- Bandung, 09 November 2020
Seorang gadis cantik dengan ripped jeans dan kaos putih, kini dia sedang berbelanja di pusat pembelanjaan yang terkenal di Kota Bandung. Sedari tadi, dia terus saja memilih baju-baju yang akan dia beli untuk acara besok di sekolahnya.
Setelah sekian lama, akhirnya gadis itu pun menemukan style bajunya yang menurutnya cocok jika dipakai di tubuh body goalsnya.
Sambil menunggu antrian di kasir yang lumayan panjang, mata sipit milik gadis itu menatap seluruh isi mall-nya. Di sana terlihat para turis-turis yang sedang berkunjung di tempat tersebut.
Gadis itu tersenyum. Pantas saja jika Kota Bandung banyak dikunjungi oleh para turis. Selain Kotanya yang bersih dan indah, Kota Bandung pun memiliki beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi. Tataan kotanya begitu memanjakan mata. Dinginnya udara, hijaunya pepohonan menjadi daya tarik tersendiri.
"Can you take a photo for us?" Sedang asik-asiknya dia melihat orang yang berlalu lalang, tiba-tiba seorang turis datang menghampirinya.
"Of course," balas gadis itu sambil mengambil kamera yang diberikan turis itu.
Gadis itu pun mulia memposisikan kameranya. Sementara turis itu, langsung berfose dengan gaya khasnya.
"The photos are very well taken,"ucap orang turis itu setelah melihat hasil jepretannya.
"Is it true?" tanya gadis itu.
"Yes." Turis itu tersenyum. "What’s your name?" tanyanya.
"My name Zelin Fazraini Arsa. You can call Zel. And you? What is your name?” jawab Zelin sekaligus bertanya.
"My name is Jason. You can call Jas.”
"Nice to meet you," ucap Zelin.
"Nice to meet you too," balasan Jason.
Setelah itu, Zelin terfokus pada satu titik di mana seorang pria yang sedang tertawa bersama keempat orang pria dan satu orang wanita yang kini bersandar di bahu pria itu.
"He is mine," tekad Zelin sambil menatap mereka dingin.
Tiba-tiba dada Zelin terasa sesak. Dia cemburu melihat perempuan itu bersender di bahu pria itu. Zelin mengepalkan kedua tangannya. Lalu dengan langkah tergesa-gesa, dia pun langsung menghampiri orang itu.
Tanpa aba-aba, Zelin pun langsung menarik kasar tangan milik pria itu. Membuat orang-orang yang ada di sana terkejut apa yang telah dia perbuat.
"Woy itu temen gue mau dibawa ke mana?!"
"Bian. Kamu mau ke mana?!"
"Temen gue diculik. Tolong!!!"
"Tolongin Bian. Dia diculik tante-tante!"
"Woy. Lo mau ke mana?!"
Zelin terus saja menarik tangan pria itu hingga sampai di suatu tempat yang sangat sepi dan kotor yang Zelin yakini bahwa ini adalah gudang.
Pria itu menyentak tangan Zelin kasar.
"Maksud lo apa, narik tangan gue hah?!" teriaknya.
Zelin bersedekap di atas dada sambil tersenyum manis ke arahnya.
"Rafy Abian Devra."
Pria itu terkejut saat mendengarkan namanya disebut. "Tahu dari mana lo nama gue?" tanyanya.
Zelin pun melangkah ke depan mendekati Abian dengan tatapan yang sulit diartikan. Abian yang melihat Zelin mendekat, dia pun langsung memundurkan langkahnya hingga dia menabrak tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Girlfriend
Teen Fiction"Kok telat balasnya?" "Kamu 'kan kirimnya jam 16.12, aku balas jam 16.14." "Terus kamu kamu ngapain di jam 16.13?" --- "Lagi dimana Bi?" "Di Alfamaret." "Kasirnya cewek atau cowok?" "Cewek." "Mundur. Tunggu aku di sana." "Lah, kamu mau ngapain...