[EXTRAPART] 01. Gara-Gara Ludo

436 75 8
                                    


Holaaa! Aku kembali bawa extrapart pertama untuk PRETTY ICY! Just for you information, jumlah extrapart yang aku buat nggak berbatas. Bisa berapa pun dan alurnya bisa maju atau mundur.

Selamat membaca, teman-teman!
.
.
.

Beristirahatlah dengan tenang, Jeremy Geraldino. 1970 - 2020

BATU nisan tertancap di depanku. Meski otakku berkali-kali mengelak bahwa yang terbaring di bawah sana adalah orang asing, tapi hati kecilku berkata lain. Lonjakan kebimbangan antara sedih dan kecewa bergemuruh di dalamnya.

Di sisi lain, aku nggak percaya pusara yang bertahun-tahun kudatangi bersama ibu hanyalah sebuah tanah kosong. Darren mengusap bahuku, menyalurkan sedikit kehangatan lewat sentuhannya.

"Jangan ditahan kalau mau nangis," ucapnya lembut.

Dia tahu mataku sudah terlihat sendu. Seolah siap menumpahkan segalanya. Penglihatanku perlahan buram, tertutup oleh genangan air yang siap terjun bebas. Saat itu terjadi, aku langsung berbalik untuk membenamkan kepalaku di tubuhnya.

Darren dengan sigap mendekapku erat. Menepuk-nepuk punggungku lembut tanpa kata. Dia tidak bersuara, membiarkan lirihku menggema di tengah peristirahatan insan manusia.

***

Waktu terus berlalu. Dalam penantian kami menunggu pengumuman dari sekolah, asisten ayah, Pak Beni banyak berkunjung ke rumah. Dia membahas banyak hal, termasuk surat wasiat dan warisan. Namun, aku sudah bilang pada beliau untuk menunda dulu. Sebab, prioritasku saat ini ya ... menyelesaikan sekolah dan mengurus ibu yang sedang dirawat, tentunya.

Semenjak pulang dari pemakaman, suasana hatiku masih buruk. Jadi aku langsung ke kamar dan meringkuk di bawah selimut. Meninggalkan Darren sendirian di bawah sebab Bi Yola sedang di rumah sakit.

Hey, guys!
It's Nessie and welcome back to---

Jeblaaag!!! Konsentrasiku buyar saat Darren tiba-tiba membuka pintu dengan cukup keras.

Dengan muka bete kulirik dia. "Apaa?" tanyaku malas.

Ia menghampiriku sambil cengengesan, menyibakkan selimut sambil menarik kedua tanganku, otomatis tubuhku terangkat dengan pasrah dong. Aku gak melawan, kita lihat hal random apa yang dilakukan pacarku ini.

Darren berbalik, ia melingkarkan tanganku di lehernya. Tubuh ini pun mendarat pasrah di punggung anak itu. Sebetulnya, enak sih jadi bisa nyender.

"Kamu mau gendong aku ke mana?" Pertanyaanku agak teredam sebab aku membenamkan kepala.

"Ada deh ...,"

Hap! Dalam satu tarikan, ia beringsut dan aku terangkat ke atas dengan kaki melayang. Gilanya, belum satu langkah, tapi dia melepaskan kakiku begitu saja sehingga aku bisa merasakan dinginnya ubin lantai. Aku sedikit meringis, bukan karena sakit ... tapi kaget.

"Gak jadi deh, mending aku seret kamu aja."

Sumpah, hidungku langsung mengembang seketika. Dia menyeretku kayak bapak-bapak narik gerobak. Aku pengen mengomel, tapi seru juga sih menyapu lantai dengan kaki terjungkai. Toh, Darren sendiri yang kesusahan. Definisi menyulitkan diri sendiri.

Hingga sampai di tangga terakhir, Darren berhenti. Aku memiringkan kepalaku untuk mengintip.

"Supriseeee!!!" seru anak-anak BLACKFOX. Kulihat Angga dan Karina juga bergabung, tapi aku gak melihat Giselle.

Tentu saja aku langsung meloncat dengan senyuman lebar.

"Kalian kok ke sini?" tanyaku antusias.

Darren menyilangkan tangannya. "Karena aku dong."

"Hm, dasar Kapten Patriot!" ledekku.

Ia mengacak-ngacak rambutku tanpa permisi. "Aku berusaha menyelamatkan dunia sebab bahaya kalau Kakak Chilla bete-nya lama."

Melihat tingkah centil Darren, langsung saja kutonjok tuh perutnya. Gak kuacuhkan ringisannya sambil berlari memeluk Qesya dan Vera. Ekor mataku menangkap tumpukkan fried chicken lengkap dengan tujuh botol cola. Aku tahu dari mana asalnya keroyalan ini, ya dari Kak Raka.

Malam itu menjadi malam yang anti menjemukan. Sambil menikmati krenyes-nya ayam, kami bermain ludo di ponsel. Cuma aku, Darren, Kak Raka, dan Angga yang main. Sisanya jadi tim kompor.

"Matiin itu matiin," heboh Qesya ketika giliranku tiba. Kalian tahu? Pionku tinggal melahap satu pion tersisa punya Kak Raka. Perlu kalian tahu, dia memang payah. Aku meliriknya sejenak sambil mengatupkan bibir. Kak Raka terlihat meraup rambutnya dengan dengusan kecil, beneran aku gak tega. Jadi, kuputuskan untuk memilih pion lain.

"Loh kok?!" tanya Qesya keheranan.

Angga memiringkan senyum. "Oooo ... Achilla anak baik," godanya.

"Besok kakak belikan cokelat," celetuk Kak Raka dengan senyum tipis.

Aku yang excited langsung tepuk tangan, kapan lagi dapat cokelat gratis gara-gara ludo. Darren berdeham, mukanya langsung ditekuk. Entah kenapa Vera menyenggol pinggangku. "Apa?" bisikku.

Belum sempat Vera menjawab, Darren beringsut bangun.

"Aku mau beli camilan lagi, kalian lanjutkan saja dulu."

"Aku ikut!" cetusku sambil bertaut ke bagian bawah jaketnya.

"Gak boleh."

Darren berlalu begitu saja dengan bete, membuat alisku berkerut. Kenapa sih anak itu? Batinku. Tentu saja, aku gak akan diam. Sepanjang jalan, Darren mempercepat langkahnya. Seolah menghindariku.

"Hey, Kapten Patriot! Hey!" teriakku di tengah jalan.

Bukannya menyaut, Darren malah mengangkat tudungnya. "Bocah itu-" gumamku. Hentakan kakiku membelah sunyinya malam. Tubuhku yang tadinya sudah diniatkan mau mager-mageran terpaksa berkeringat lagi. Dengan terengah-engah, kuraih Darren dan menghentikannya.

"Kamu kenapa sih?" tanyaku dengan nada meninggi.

Darren tetap menunduk. Aku menghela napas setelah berhasil mengaturnya. Mencoba meredam ego dan kebingunganku. Aku yakin ada alasan dibalik sikapnya yang tiba-tiba kayak gini. Gak mungkin kan dia tiba-tiba kesurupan setan galau.

Kuturunkan tudungnya, lalu menggenggam kedua tangannya.

"Apa aku ada salah?" tanyaku.

Darren akhirnya membalas tatapanku dalam. Dia menyipit.

"Apa kamu percaya laki-laki dan perempuan bisa berteman tanpa rasa?"

Waduh! Gimana nih temen-temen? Menurut kalian gimana? Apa kalian punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan Darren?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Waduh! Gimana nih temen-temen? Menurut kalian gimana? Apa kalian punya jawaban yang tepat untuk pertanyaan Darren?

Coba ingat-ingat lagi, apa jawaban Raka di part sebelum-sebelumnya:D

KOMEN KALAU KAMU INGAAT!

Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa lagi! *peluk jauh*

MAU EKSTRA PART LAGI?

PRETTY ICY! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang