Kenangan

134 16 1
                                    


"Jadi kekasihmu Shaka yang akan menjadi jaksa untuk kasus ayah?" tanya Chaka dengan nada tinggi.

Kila menganggukkan kepalanya. Perlahan butiran-butiran bening lolos dari pelupuk matanya. Ia tak kuasa menahan kesedihan yang sedang dilanda hatinya saat ini.

Ya!

Shaka masih menjadi kekasih Kila, bukan? Karena diantara mereka tidak ada yang mengatakan untuk saling berpisah. Mereka hanya saling menjauh saat mengetahui tentang kasus ini, menjauh karena mungkin mereka tidak bisa bersama.

Shaka merupakan senior Kila di kampus. Dari awal Shaka amat memperhatikan gadis itu. Dia mencari tau segala hal tentang Kila. Hatinya begitu sangat terpaut kepadanya. Ia bahkan tak malu untuk mengakui jika dirinya tergila-gila kepada gadis itu.

Shaka memilih fokus ke jalur yang bisa membawanya menjadi jaksa hebat, sedangkan Kila ia fokus untuk menjadi seorang pengacara. Tujuan Kila menjadi pengacara agar dia dapat membela ayahnya dan membawa keadilan untuk ayahnya.

Tapi Shaka? Tujuannya menjadi jaksa bukan untuk mengikuti jejak sang ayah, tapi alasan utamanya karena ia ingin menurut keadilan atas kasus ayah Kila. Shaka amat tersentuh dan iba saat mendengarkan cerita tentang ayah kekasihnya jadi dia berusaha untuk sebisa mungkin menjadi jaksa yang terbaik.

Namun hubungan Kila dan Shaka memburuk saat pria itu mendengar berita jika ayahnya Kila adalah orang yang diduga membunuh adik kandungnya. Shaka sangat terpukul, ia sudah mengambil langkah sejauh ini dan tidak mungkin jika dia harus mundur lagi. Jadi dia membulatkan tekadnya, mengganti motivasi dirinya yang tadinya untuk membela ayah Kila, kini berbalik dia jadikan untuk melawan ayah Kila.

Bahkan Shaka bersumpah jika saat ini ayah Kila masih ada, maka dia sendiri yang akan menghukum ayah Kila. Namun sebenarnya hati Shaka masih terpaut kepada Kila. Tapi sangat mustahil untuk mereka bersama saat ini. Tujuan mereka saling bersebrangan. Sama-sama menuntut keadilan untuk keluarganya.

Tapi entah mengapa Shaka teringat akan perkataannya sendiri kepada Kila. Shaka ingat benar jika dia yang memberikan semangat dan dukungan kepada Kila untuk membuktikan jika ayah Kila tidak bersalah namun dia sangat terkejut saat mendengar kenyataannya.

Selama ini Shaka mengenal Kila dengan nama belakang Atmajaya, jadi dia tidak pernah mencurigai Kila sedikitpun. Namun ketika dia tau kenyataannya,  Shaka seolah menelan pil yang amat pahit. Dia meratapi dirinya sendiri, cintanya kepada Kila memang tidak salah tapi dia mencintai orang yang salah. Karena sekuat apapun mereka bertahan, mempertahankan hubungan ini tak akan pernah bisa.

Ayah Shaka pasti tak akan menyukainya. Dan ia yakin jika keluarga Kila malah akan bersikap sebaliknya. Namun Shaka, dia tak sanggup melihat airmata menetes dari orang yang amat dia sayangi. Maka dari itu ia menjaga jarak dengan Kila.

Shaka merenung, memikirkan apa yang terjadi barusan. Ia membentak wanitanya itu bahkan mencengkram tangannya dengan kuat, ia yakin pasti akan meninggalkan bekas namun tadi amarahnya yang menguasai dirinya.

Saat dia menerima tamparan dari Kila, dia tak merasakan pipinya yang sakit melainkan hatinya yang sakit. Ia sakit karena melihat kekasihnya itu menangis di hadapannya. Jika bisa ia ingin sekali mendekap Kila ke pelukannya, meminta maaf dan menenangkannya. Namun Shaka hanya bisa diam, dia mengutuk dirinya sendiri mengapa dia tega melakukan itu kepada kekasihnya.

Andai waktu bisa terulang, ia tidak akan membiarkan sosok Kila hadir di hidupnya. Shaka benar benar-benar tidak menyukai kondisi saat ini. Saat ia dan Kila kini sama sama merasakan sakit karena peristiwa di masa lalunya.

"Aku sangat mencintaimu, Ki, sungguh sangat mencintaimu bahkan untuk menghapus namamu saja aku tak bisa apa lagi menghapus kenangan tentang dirimu di hati ini" gumam Shaka lirih.

Dia menatap atap ruangannya, memejamkan matanya dan muncul sosok kebersamaan dirinya dan Kila berkelebat di pikirannya.

***

Kila membuka sebuah album foto yang memperlihatkan foto ayah, ibu, kakak dan dirinya yang masih bayi. Kila amat merindukannya. Jika waktu bisa diputar kembali, Kila ingin pergi jauh dan hidup bahagia dengan ayah ibu serta kakanya.

Kila benar-benar rapuh, saat ia mendapatkan cintanya kini cinta itu harus pergi karena masa lalunya. Astaga sungguh sangat sulit. Kila meremas rambutnya gusar. Membuka perlahan ponselnya dan melihat fotonya bersama Shaka.

Ingin rasanya ia mengulang semua itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingin rasanya ia mengulang semua itu. Merasakan hangatnya pelukan Shaka yang bisa menenangkannya. Menghirup aroma tubuh khas Shaka yang bisa membuat Kila betah berlama lama dengannya. Namun kini semua itu hanya menjadi kenangan.

"Apa kita bisa mengulangnya dari awal dan memperbaiki semuanya, Ka?" gumam Kila lirih sambil mencium foto Shaka di ponselnya.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Ki, kau sudah siap?" tanya Tama.

"Siap bos, lalukan yang terbaik untuk hari ini ya" ucap Kila bersemangat.

"Ki, apa ini milikmu?" tanya Tama memberikan kalung kepada Kila.

Kila tersenyum lalu memakainya.

"Kila, namamu kan berawalan dari huruf K mengapa kau memakai kalung dengan huruf S?" goda Tama.

"Ini inisial orang yang sangat aku sayangi" ucap Kila sambil memegang erat kalungnya dan memejamkan matanya.

"Apa dia kekasihmu?" tanya Tama sekenanya.

Kila membuka kedua matanya. Lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo Tam, nanti kita terlambat" ajak Kila.

'Ahhh jadi aku tak mempunyai kesempatan untuk dekat dengamu' batin Tama.

To be continued...

JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang