18. Menghamili

10.2K 531 10
                                    

Sesuai dengan janji Jisoo, Ia mencium bibir Jennie dengan pelan, lama-kelamaan menjadi penuh nafsu, lalu mengangkat Jennie untuk didudukkan di meja, yang kedua kakinya melingkari pinggang Jisoo, dan tangannya melingkari leher Jisoo.

Ciuman mereka kini menjadi panas, tangan nakal Jisoo membuka kancing baju Jennie satu per satu, yang membuat BH Jennie terekspos dengan jelas.

Jennie memberhentikan ciuman mereka, tetapi Jisoo masih ingin.

"Kenapa..?" tanya Jisoo dengan lemas tetapi hanya dibalas senyuman Jennie

Jisoo menarik kepala Jennie lagi, bibir mereka bersentuhan dan melumat, yang membuat saliva mereka bersatu.

"Nngghhh..."

Jisoo melepaskan rok Jennie kebawah, dan Ia melemparkan rok itu ke sembarang arah, sembari melumat bibir Jennie. Kini, pakaian dalam Jennie terlihat jelas oleh Jisoo, yang membuat Jennie malu karena ditatap Jisoo.

"Ck, jangan menatap seperti itu, aku malu" ucap Jennie dengan mukanya yang tersipu

Jennie memberi tatapan ke Jisoo, yang dengan langsung Jisoo tahu arti tatapan itu. Tanpa lama, Jisoo membuka celananya.

Jisoo kini mengarahkan ciumannya dari bibir ke leher jenjang milik Jennie, Jisoo melumat dan menghisap leher putih Jennie yang mengakibatkan adanya tanda merah di leher Jennie.

"Engghh.." desah Jennie yang membuat nafsu Jisoo meningkat

Jisoo yang melihat payudara Jennie yang daritadi menganggur, langsung membuka BH Jennie, meremasnya dan memainkan puting Jennie yang tadinya lemas menjadi mengeras, itu membuat Jennie mendesah tergila-gila.

"Enggh.. Ahhm.. Jish..ooh.."

"Ahmmm..Mmhm..Ahh.."

"Sudah basah sayang?" tanya Jisoo yang dibalas oleh tatapan lemas penuh nafsu Jennie

Jennie meremas junior milik Jisoo untuk memberitahu Jisoo agar cepat memasukannya ke miliknya.

Jisoo membuka pakaian dalamnya ke bawah, yang tadinya sempit karena juniornya menegang. Sekarang sepenuhnya junior Jisoo berdiri, panjang dan besar.

Jennie membuka pakaian dalamnya itu dan melemparkannya ke bawah. Jisoo menggesek-gesekkan juniornya ke area sensitif Jennie,

"Emmhh.." Jennie kembali mendesah dan menutup matanya merasakan gesekan junior Jisoo di area sensitifnya

Jisoo mengangkat Jennie yang tadinya di meja ke ranjang, Jisoo menindih tubuh Jennie. Melihat badan Jennie yang tergeletak lemas, dengan payudara besar yang terekspos, dan vagina Jennie yang basah daritadi.

Jisoo mencium menghisap melumat dan mengabsen tiap inci badan Jennie dari leher hingga perut Jennie.

"Nghh.. Ahhh.. Ahmm.."

"Ahh..Ahh.. pelan.."

Tanpa lama, Jisoo memasukkan juniornya dengan perlahan namun Jennie teriak kesakitan.

"Aaaakhh!!" sakit Jennie meremas kasur dengan kedua tangannya

"Maaf Jen, ini akan sakit sebentar" ucap Jisoo sembari memaju mundurkan gerakannya

Jennie berusaha menahan rasa sakit itu "P..Pelan.." mohon Jennie dengan suara lemah

Jisoo memperlebar lubang vagina Jennie dengan juniornya agar mengurangi rasa sakit Jennie.

"Ekhhh.." Jennie menekukkan kakinya karena tidak tahan dengan rasa sakitnya

"Apa begitu sakit? Kau mau aku keluar?" tanya Jisoo lalu Jennie dengan cepat menggeleng

𝗮𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗻¡ 𝗷𝗲𝗻𝘀𝗼𝗼✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang