3. Where ?

247 52 12
                                    


Setelah 16 Komentar dan 15 Vote
Maka cerita ini akan berlanjut ke Episode berikutnya....

.

.

.

.

Sudah sekitar 1 Minggu Eunha tidak tahu lagi harus bagaimana, ia tak mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan Adiknya yang bernama Hana.

Ia bahkan tak bisa melakukan kegiatannya dengan nyaman, entah itu Makan, Tidur maupun saat dirinya pergi bekerja.

Sejujurnya tak hanya kali ini Hana menghilang tanpa alasan, ia sudah sering mengalami situasi seperti ini.

Eunha sendiri paham jika Adiknya akn pulang nantinya, tapi setidaknya ia ingin tahu dimana keberadaan adik semata wayangnya itu berada.

Bahkan Eunha juga tak berani untuk sekedar pergi ke Sekolah Hana, ia sudah berjanji pada Hana agar tidak mencarinya ke Sekolah, entah apa itu alasannya Eunha tetap mengikuti keinginan Hana atau Adiknya itu akan benar-benar pergi dari Rumah, seperti dulu lagi.

.

.

.

.

.

Disisi lain kini Hana terlihat tergesa-gesa untuk segera pulang, keadaannya memang tak dapat dikatakan baik-baik saja. Wajahnya itu terlihat sangat pucat dan tidak sehat.

Tiba-tiba Hana terjatuh karena menabrak seseorang dan membuat barang bawaannya itu terjatuh.

"Omo ! M-mianhe, jongmal Mianhae ! A-apa Eonnie terluka ?" ujar Hana membantu orang tersebut berdiri dan membantu untuk meengemasi buku-buku yang sempat berantakan.

"A-aniya, Eonnie tak apa. Sungguh jangan merasa bersalah, tadi Eonnie yang terburu-buru hingga tak memperhatikan jalan. Terima kasih yaa sudah membantu mengemasi. A-apa kau terluka ?" tanya orang tersebut.

"A-aniya, t-tapi lutut Eonnie berdarah. Apa Eonnie butuh bantuan ? Hana akan mengobati Eonnie. Hana membawa obat didalam tas." ujar Hana merasa bersalah, jujur ini juga kesalahannya.

"Tentu, kita ketaman saja yaa. Lagipula tidak jauh dari sini." ujar Orang tersebut pada Hana, Hana juga membantu orang itu untuk berjalan karena kedua lututnya berdarah dan dapat dipastikan terasa sangat perih.

.

.

.

"Banyak pertanyaan dalam benakku. Dan mengapa ini seperti tidak biasa ?"

"Dia baik dan bertanggung jawab, tapi terlalu tertutup. Ah, mungkin karena aku orang asing, begitu ya ?"

"Dia pasti membutuhkan obat dan surat ini. Tapi aku tak tahu dimana rumahnya. Aku bahkan bingung bagaimana mencari keberadaan gadis itu. Apa aku bisa libur sementara ? Tugas-tugas di Kampus begitu melelahkan bagiku."

.

.

.

.

.

Eunha berlari kencang menuju ke pintu Utama, berharap orang yang mengetuk pintu itu Hana. Begitu ia membuka pintu, ia tak tahu lagi harus bagaimana, perasaan senang, sedih, khawatir, kecewa maupun marah menjadi satu.

Semua itu ia tahan saat mendapati adiknya dalam keadaan pucat yang bahkan seperti tanpa tenaga, bukan hanya kali ini saja, tapi sudah berkali-kali ia mendapati Hana dalam keadaan seperti ini.

All For You [ WONHA FF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang