tadi.

Ting tong!

"Sabar astaga!" sungut Beomgyu yang buru-buru berjalan ke pintu utama.

Pintu terbuka dan menampilkan Beomgyu dari baliknya. "Rosé?"

Ia mengamati sosok yang berdiri di hadapannya dengan pakaian yang serba hitam, tak lupa masker dan topinya yang menutupi sebagian wajahnya.

Gadis blonde itu segera masuk ke dalam tanpa permisi. Ia melepas masker dan topinya sebelum membuka suara untuk mengomeli laki-laki di depannya ini.

Beomgyu yang seakan tahu akan mendapat siraman rohani memasang telinganya dengan baik, jika tidak dia akan mendapat cubitan kejam dari Rosé karena omelannya tidak didengarkan.

"Kau kemana saja sih?! Aku sejak tadi menekan bel tidak kau pedulikan!"

"Aku.. Aku dari kamar mandi." ucapnya tanpa berani menatap mata onyx yang menajam itu.

"Bohong! Jelas-jelas kau sudah menjawab 'sebentar' tadi."

Beomgyu sudah membuka mulut ingin melontarkan kalimat pembelaan saat Rosé mendelik memberi isyarat untuk diam dan mendengarkannya. Mata onyx-nya menyipit kala menangkap benda pipih yang sedari tadi berada digenggaman Beomgyu.

"Jangan bilang kau sibuk bermain game lagi, Choi Beomgyu." tuduhnya yang langsung dibalas cengiran khas dari Beomgyu.

Rosé mendengus kesal sembari memejam. Tangannya bersiap-siap memberikan cubitan pada laki-laki yang kini masih menatapnya tanpa dosa. Detik berikutnya suara teriakan menggema di dalam asrama tersebut akibat cubitan yang diberikannya secara bertubi-tubi di pinggang serta perut Beomgyu.

"Terus saja kau bermain dan tidak pedulikan aku. Kau mau aku mati kedinginan di luar, ha?!" omelnya tanpa berhenti mencubiti pinggang Beomgyu.

"Ampun! Ampun Rosé."

Beomgyu meringis dan melempar tatapan memelasnya, tapi itu tidak berhasil membuat gadis itu merasa kasian padanya. Si blonde malah semakin gencar mencubitinya.

"Tidak usah sok melas! Aku tidak akan luluh."

Beomgyu tidak pasrah begitu saja. Jika cara pertama tidak berhasil maka dia akan memakai cara yang lain untuk menghentikan tindak kekerasan dari Rosé. Dia dengan cepat menarik tangan Rosé yang ada di pinggangnya, membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

"Aku merindukanmu."

Lihat! hanya dengan pelukan dan kata rindu saja si blonde itu meluruh dan seketika menghentikan aksinya. Beomgyu tersenyum penuh kemenangan melihat kekasihnya diam di dalam dekapannya.

Let It Be. - [Beomgyu x Rosé]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang