Seringkali, nilai-nilai moral yang kita yakini-lah yang membuat kita depresi, sekarat, dan terpaksa harus hidup dalam gangguan kejiwaan yang bermasalah. Keyakinan kita terhadap nilai-nilai moral yang terlalu kokoh seringkali menjadi dilema dan bahkan membunuh diri kita sendiri.
Terlalu banyak orang terjebak dalam dilema moral dan gagal meredam gejolak kejiwaannya padahal hanya satu langkah ke depan, semua masalah bisa langsung terselesaikan. Tapi akibat penjara moralitas yang diikatkan oleh keluarga dan masyarakat, seseorang tak berani mengambil langkah berani untuk menstabilkan dirinya sendiri.
Akibatnya, beberapa orang jatuh dalam kekerasan rumah tangga, bunuh diri, pertengkaran kerabat, terjebak dalam minuman keras, dan menjadi pekerja seks kelas atas guna lari dari kehidupan pahit sebagai anak yang tak disayangi keluarga.
Selama ini, banyak sekali orang yang masih terpaku pada nilai moral dan agama padahal ia sudah berada dalam ujung tanduk kehancuran bahkan kematian. Saat tak ada siapa pun yang membantu, terapi yang harus dilakukan adalah sebisa mungkin meredam segala jenis perasaan dan hal-hal yang mengganggu dan mengarah pada depresi yang berkelanjutan.
Jika terapi itu mengarah pada menentang dan melanggar banyak sekali nilai moral masyarkat. Itu bukan jadi soal. Inti dari terapi adalah menyembuhkan diri sendiri atau membuat kita keluar dari rasa sakit yang berkepanjangan. Entah itu berhenti beragama, tak lagi percaya dengan tuhan, meninggalkan orang tua, bersikap kejam terhadap orang yang membuat kita menjadi seperti saat ini, dan bahkan membalas dendam kepada orang yang sangat kita benci dan pernah menyakiti kita.
Apa salahnya kita membuang anak kita yang tak berguna dan hanya menjadi beban psikologis yang berkepanjangan? Untuk apa kita merawat orang tua kita yang sakit, jika selama ini orang tua kita nyaris tak pernah peduli dengan diri kita? Untuk apa bersikap baik kepada tetangga yang selalu menggosipkan kita setiap saat? Untuk apa masih bersikap manis dan mempertahankan pertemanan yang tak layak?
Buat apa menolong kenalan yang kesusahan yang tak pernah membantu kita sama sekali di saat kita juga mengalami hal yang sama?
Mari kita urus diri kita sendiri lebih dulu. Hal-hal lainnya adalah belakangan. Bahkan jika itu manusia yang kita kenal, yang tak membuat kita menjadi lebih berbahagia. Maka, ia hanyalah kasus kesekian yang tak terlalu penting dan bisa kita abaikan begitu saja.
Cara terbaik untuk tak gila lebih lama adalah dengan memutus mata rantai sumber kegilaan itu dengan cepat dan tanpa pandang bulu. Itulah terapi yang ingin aku tunjukkan pada kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI DAN PSIKOTERAPI 3
Non-FictionSERI PSIKOLOGI DAN PSIKOTERAPI lebih mengarah pada pencarian bentuk terapi yang cenderung egois dan mana suka. Jadi, inti dari seri ini, apa pun asalkan bisa membuat kita tenang, bahagia, dan terkurangi beban kejiwaan kita adalah terapi. Psikoterapi...