Pertama kali aku merasakan perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, kehangatan keluarga. Ternyata sekarang ada Ibu, seorang Ayah plus Kakak yang tampan di dekatku, melihat mereka duduk berdampingan saling memperhatikan satu sama lain, saling memuji disaat yang sama tak lupa menyelipi candaan ringan khas keluarga kecil yang harmonis, itu sangat membuatku tak berhenti bersyukur dan tersenyum,
" hei! kenapa senyam senyum sendiri gitu, nanti kesambet setan Korea lho."
Ibu mengagetkanku sambil menaruh satu potong ayam goreng ke piringku,
"Ayo makan, nanti keburu dingin nasinya," ajak Ibu
aku mengangguk dan langsung melahap makanan yang ada di depanku, "ah akhirnya terisi juga perut pemberontakku ini, tenang ya perut jangan bikin malu lagi, Ayam gorengnya enak banget kayanya, hhmm yuummm!" gumamku dalam hati sambil menepuk-nepuk pelan perutku dan pandangan yang tak lepas dari Ayam-ayam coklat dengan potongan besar-besar di depan mataku,
Tiba-tiba Oppa memberiku ayam goreng lagi, heemmm.. kayanya dia sangat memahami aku deh, hahaha... tau aja kalo aku suka ayam goreng dan mau lagi,
"ini untuk Aya, makan yang banyak ya. Ayam goreng disini memang terkenal enak sekali, saya tahu kamu pasti suka,"
"makasih Kak... Eh Oppa, hehehe maaf ya.." kataku, ngomong-ngomong apa dia bisa membaca pikiranku ya?hhmmm.. aku berfikir sambil makan dan tiba-tiba,
"Hhhmmpp... kalo kamu lagi gugup gitu kelihatan lucu sekali," katanya sambil menutup mulut dengan tangan menahan tawa,
kenapa dia tertawa? entah ekspresi apa lagi yang sudah kutunjukkan, pasrah aja deh, memang aku tidak bisa menyembunyikan rasa kikuk dan gugupku ini, mau gimana lagi (menutup mata sebentar), aa..a..apa jangan-jangan dia memperhatikan aku yang daritadi hanya melihat ayam-ayam itu di hadapanku dengan mata yang kayanya ingin semuanya jadi milikku itu ya? aah pasti yang itu.. wah! tadi perutku, sekarang mataku yang ngga nge-sync, haduuuhhh... kenapa sih kalian ngga bisa jaim sedikit gitu kalo lagi lapar dan melihat yang enak-enak, double kill udah.
"Aya memang pemalu dan agak diam kalo baru bertemu orang baru, Seon Ho. Nanti juga dia akan terbiasa, Ya kan sayang ?" ucap Ibu sambil mengusap kepalaku, Ibu memang sensitif sekali, pasti Dia tau kalo aku sangat malu tadi.
Aku tersenyum dengan mulut penuh sambil mengangguk setuju.
Sekitar 2 Jam kami makan, lalu Pak Lee pun mengajak kami untuk pulang, hanya 45 menit kami pun sampai di rumah Pak Lee. Seon Ho membantu menurunkan koper dan tasku dari mobil, aku dan Ibu jalan menggandeng tanganku, Seon Ho menyusul di belakang kami dengan membawa koperku, sedang Pak Lee masih sibuk memarkirkan mobil di garasi.
Pagar besar dengan gaya khas Korea terlihat jelas di hadapanku, tradisional, besar, terbuat dari kayu, kayanya kuat banget dan kokoh. Sesaat kamipun memasuki halaman rumah yang tidak terlalu besar dan tidak juga terlalu kecil dan wow.. diluar perkiraanku, ternyata rumahnya minimalis, cantik sekali, berbeda dengan pagar depannya yang ada sentuhan tradisional, besar dan terlihat kokoh itu, aku pikir gaya rumahnya akan bernuansa tradisional juga, padahal ngga, lebih ke minimalis dan modern dengan dua jendela depan yang besar-besar, catnya hangat dengan warna gading yang soft dan natural sekali dan sepertinya ada dua lantai deh, aku melihat ada satu jendela disana, apa kamarku ada di atas situ ya?hihi.. aku mulai membayangkan kamarku di atas dengan jendela kamar menghadap ke halaman, pasti akan nyaman dimata kalo bangun pagi langsung buka jendela dan melihat rumput-rumput hijau.
Dua kursi taman mengapit meja bulat kecil di halaman rumah, ada pohon lumayan tinggi di depan rumah, entah pohon apa itu, daunnya juga sudah mulai berguguran karena memang sudah masuk musim gugur di Korea saat ini, paduan tradisional dan modern sangat kental di rumah ini, kayanya aku bakalan betah deh tinggal disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Moment, sebuah perjalanan Aya Sophia
RomanceIni adalah cerita perjalanan dari seorang gadis yang berlatar Negeri Ginseng Korea, dia bernama Aya Sophia, gadis yang cuek dan pemalu, sedikit dingin, kikuk, ceroboh, pandai menggambar dan sangat mandiri, hanya tinggal berdua dengan Ibunya, Aya san...