Finally

83 9 0
                                    

"Saya yakin jika terdakwa Yudha Pradana itu tidak bersalah Yang Mulia. Insiden yang terjadi saat itu hanyalah sebuah kecelakaan dan terdakwa tidak bersalah atas semua tuduhan itu" tegas Kila menjawab pertanyaan hakim.

"Apa nona Kila Amanda Atmajaya memiliki bukti kongkrit jika terdakwa Yudha Pradana tidak bersalah?" tanya hakim.

Lalu Kila mengeluarkan bukti rekaman suara Yudha dan menghadirkan saksi saksi. Karena pada saat kejadian tidak ada saksi kuat yang memberatkan kasus ayahnya. Shaka meminta ijin kepada Hakim untuk melalukan pembelaan.

"Mohon maaf Yang Mulia, pengacara merupakan anak dari terdakwa jadi wajar dia amat membela ayahnya, bahkan ketika ayahnya salah pun ia tetap membelanya, bukan membela kebenaran" jawab Shaka sinis.

"Apa maksud kau tuan jaksa Shaka? Aku membela kebenaran dan keadilan untuk ayahku harus diungkapkan saat ini juga" bentak Kila.

Hakim pun mengetuk palu agar Kila dan Shaka berhenti berdebat.

"Aku membawa satu orang saksi, dia akan membuktikan jika ayahku tidak bersalah" jawab Kila tegas.

Shaka menatap lekat Kila, mendengus kesal lalu bola mata Shaka berputar saat ia melihat orang yang tak asing di matanya kini sedang berdiri menjadi saksi di pihak terdakwa.

Setelah bersumpah akan mengatakan kejujuran, wanita itu pun mengatakannya.

"Sebenarnya Sena meninggal karena sebuah kecelakaan. Saat Sena dan Yudha sedang menunggu Chaka, Sena izin kepada Yudha untuk melihat tukang balon di taman. Namun Sena tak sengaja melihat ayahnya bersama wanita lain. Sena pun menghampiri ayahnya bertanya kepada ayahnya namun ayahnya malah mengusir Seba dan membentaknya, Sena berlari. Saat itu habis turun hujan, dia terjatuh dan kepalanya terbentur, posisi Sena terjatuh tak jauh dari tempat Yudha menunggu, Lalu Yudha menghampiri Sena dan mencoba membangunkannya, Sena bangun tapi nafasnya sesak, karena ia memiliki asma. Yudha yang panik lalu membuka kancing baju Sena untuk melonggarkan ruang nafasnya, Yudha bukan melecehkan Sena, ia hanya ingin memberikan nafas buatan kepada Sena. Tapi ayah Sena sengaja memanggil banyak orang untuk mengerumuni mereka. Yudha dikeroyok massa dan nyawa Sena tak bisa diselamatkan. Jadi jika ada yang harus disalahkan, ayah Sena sendirilah yang harus disalahkan" jelas ibu Shaka.

Shaka menatap lekat ibunya itu, matanya berkaca-kaca seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. Matanya langsung mencari sosok yang sedari tadi dibicarakan, Jefri hanya menunduk dan terdiam.

"Nyonya apa kau melihat dengan mata kepalamu, mengenai hal itu?" tanya Kila.

"Iya, aku menyaksikan peristiwa pilu itu dengan mata kepalaku sendiri. Hatiku bagai teriris menyaksikan putriku meninggal dengan amat mengenaskan. Aku sebenarnya ingin mengungkapkan kebenarannya saat ayah Kila dihukum mati. Namun Jefri mengancamku, karirnya sebagai seorang jaksa akan berakhir karena dia membuat pernyataan palsu" ucap Yuli disela tangisnya.

"Baiklah dengan begitu hakim memutuskan jika terdakwa Yudha Pradana tidak bersalah dan ia dibebaskan dengan segala tuntutan yang ada. Dengan begitu negara memberikan ganti rugi atas hukuman yang diterima saudara Yudha Pradana dan dengan ini nama Yudha Pradana tidak tercantum kasus kriminal apapun" ucap hakim.

Semua seisi ruang pengadilan bangun dan bertepuk tangan. Semua sudah keluar dari ruangan sidang. Kila masih terdiam di tempatnya ia lalu menjatuhkan dirinya dan menangis lega karena ayahnya tidak terbukti bersalah.

"Ayah, aku berhasil membersihkan nama ayah dan membuktikan jika ayah tidak bersalah" isaknya.

Perlahan Shaka menghampiri Kila memegang bahunya.

"Maafkan aku Ki, aku—" ucap Shaka terbata.

Kila menutup mulut Shaka, ia langsung memeluk Shaka.

"Aku sangat merindukanmu, Ka. Aku tak bisa untuk menghilangkan cintaku padamu bahkan aku tak bisa melepaskan kalung ini" lirih Kila.

Shaka melepaskan pelukannya, menatap Kila dan melihat kalung yang Shaka berikan padanya, ia menghapus airmata Kila lalu mendekapnya .

"Jangan menangis aku tak suka melihat kekasihku ini menangis, maafkan aku karena telah salah menilaimu"

"Tidak Ka, yang terpenting sekarang kita bisa bersama lagi, aku sangat merindukanmu, Ka"

Mereka berpelukan, Chaka yang sedari tadi melihat mereka tersenyum dan menatap ke atas.

'Kau benar ayah, Kila adalah anakmu yang kuat dan dia mampu membersihkan nama baikmu. Aku bangga memiliki adik sepertinya' batin Chaka bangga.

THE END

JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang