Pria Asing

69 29 14
                                    

Kamila sedang berjibaku dengan pisau dan kompornya. Bunyi tuk tuk tuk yang berasal dari pisau ikut meramaikan suasana dapur.

"Ma picaaang."

Jessie tiba-tiba datang menarik celana Kamila, menunjukkan perut bulatnya.

"Lapal Ma. Jeci mau mam picang."

"Pisang? Seingat Mama pisang Jessie sudah habis," jawab Kamila kemudian menggendong Jessie.

Kamila membuka kulkas memeriksa apa masih ada pisang di sana.

"Tuh kan Jeeees pisang Jessie habis."

Jessie membulatkan pipinya tidak suka. Rautnya terlihat seperti dia ingin menangis.

"Jangan menangis, okey. Mama akan belikan pisang untuk Jessie di Indoapril."

Seketika muka Jessie berubah ceria. "Indoaplil! Yeaaaaay!

Setelah memastikan semua peralatan dapur aman Kamila dan Jessie pergi dengan berjalan kaki menuju Indoapril.

Old Macdonald had a farm, E-I-E-I-O
And on his farm he had a cow, E-I-E-I-O
With a "moo-moo" here and a "moo-moo" there
Here a "moo" there a "moo"
Everywhere a "moo-moo"

Mereka berdua berjalan menuju Indoapril sembari bernyanyi Old Mcdonald. Lokasi rumah mereka yang berdekatan dengan gerbang komplek tidak membutuhkan kendaraan untuk sekadar berjalan ke Indoapril yang tepat berada di seberang komplek perumahan. Jessie berjalan di samping Kamila, tangannya mengenggam erat tangan sang Mama. Mulut kecilnya menyanyikan salah satu lagu favoritnya sambil sesekali menirukan suara seekor sapi. Keduanya tertawa karena itu.

Ketika itu jalanan sedang ramai jadi Kamila harus menunggu untuk menyebrang.

Cukup lama Kamila dan Jessie menunggu hingga seorang pria menghampiri mereka.

"Butuh bantuan?"

Kamila memeriksa sekeliling, mencari orang lain yang berada di sana selain dirinya dan Jessie. Namun, dia tidak menemukan siapapun. Itu artinya dirinya yang sedang diajak bicara.

"Em-oh-ti-tidak."

Namun si pria tetap keukeuh dengan kemudian menggendong Jessie yang semula berada disamping Kamila. Tidak sempat Kamila cegah karena dia sendiri tidak menyangka pria itu akan menggendong Jessie. Si pria kemudian meraih tangannya untuk digenggam. Kamila terkejut bukan main. Tangannya refleks menghindar.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menyebrang jalan. Cepatlah!"

Tanpa menunggu respon Kamila si pria meraih tangannya untuk digenggam. Mereka kemudian berjalan menyebrangi jalan yang masih dilalui kendaraan.

"Ikuti langkahku."

Sesampainya di depan Indoapril tanpa mengembalikan Jessie pada Kamila si pria mengikutinya masuk ke dalam Indoapril. Kamila jadi khawatir, jangan-jangan si pria memiliki niat jahat.

Kamila hedak mengucapkan "terima kasih untuk bantuannya" dan "kau boleh pergi" namun, tidak bisa. Si pria justru membawa Jessie ke bagian rak makanan ringan. Membuat Jessie berteriak heboh.

"Kau mau yang ini?" Jessie mengangguk. "baiklah, kita beli yang ini."

"Jessie kau tidak boleh makan cokelat, ingat?"

Jessie seketika cemberut.

"Tidhak mau Om ... anti gigi Jeci cakit makan cowkat," ucap Jessie dengan wajah murung.

Si pria tertawa kecil melihat ekspresi murung Jessie.

"Kasihan ...," ucapnya sambil mengelus kepala Jessie, "kalau begitu om akan membelikan mu ini lain kali."

Born To Love You [Johnny NCT] [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang