Kerjasama

107 10 0
                                    

SRETTT

Suara pintu mengayun dan terbuka, menampilkan seorang pria dari balik pintunya. Pria itu berbadan tegap dan atletis. Memakai kemeja yang kerahnya sedikit dia buka. Depan celana bahan yang membuat kakinya semakin jenjang.

TAPP.. TAPP.. TAPP...

Suara pantofel sepatu pria itu menggema di sebuah ruang kecil yang di tempati Kila. Namun Kila masih menangis dan memandang lirih foto yang masih ia pegang. Ia seakan hanyut oleh kesedihannya dan bayangan masa kecilnya seketika menusuk hatinya saat bayangan itu tiba-tiba muncul. Membuat hatinya sesak dan sulit untuk bernafas.

Pria itu melihatnya heran lalu menghampiri Kila. Kini dia berdiri tepat di belakang Kila. Matanya menatap foto pria yang ditangisi oleh Kila.

"Bukankah itu Yudha Pradana? Terpidana mati karena kasusnya menganiaya, memperkosa dan membunuh seorang anak kecil" ucapnya dengan lantang.

Seketika Kila berhenti menangis mendengar suara orang itu. Dia berbalik ke arah sumber suara itu. Pria itu menyunggingkan satu sisi bibirnya. Kila menatapnya tajam, seolah tidak suka dengan apa yang barusan ia dengar.

'Siapa dia berani sekali dia menghina ayahku?' batinnya

Pria itu dengan percaya diri tersenyum ke arah Kila dan mengulurkan tangannya.

"Aku Tama, rekan kerjamu disini, senang bertemu denganmu, nona?" mengulurkan tangan.

Namun Kila malah berpaling lalu meninggalkannya. Kila menuju ke meja tempatnya bekerja. Tama melihatnya bingung dan menaikkan alisnya.

'Sombong sekali dia' batinnya.

Tama masih terus memperhatikan Kila. Kila seolah tidak menganggap keberadaan Tama. Dia sibuk melihat ke monitor komputernya. Dan mulai bekerja. Tama mengedikkan bahunya. Dia lalu berjalan santai menuju ke meja tempatnya bekerja. Meja mereka berhadap hadapan. Tama masih terus memperhatikan Kila. Kila risih melihatnya.

"Hei mengapa kau trus menerus melihatku seperti itu, hah?" bentaknya.

"Hei nona, mengapa kau malah marah kepadaku? Memangnya apa salahku?" tanyanya heran.

Kila mendengus kesal. Tiba-tiba Pak Charles datang menemui mereka. Kila dan Tama langsung berdiri memberi hormat kepada Pak Charles.

"Kila, kenalkan dia adalah Tama, dia salah satu pengacara terbaik di Surabaya. Dia dipindah tugaskan kesini, jadi aku harap kau bisa bekerja sama dengannya. Dia memiliki begitu banyak pengalaman dalam memecahkan kasusnya dan salah satu pengacara terbaik di kotanya. Aku harap kalian akan betah saling bekerja sama" jelas Pak Charles.

Kila hanya tersenyum. Tama hanya melirik Kila.

'Mengapa wanita itu angkuh sekali?' batinnya

"Baiklah Tama, Kila aku tinggal dulu. Aku harap kalian betah bekerja disini" pamit Charles yang dijawab dengan anggukan dari keduanya.

Setelah Charles pergi Tama langsung menghampiri Kila karena dia amat tidak suka menjalin kerjasama dengan kesan awal yang kurang harmonis. Kila masih menatap layar monitornya dan tiba-tiba memandang ke depan saat melihat Tama yang kini ada di hadapannya.

"Kau mau apa lagi?" tanya Kila kesal.

"Aku heran mengapa kau bersikap seperti itu kepadaku? Apa kau memang tidak suka bekerja sama denganku nona Kila? Kita bahkan belum pernah bertemu dan saling mengenal sebelumnya, mengapa kau bersikap dingin seperti ini? Apa kau tidak menyukaiku? Aku seorang pengacara profesional nona Kila, disini kita adalah tim, partner kerja. Aku sangat tidak suka jika kau dan aku sudah memiliki kesan buruk dari awal pertemuan kita. Baiklah entah apa yang membuatmu marah kepadaku, aku benar-benar minta maaf. Bisakah kita menjalin kerjasama ini dengan baik?"

Tama menjelaskan panjang lebar keluhannya kepada Kila tapi gadis itu menatapnya datar. Dia menyetujui perkataan Tama, mereka berdua saat ini adalah tim jika di awal pertemuan saja mereka sudah seperti ini bagaimana nanti mereka menyelesaikan kasus yang diberikan atasannya bersama?

Kila lalu tersenyum.

"Maafkan aku Pak Tama, aku tadi bersikap seperti itu karena moodku sedang kurang baik. Baiklah bisa kah kita memulai kerjasama kita hari ini. Kembalilah ke tempat kerjamu. Aku akan sangat sibuk hari ini karena mempunyai rekan kerja sepertimu. Menyebalkan haha" ledek Kila.

Tama tersenyum dan kembali ke tempat kerjanya. Dia melirik Kila lalu mengalihkan pandangan saat mata mereka beradu.

'Kata Pak Charles dia pengacara yang hebat, bukan? Baiklah aku akan berteman dengannya. Aku akan mengungkap kasus ayahku dengan bantuannya. Aku harap aku bisa membuktinya jika ayahku tidak bersalah, bantu aku Tuhan tolong berkati aku' batin Kila.

To be continued...

Tama

Tama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JusticeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang