Tenanglah, Ayah!

134 15 0
                                    

KANTOR ADVOKAT

Kila sudah sampai di kantor tempatnya bekerja. Matanya langsung tertuju ke arah resepsionis. Dia berlari ke arah yang dilihatnya.

"Permisi nona, saya ingin menemui Pak Charles" ucap Kila.

Resepsionis itu mengernyitkan dahinya dan memandangi Kila dari atas sampai bawah.

Kila heran dengan tingkah resepsionis itu.

"Kau siapa? Dan ada keperluan apa kau ingin menemui Pak Charles?" tanyanya ketus.

Kila jengkel, tapi dia menahan emosinya.

Dia menarik nafas dalam dan mengempaskannya.

"Saya Kila Amanda Atmajaya, saya ingin bertemu dengan Pak Charles karena dia yang menyuruh saya datang kesini, dia bilang mulai sekarang saya akan bekerja di kantor ini" jelas Kila.

Resepsionis itu terkekeh, seakan tak percaya jika gadis di depannya adalah pengacara pilihan Pak Charles.

Dari arah sofa ruang tunggu tamu, terlihat pria yang sedari tadi memperhatikannya. Menatap dengan tajam ke arahnya.

'Kila Amanda Atmajaya? Atmajaya? Berarti dia anak Surya Atmajaya? Si kepala inspektur itu?' batinnya sambil menatap tajam ke arah Kila.

Setelah resepsionis itu menelpon Pak Charles. Lalu ia menyuruh Kila untuk pergi ke ruangan Pak Charles.

Kila lalu berjalan menyusuri petunjuk yang diberikan resepsionis tadi. Sepasang mata itu tidak berhenti memperhatikannya. Hingga pandangannya buyar saat perlahan bayangan Kila sudah hilang jauh.

Kila sampai di depan pintu ruangan Pak Charles. Di depan ruangan itu terdapat seorang sekretaris Pak Charles. Bahkan ia menyapa Kila dengan sangat hangat, berbeda dengan resepsionis tadi.

"Nona, Pak Charles sudah menunggumu sedari tadi, silakan kau masuk" ucapnya.

Kila lalu mengetok pintu dan memasuki ruangan Pak Charles.

"Permisi Pak Charles, perkenalkan saya Kila Amanda Atmajaya" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Hai saya Charles, saya senang bisa menemuimu langsung" balasnya.

"Selamat bergabung di kantor ini dan saya harap kau betah bekerja disini. Sebentar saya akan memanggil Nana untuk mengantarmu ke ruang kerjamu"

"Nana, antarkan Kila ke ruangan tempatnya bekerja seperti yang tadi pagi sudah aku jelaskan kepadamu" perintahnya.

"Baik Pak, nona Kila ayo ikut aku"

Lalu Kila menundukkan kepalanya kepada Pak Charles untuk berpamitan kepadanya.

Dan sampailah mereka di sebuah ruangan paling ujung. Nana membuka ruangan itu.

"Nona Kila ini ruanganmu, jika ada yang kau butuhkan, kau bisa menelpon dan menekan tombol extensionnya itu disana sudah tercantum" jelas Nana.

"Baiklah, apa aku akan bekerja di ruangan disini sendirian?"

"Maksudku apa ruangan ini hanya diisi denganku seorang diri?" tanyanya kembali.

"Tidak nona, nanti ada rekanmu yang akan satu ruangan denganmu, dia baru pindah dari luar kota, mungkin dia akan sedikit terlambat" jelas Nana.

"Baiklah" ucap Kila.

Nana lalu meninggalkan Kila di ruangan itu sendiri. Mata Kila menyusuri sekitar. Dia menaruh tasnya di meja. Ada 2 meja disini, berarti hanya Kila dan satu rekannya saja yang akan bekerja di ruangan ini.

Kila bosan menunggu lalu ia keluar ruangan. Tanpa sengaja seorang pria dengan tergesa-gesa menabrak dirinya. Kila dan pria itu terjatuh. Dan berkas dokumen yang dibawa pria tadi berhamburan.

Kila membantu pria itu untuk merapikan dokumen itu. Lalu matanya membulat saat ia menemukan foto seseorang yang tak asing baginya. Dengan cepat ia langsung mengambil foto orang itu. Lalu menyembunyikannya di belakang tangannya.

Pria tadi tidak menyadarinya. Dia berlalu dan menunduk sebagai ucapan permintaan maaf dan terima kasihnya. Lalu Kila kembali masuk ke dalam ruangannya. Dia perlahan merebahkan tubuhnya di kursi ruangan itu. Menatap lirih foto yang tadi dia ambil.

'Ayah, aku akan membuktikan jika kau tidak bersalah. Aku menjadi seorang pengacara untuk membersihkan namamu ayah, tunggulah ayah aku pasti akan membelamu' lirihnya sambil menangis memandangi foto itu.

To be continued...

Charles

Charles

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana

Nana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang