Bab 8 : Jangan kesal lagi, na~

2K 204 10
                                    

Bab 8 : Jangan kesal lagi, na~



"Jangan dipikirkan na, Bii... Semakin lama mereka pasti akan melupakannya."

Gulf mengangguk pelan. Membiarkan Mew mengelus-elus rambutnya dengan lembut. "Phi, apa menurutmu jawabanku saat interview tidak tepat? Saat itu aku sangat gugup bahkan tidak ingat apa saja yang sudah kukatakan."

Pria itu memeluk anak yang duduk di sebelahnya dengan erat. "Jawabanmu sudah oke. Kamu sudah cukup melindungi gadis itu agar fans tidak menyerangnya. Tapi aku sedikit tidak senang."

"Kenapa?" tanya Gulf langsung sambil menatap Mew dengan tanda tanya.

"Aku tidak senang kalau kamu perhatian dengan orang lain selain aku." Meskipun dia lebih tua enam tahun dibanding anak itu, tetapi saat ini pria dewasa ini sedang memasang wajah cemberut yang membuat Gulf seketika tertawa.

"Phi~" anak itu tidak bisa berkata-kata lagi.

Sejak dia menjelaskan semuanya tentang gadis itu, sepertinya Mew lebih menempel kepadanya. dia selalu memeluk setiap ada kesempatan dan memegang pinggangnya saat berdiri bersama seolah tidak ingin terpisah sedetik pun.

Gulf sendiri menyukai interaksi itu. Berada dalam pelukan atau jangkauan Mew membuatnya merasa aman. Seolah ada tempat untuknya bergantung. Karena itu saat interview kemarin, dia merasa seperti sedang berjuang pada seutas tali agar tidak jatuh ke jurang. Dia harus menjawab semua pertanyaan itu sendiri tanpa Mew di sisinya. Itu sangat menakutkan.

Hari demi hari, meskipun syuting mereka telah berakhir, mereka masih memiliki pekerjaan yang dilakukan bersama-sama. Jika mereka tidak bertemu hari itu, Mew akan menyempatkan melakukan video call dengannya.

Sebenarnya ketika terakhir kali Run mengatakan sesuatu tentang batu dan air di fanmeeting, dia paham apa yang mereka maksud.

Run bertanya saat itu, "Air sudah menetes pada Batu setiap hari. Apakah Batu sudah mulai luluh?"

Dan gulf menjawab, "Mungkin sudah luluh khrub."

Mungkin mereka mengira itu hanya bagian dari fanservice, tetapi bagi Gulf, dia menjawabnya dengan sungguh-sungguh. Dia tahu semua yang dilakukan Mew kepadanya seolah seorang remaja yang tengah berusaha untuk mendekati seseorang untuk dijadikan pacar. Tetapi yang Gulf tidak tahu, apakah suatu saat Mew akan mengatakan kebenarannya kepadanya, atau hubungan mereka memang hanya seperti ini.

Memikirkannya membuat Gulf sedikit merasa sesak. Dia sendiri tidak tahu apa yang diharapkannya, tetapi memikirkan jika suatu hari nanti tidak ada Mew di sisinya, itu... membuatnya sangat sedih.

Ini buruk. Tanpa sadar dia mulai ketergantungan oleh kehadiran pria itu. Dia menjadi terbiasa merasakan perhatian-perhatian yang membuatnya nyaman. Bahkan dia selalu merindukannya saat mereka tidak sedang bersama.

Jujur saja, jauh di dalam hati kecilnya dia mungkin sudah berharap. Bahwa setidaknya dia bisa mendengar dari bibir pria itu langsung bahwa semua yang dilakukannya bukan karena fanservice. Tetapi benar-benar karena pria itu menyayanginya.

Dia tidak seberani yang dikatakannya kepada para wartawan jika dia menyukai seseorang dia akan langsung bertanya, 'Hei, aku menyukaimu, ayo berpacaran!', nyatanya saat mengalaminya Gulf benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.




Hari valentine. Bukan hanya fans yang berharap bahwa mereka akan menghabiskan waktu bersama tetapi Gulf juga diam-diam berharap Mew meluangkan waktu untuknya. Dia melihat saat menghadiri sebuah acara Mew secara misterius mengatakan bahwa dia akan menghabiskan dengan seseorang yang sepesial untuknya. Pria itu tidak menyebutkan siapa tetapi selain Gulf, siapa lagi?

MewGulf The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang