Part 4

49.7K 1.5K 24
                                    

Devin mengintil saja ketika Grace membawanya ke bioskop. Sudah lama memang ia tidak menginjak gedung itu. Terakhir kali kesana, ia bersama Rachel 1 tahun lalu.

"Nih, aku beliin bapak minum sama popcorn. Minumnya air mineral aja, biar sehat. Aku nggak mau calon suamiku penyakitan. Soda itu nggak sehat lho!" Grace menjelaskan sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada Devin.

Devin geleng-geleng dengan sikap Grace. Bahkan wanita itu sudah memeluk lengannya seakan-akan mereka ini sepasang kekasih. Agresif sekali.

"Grace, jangan peluk-peluk! Nggak malu?"

"Peluk calon su... "

"Siapa yang mau nikah sama kamu?"

"Cih! Namanya juga usaha! Nanti juga nyaman. Makanya, Bapak harus mengenal aku luar dan dalam!"

"Mau di pecat?" Ancam Devin sambil menarik lengannya. Grace mengerucutkan bibir.

"Iya-iya, Grace lepas. Galak banget! Jangan di pecat ya? Nanti vitamin Grace apa kalau di pecat?" Ujarnya memelas sambil mengedipkan mata. Devin sungguh lelah meladeninya.

"Ayo cepetan nonton! Theater berapa?"

"Ayo ikutin Grace aja!" Kali ini Grace menarik lengan Devin dengan erat, lalu membawanya masuk ke gedung theater tempat mereka nonton.

****

Grace ini memang mesum sekali. Ia memesan tempat duduk paling atas, paling pojok, dengan film bergenre dewasa. Seakan-akan dia telah menyeting suasana agar mereka dapat bermesum ria disana.

Gimana kalau Devin khilaf lagi? Bahkan baru di mulai saja, film sudah menujukkan adegan ehm.

"Grace, ini film apa sih? Otak kamu kayaknya bermasalah!"

"Film Romance. Emang kita mau ngapain? Kan nonton aja! Otak bapak ini yang bermasalah."

Devin menelan ludah. Ya iya sih, hanya nonton. Tapi film seperti ini sangat tidak sehat untuk ditonton berdua bersama wanita. Duduk di pojok pula.

Dan Devin baru sadar jika keadaan bioskop sepi. Hanya ada segelintir orang disana. Lagian pagi-pagi seperti ini,  siapa yang mau ke bioskop?

Adegan demi adegan blue di tayangkan. Suara desahan dari film tersebut menggema di seluruh ruangan bisokop. Suasana sepi dan dingin, membuat Devin semakin merinding. 

Devin pun menoleh ke arah Grace yang sedang memeluk lengannya. Sesekali Grace menutup mata ketika adegan yang di tayangkan semakin vulgar. Ternyata wanita mesum sepertinya, masih takut-takut melihat hal seperti itu.

"Ngapain tutup mata?" Ujar Devin menggodanya.

"Merinding pak!"

"Aku sih udah pernah. Kamu belum ya? Masih perawan? Wahhh...kasian." Ejek Devin sinis. Mendingan dia kan? Impoten, tapi setidaknya pernah merasakan ehmm.

"Iyadeh, yang udah pengalaman. Terus bapak merasa sriwing-sriwing gitu nggak, sekarang?"

"Emang kalau aku ngerasain, kamu mau nenenin?" Devin tersenyum smirk. Hayoloh Grace. Kalau udah begini gimana urusannya?

"Ehhh apa?" Ujar Grace sok polos.

"Seperti adegannya. Cowoknya di nenenin." Kali ini Devin yang menggodanya. "Kali ini levelnya beda sama yang kemarin Grace. Lebih dalam!"

Deg! Jantung Grace terasa mau copot.

"Kayaknya aku kebelet pipis deh pak."

"Tempat yang kamu pilih ini pas banget buat kamu nenenin aku."

Grace semakin panik. Panas dingin.  Emang dia pengen banget di sentuh dan di desak oleh Devin. Nenenin Devin juga pengen. Tapi....  mental Grace belum siap lahir batin!

Disaat Devin iseng mendekatkan tangan ke arah dadanya, Grace langsung beranjak dari tempat duduk. Ia berlari turun meninggalkan Devin dengan cepat.

Devin terkekeh dan tertawa. Kemana Grace yang selalu mesum selama ini? Kemana kepercayaan diri wanita itu? Dasar Grace! Perawan tua.

Berani-beraninya dia menggodanya. Biar impoten juga, Devin masih bernafsu untuk mencium dan grepe-grepe.

Mas Duda Di kejar PerawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang