Halo untuk kalian yang masih menanti cerita ini~. Terakhir WHWJ update 2 tahun yang lalu, dan tahun itu juga aku sempat berpikir untuk berhenti menulis berhubung rasa insecure ku muncul dan aku juga merasa sudah tidak sanggup menyisihkan waktu untuk menulis cerita lagi.
Tapi, disinilah aku kembali, melanjutkan WHWJ yang sudah lama terbengkalai setelah melihat komentar kalian yang minta lanjut. Jujur, aku merasa sangat sangat terharu sekaligus senang mengetahui ada yang menunggu cerita ini. Maaf yah aku buat kalian menunggu selama ini TT, dan terima kasih banyak telah membaca dan menyimpan cerita ini!
Happy Reading!
"Apa yang kau lakukan?!"
Eui seketika terjatuh ke lantai. Begitu pula dengan pria yang tiba-tiba saja menerobos masuk dan seenaknya menghentikan tindakan Eui.
"Siapa yang menyuruhmu menghentikanku?" Datar dan tanpa berekspresi. Marah saja wanita itu sudah tidak sanggup. Hanya ada sorot kosong di kedua netra Eui. Wanita itu sudah sangat hampa. "Keluarlah agar aku bisa menyelesaikan urusanku."
Eui kembali mengatur posisi kursi dan menaikinya. Sayangnya, wanita itu tetap tidak bisa melanjutkan tindakannya lantaran ia kembali di tarik. Kursi yang menjadi pijakan kini telah ditendang hingga terpental jauh.
"Tidak boleh. Kau tidak boleh mati! Tidak akan ku biarkan kau melakukannya! Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan keluarga dan orang sekitarmu saat tahu kau akan mengakhiri hidupmu? Hentikan tindakan bodohmu!"
Eui mendongak untuk melihat pria itu. Sorot matanya tampak sangat sendu. "Karena terlalu memikirkan mereka, aku sangat ingin menggantung leherku sekarang." Bendungan yang sekuat tenaga menahan kesedihan itu kini pecah, membiarkan air mata berderai tanpa beban dari netranya. "Jangan menghentikanku untuk menemui mereka. Kau hanya mencegahku menemukan kebahagianku."
Eui hanya ingin menyusul bayi dan juga orang tuanya yang mungkin telah menanti untuk memberikan pelukan hangat yang sangat ia inginkan sekarang.
Eui tidak akan bisa mendapatkannya jika tetap disini. Tidak ada lagi yang bisa dipertahankan untuk hidup.
"Dengan mati, kau akan mendapat kebahagiaan? Jangan konyol. Kau hanya akan menyia-nyiakan hidupmu. Kematian bukan hal yang dapat kau sesali. Kau tidak akan bisa meminta Tuhan untuk mengembalikan hidupmu."
"Lalu aku harus apa?!" Eui membantak. Dadanya kembali sesak. Rasa sakitnya semakin menghancurkan hatinya. "Keluarga, pria yang ku cintai bahkan bayiku, semuanya telah diregut dariku. Tidak ada kebahagiaan yang menungguku disini, lalu, untuk apa terus hidup? Aku hanya akan kembali sendirian."
Ekspresi itu masih dipertahankan. Senyuman tiada arti terpatri dibalik air mata yang berjatuhan. Wanita itu sedang rapuh. Ekspresi yang bertolak belakang dengan apa yang terlihat semakin menunjukkan keputus-asaan dan penderitaan dalam satu waktu. Wanita itu sudah berada pada titik terpuruknya. Alasan untuk hidup telah diregut tanpa sisa. Eui sudah kehilangan seluruh tujuan untuk tetap mempertahankan hidupnya.
"Aku akan memberikannya." Pria itu memeluknya. "Kebahagiaan yang kau anggap tidak ada, aku akan menghadirkannya untukmu." Eui dapat merasakan pelukan pria itu semakin mengerat, seakan berusaha memberikan kehangatan lewat tindakannya.
Sangat lembut. Suaranya bagai meneduhkan pikiran Eui. Dengan usapan pelan, pria itu melanjutkan. "Penderitaanmu, biarkan aku menjadi orang yang meregutnya."
Kalimat itu berhasil membuat Eui menangis.
Pria itu jelas-jelas mengingatkan Eui pada Jey, pria yang sangat dicintainya. Jey juga sama menjanjikan suatu hal pada Eui, namun ingkar adalah akhirnya. Bahkan orang yang dicintainya tidak menjamin bahwa ia tidak akan ditinggalkan seperti ini. Janji manis hanya akan berujung kepahitan dan Eui tidak ingin kembali menaruh harap. Apalagi pada pria asing ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happen With J?
Fanfiction[Mature-NC!!!] Apa yang terjadi pada J? -WH series Start : july 24th, 2020 Cover by @Jiwohan High rank : #1 in jikook [May 26, 2021] #1 in jiminfanfiction [May 29, 2021] #10 in pjm [July 17, 2021] #1 in jungkookfanfiction [August 9, 2021]