Akan berlanjut saat ......
Vote : 10 Bintang
Komentar : 15 Komentar
.
.
.
Malam itu Eunha sedang cemas karena waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam, tetapi adiknya yang bernama Hana belum juga pulang sejak pergi ke sekolah tadi pagi.
Ia tak tahu kemana perginya dan tak dikabari apapun oleh adiknya itu. Eunha bahkan tak tahu lagi harus bagaimana, ia sangat mencemaskan keberadaan adik semata wayangnya itu.
Eunha telah memasak makan malam yang iya siapkan untuk adiknya sejak 5 jam yang lalu, tapi kini sudah mulai dingin karena kehadiran adiknya yang sejak tadi Ia tunggu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Setelah sekitar 10 menit akhirnya ada yang mengetok pintu rumahnya, ia yakin bahwa itu adalah adiknya, dengan gerakan cepat dengan sedikit berlari ia melangkahkan kakinya dari ruang makan menuju ke pintu utama, guna membuka pintu.
Kini ia mendapati adiknya yang masih mengenakan seragam Sekolah yang sama seperti tadi pagi namun seolah mengabaikan keberadaan Eunha, hana hanya berjalan lurus menuju kamarnya meninggalkan Eunha yang sedang mengunci pintu.
"Hana kenapa pulang selarut ini ? Dari mana saja sejak pulang sekolah ?" tanya Eunha setelah mendapati Hana yang kini sedang merebahkan dirinya diatas kasur.
Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Eunha memilih untuk mengganti pembicaraan sekarang ini.
"Hana mandi dan bersihkan tubuhmu terlebih dahulu !" tanpa menjawab apapun, Hana melepas Sepatu dan Kaos kaki miliknya, sedangkan Eunha mengambil Piyama untuk Hana kenakan malam ini dan memberikannya pada Hana.
Ia menghembuskan nafasnya pasrah saat hana hanya melewatinya tanpa mengucapkan kata apapun.
"Kapan semua ini akan berakhir ?" tanya Eunha dengan lirih pada dirinya sendiri, bahkan satu tetes air mata juga terjatuh membasahi wajahnya.
Kemudian ia pergi ke ruang makan untuk menghangatkan Nasi goreng Kimchi yang ia buat tadi sore, karena sudah cukup dingin sejak ia menunggu kedatangan adiknya.
Ia paham bila adiknya pasti belum makan sejak tadi pagi, hana hanya menerima dua kali sulapan dari Eunha lalu bergegas ke sekolah karena waktu yang ia miliki tinggal sedikit.
Eunha juga hanya memberikan uang yang pas tanpa lebih untuk Hana naik Bus ke Sekolah, tanpa ada uang untuk makan di Kantin. Ia pastikan bahwa Hana belum makan sama sekali sejak tadi pagi.
Tak terasa sudah sekitar 20 menit sejak adiknya pergi ke kamar mandi Eunha lupa bahwa ia harus memberikan makan malam untuk adiknya karena sibuk melamun.
Kini ia melangkahkan kakinya ke kamar miliknya dan milik adiknya, Ia menghembuskan nafasnya pasrah saat melihat adiknya sudah membaringkan tubuhnya untuk tidur.
Sebenarnya Eunha tak ingin membangunkan adiknya tetapi ia tidak tega apabila harus melihat adiknya itu tidur dalam keadaan perut yang kosong.
"Hana, bagunlah ! Makanlah dulu !" pinta Eunha dengan lembut. Tapi tak ada jawaban dari Hana, Hana hanya membalikkan tubuhnya untuk tidur dengan memunggungi Eunha.
"Makanlah sebentar, Eonnie tak ingin melihatmu sakit !" pinta Eunha lagi.
"Aku mengantuk ! Pergilah !" jawab Hana dengan suara dingin dan tegas. Membuat Eunha sempat tersentak, tapi ia tak menyerah dengan mudah sekalipun harus menerima kata-kata pedas dari adiknya yang sudah sering ia dengar dan terima.
"Makanlah sedikit saja. Ayo bangunlah sebentar !" pinta Eunha lagi tanpa menyerah.
Dengan rasa malas Hana terpaksa bangun dari tidurnya. Eunha tersenyum senang setidaknya Adiknya itu mau mendengarkannya kali ini.
Dengan hati-hati Eunha menyuapi adiknya dan untung saja Hana tak marah seperti biasanya. Ada rasa nyaman saat Eunha mendapati Adiknya dalam keadaan tenang seperti sekarang ini.
Setelah sekitar 8 suapan, Hana langsung menolak suapan Eunha dan mengambil gelas berisi air untuk melarutkan makanan yanga ada diperutnya. Tanpa ada ucapan lain yang keluar dari mulutnya, Hana langsung membaringkan tubuhnya dan bersiap untuk tidur.
Eunha menarik selimut untuk menutupi tubuh Adiknya, agar Hana tidak kedinginan saat tidur nanti.
Kemudian ia membawa makanan dan minuman tadi ke dapur. Eunha memakan makanan Adiknya tadi dengan lahap, jujur Ia sendiri juga lapar karena uang bulanan nya juga sudah mulai menipis, ia tak peduli tapi yang terpenting adalah adiknya makan kemudian baru dirinya yang makan.
Eunha berfikir untuk mencari pekerjaan tambahan agar keuangannya terselamatkan.
Sebenarnya sudah ada beberapa kertas lowongan pekerjaan yang ia kumpulkan sejak tiga harian ini, bagaimanapun juga ia tak ingin hana hidup dalam kekurangan setiap harinya.
Ia merasa bersalah karena adiknya juga harus hidup seperti ini setiap haringa, tak peduli bagaimana sifat Hana padanya.
Tetapi yang terpenting baginya yaitu, selama Hana bahagia dan dalam keadaan sehat Eunha tak akan mempermasalahkan apapun karena ia harus terjaga dan fokus akan beberapa lowongan kerja yang ia kumpulkan dan sudah tertata rapi diatas meja beserta buku jadwal kerja miliknya.
Eunha harus putus sekolah sejak menginjak Kelas 2 SMP, karena tak bisa lagi membayar uang sekolah, walaupun ia Murid beasiswa tapi ia juga membutuhkan waktu untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan adiknya.
Ia tak dapat bekerja di perusahaan yang besar, maupun menjadi seorang Guru seperti impiannya saat kecil. Pendidikannya saja berhenti pada kelas 2 SMP. Jadi sangat sulit baginya untuk mencari pekerjaan yang menghasilkan banyak upah.
Ia hanya mengikuti Part Time dari toko ke Toko menggunakan sepeda Tua yang sebelumnya ia sempat beli dari hasil tabungannya saat kecil. Setelah Part Time berakhir, Eunha akan mencari lagi Lowongan pekerjaan yang sesuai dengan Kriterianya dan tanpa memandang pendidikan. Walau semuanya cukup sulit, namun ternyata ia dapat menjalani semuanya seorang diri.
Jika kebanyakan Perempuan seusianya sudah Kuliah dan bekerja dengan layak, sangat berbeda dengan dirinya yang harus berjuang sebatang kara tanpa ada dukungan dari siapapun. Bahkan ia tak memiliki teman yang begitu dekat dan mengerti keadaannya.
Eunha tak ingin dikasihani oleh siapapun, maka dari itu ia berusaha terlihat baik-baik saja saat tak sengaja bertemu dengan temannya di Restoran, Toko maupun Kafe tempatnya bekerja.
Dia seorang yang pekerja keras seperti Mendiang Ayahnya dulu, sejak Ayahnya meninggal, Ibunya membawa Adik pertamanya yang berusia 3 tahun, pergi entah kemana dan meninggalkan dirinya sendirian dirumah dengan surat yang bertuliskan.
"Jung Eunbi, berjuanglah sendiri. Eomma tidak kuat jika harus menanggung beban dirimu. Eomma akan membawa adikmu dan membesarkannya. Jangan mencari Eomma, Eomma tak akan kembali padamu." hanya seperti itu isi kertas yang ditinggalkan oleh Ibunya saat ia berusia 10 tahun.
.
.
.
Kini Ia memilih untuk menyenduh kopi dan mempersiapkan semuanya dengan baik, hingga pada esok harinya entah diterima atau ditolak saat melamar, yang terpenting Ia harus berusaha sebaik mungkin agar dapat memenuhi semua kebutuhan adiknya.
Tak terasa pada pukul 01.35 Eunha terlelap di meja makan setelah membersihkan seisi rumah, menyiapkan lowongan kerja yang akan diikuti dan menyiapkan semua kebutuhan adiknya sebelum sekolah.
.
.
.
.
Rabu, 3 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
All For You [ WONHA FF ]
Fanfiction[END] Menceritakan perjuangan seorang Kakak yang harus rela putus sekolah demi menyekolahkan Adik semata wayangnya yang sangat ia sayangi. Dia membanting tulang untuk membayar sewa rumah, sekolah adiknya, listrik rumahnya, kebutuhan sehari-hari den...