Tiba-tiba aku memotong perkataan Pak Lee, mata dan jariku menunjuk kepada seorang lelaki muda yang tinggi dan tampan berdiri tepat di samping Pak Lee sedari tadi, menatapku, tersenyum sesekali, selebihnya hanya memperhatikan percakapan kami.
Siapa dia?
aku terus memperhatikannya, diapun balik menatapku, seketika aku mengalihkan pandangan darinya, wajahku memerah tapi dia malah tersenyum ramah padaku yang sedang menanggung rasa malu, aku jadi salah tingkah begini,
"Ah.. siapa sih dia? Ga enak banget di liatin kaya gitu.. pake senyam senyum segala lagi, manis lagi senyumnya..(menepuk dahi) iiih apa sih Ay...plis deh, pake muji segala lagi..(geleng-geleng kepala) ngga..nggaa...kenal aja ngga, udah halu aja Lo," Gerutuku dalam hati.
"Ya ampun Ay, Ibu hampir lupa, maaf ya sayang.. dia ini Lee Seon Ho, putra Ayah Lee, umurnya 2 tahun di atasmu..Ibu harap kalian bisa akrab ya," jawaban Ibu membuatku sangat tersentak,
"Ooooooohhhh..berarti kakakku Donk ya...ahahah.." Aku yang mencoba bersikap sesantai mungkin dengan kepala yang mengangguk-angguk dan mata yang masih terbelalak saking kagetnya tapi tertawa Ku itu lho aah! Canggung sekali, terdengar aneh dan terlalu di paksakan, aku sendiri saja merasa geli, bagaimana tidak? Tadi aku sudah berburuk sangka padanya, sekarang kenyataannya dia adalah kakak tiriku, lagi-lagi aku bersikap bodoh dan kikuk, haaaah! semoga dia tidak menyadari sikapku itu.
Tapi kabar baiknya, entah kenapa aku sangat senang, ternyata aku bisa punya kakak laki-laki setampan ini.
Bayangkan saja, tinggi, tampan, tegap, berdada bidang, tampak cool tapi ramah sekali, senyumnya manis, matanya coklat dan terlihat jelas binarnya, dia nampak sesekali merapikan lipatan lengan kemeja hitamnya, rambut depannya yang berponi menutupi sebagian dahinya.
Entah apa jadinya jika dia bukan kakakku, bisa-bisa aku naksir, hehehe..
Nah kan..kan..kaaaaan.. Kehalu-anku mulai kumat nih.."Annyeonghaseo Aya, saya senang punya adik yang manis dan lucu seperti kamu dan omong-omong, panggil saya Oppa Seon Ho, bukan kakak ya.."
Dia menyapaku lebih dulu dengan Bahasa Indonesia yang berlogat Korea, sedikit Aneh memang tapi selagi masih bisa dimengerti yaaa... its ok lha,"Annyeonghaseo, nice to meet you too.. tolong bantu aku selama tinggal disini ya kak..eh Oppa, duh! maaf aku masih belum terbiasa," jawabku sambil menggaruk-garuk kepalaku yang gak gatal sama sekali.
"Tak apa kok, saya tau kamu belum biasa, saya belajar bahasa dari eomoni ah maksud saya dari Ibu, saya harap kita bisa berteman baik sekarang, oke!" ujarnya sambil merapikan poni yang mulai menutupi seluruh permukaan dahinya.
"Ah hehe...iya baiklah oppa.. mari kita berteman.." balasku dengan mengepalkan tangan tanda semangat.
Kami berduapun tersenyum, Ibu dan Pak Lee pun ikut tersenyum.
Aku merasa nyaman karena ini adalah hari pertama aku berada di Korea, awal yang baik sekali dan aku berharap seterusnya akan seperti ini, kehangatan keluarga yang sangat aku impikan sejak lama.Tak berhenti aku bersyukur dalam hati karena kebaikan Allah untukku sampai saat ini, sampai-sampai aku lupa betapa gugupnya aku saat di pesawat tadi, tapi ternyata semua berjalan melampaui ekspetasi.
"Ayo kita pulang kerumah, Ibu sudah menyiapkan makan malam sebelum kesini tadi. Hhmm.. Seon Ho tolong bantu Aya membawa kopernya ya! Ibu tunggu di mobil," pinta Ibu sambil menggandeng lengan Pak Lee,
Aku banyak tersenyum karena melihat senyuman yang indah-indah hari ini, terutama melihat sumringahnya senyuman Ibu yang tampak sangat bahagia.
Ibu dan Pak Lee lebih dulu berjalan menuju mobil yang terparkir di depan gerbang bandara, aku dan Seon Ho berjalan menyusul di belakang mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Moment, sebuah perjalanan Aya Sophia
RomanceIni adalah cerita perjalanan dari seorang gadis yang berlatar Negeri Ginseng Korea, dia bernama Aya Sophia, gadis yang cuek dan pemalu, sedikit dingin, kikuk, ceroboh, pandai menggambar dan sangat mandiri, hanya tinggal berdua dengan Ibunya, Aya san...