10. Alone

191 39 1
                                    


Jangan lupa Vote dan Komen

.

.

.

.

Hari-hari berlalu layaknya angin yang berjalan begitu saja tanpa henti. Apa yang selama ini Eunha alami tanpa Adiknya sejujurnya membuat dirinya tidak nyaman, tapi mau bagaimana lagi ? Egonya itu sangat besar, apalagi sejak kejadian dimana perkataan Sora membuatnya berbanding terbalik 180 derajat.

Semalam ia meluangkan waktu untuk menemani Sowon di Apartemen, karena Sowon mengeluh bahwa ia tak terbiasa sendirian, lagipula jarak Apartemennya dan Sahabatnya itu hanya satu lantai saja.

Banyak waktu yang ia habiskan bersama Sowon sejak kemarin, entah itu bepergian maupun bercerita satu sama lain.

Hatinya sempat beberapa kali terusik mengingat perkataan Sowon kemarin malam.

Dimana Hana berada selama ini ?

Dirinya bahkan tak memiliki orang terdekat yang mungkin paham akan sifat Hana, terlebih lagi Sowon juga tak dapat membantunya. Ia sempat bingung, dimana letak kesalahan yang telah diperbuat.

Eunha sebenarnya sudah bangun sejak tadi, hanya saja ia malas untuk bangun, apalagi membuka mata untuk melihat sinar Matahari yang menerobos masuk ke kamar yang mungkin saja dapat membuat kepalanya pusing.

Masih tetap pada posisinya memejamkan mata dan menikmati pelukan Sowon yang sudah seperti Saudaranya itu.

Sungguh ia sangat nyaman, tapi hal ini juga membuatnya kembali mengingat akan Adiknya yang terkadang sakit dan membutuhkan ketenangan dengan memeluknya.

"Una-yaa, aku sangat mengantuk ! Bagun jam 10 saja tidak masalah sepertinya." ujar Sowon sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Eunha.

Sowon tahu Eunha sudah bangun sejak tadi karena merasakan bahwa Eunha hendak melepaskan kedua tangannya yang memeluk pinggang Eunha dengan erat.

"Eonnie, sepertinya kau malah seperti adikku sekarang. Baiklah, bangun pukul 10 tidak masalah juga." ujar Eunha menarik selimut lalu membalas pelukan Sowon.

"Saranghae !" tiba-tiba saja Sowon meninggalkan kecupan singkat pada pipi kanan Eunha, membuat jantungnya berdebar tak karuan, ya, walaupun sudah sering Sowon melakukan hal ini padanya.

Tetapi bagi Eunha tetap saja, ini adalah serangan dadakan yang membuat jantungnya bersenam ria walau hari masih pagi.

Eunha mengabaikan wajahnya yang sudah merona dan memilih untuk memejamkan matanya, ia juga masih mengantuk sepertinya.

.

.

.

.

"Eonnie haha, wajahmu sangat lucu !" tawa Eunha setelah ia mencolekkan Krim pada wajah Sowon yang kini sedang menghias Cupcake.

"Aiss kau ini ! Tunggu saja pembalasanku !" balas Sowon dengan seringai kecil dari bibirnya, membiarkan Eunha bebas sementara ini.

"Eonnie ada berapa biji semua ini ?" tanya Eunha melihat Cup Cake yang terlihat selesai dihias.

"Semuanya ada 20 biji, heum banyak juga."

"Aku akan makan 2 saja nanti." ujar Eunha

"Kau bahkan hanya menghias 2 kue saja huh !" ejek Sowon karena melihat Eunha yang cukup menganggur saja sejak tadi.

"Makan lebih enak daripada susah membuatnya Eonnie !"

"Kalau makan lebih enak, kenapa kita harus repot-repot membuat kue ? Bukankah kita bisa memesannya saja ?" tanya Sowon yang merasa bahwa ia terbodohi oleh Eunha.

All For You [ WONHA FF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang